#senyum_sikembar
.
Suka Duka Bersaudara Kembar Part 2
.
Oleh: Yumna Umm Nusaybah
(Member Revowriter London)
.
"Ayo, DM kesini semua...visite bedside" ujar dokter senior kami.
.
Visite pun di mulai dari bangsal pasien laki-laki di instalasi Rawat Inap Paru lantai 2.
.
Setelah visite selesai, semua DM mengambil tempat duduk sendiri sendiri. Membaca dan mempelajari status (rekam medis) pasien yang dialokasikan untuk mereka masing masing.
.
Aku pun demikian. Setelah selesai tugas pagi, aku lanjutkan istirahat makan siang dan sholat. Sebelum makan, aku mencuci tangan di wastafel bangsal laki-laki. Saat cuci tangan, tiba tiba...
"Krak...Byuur!" Kran patah dan lepas dari tempatnya. Air memancar deras kesana kemari. Sambil panik aku coba betulkan. Pasien yang duduk di sebelah tempat cuci tangan nampak memperhatikan.
.
Aku kuatkan putaran sekrupnya. Phew. Akhirnya buncahan air bisa aku hentikan.
Puas dengan hasil kerjaku. Aku pergi meninggalkan bangsal untuk cari makan siang.
.
Keesokan harinya.
.
Saudara kembarku mendahuluiku memasuki bangsal yang sama. Kudengar dari balik dinding seorang pasien memanggil manggil,
"Susteer...Susteer...ini loh DMnyaa. Sus...cepat kesini."
Si Mbak DM (alias saudara kembarku) 😜menengok disekelilingnya sembari bingung dengan teriakan pasien yang menunjuk ke dia.
.
Dari jauh nampak seorang suster berlari dengan tergopoh gopoh. Dengan nada marah berujar,
.
"Ooh jadi ini tho DM yang ngrusak kran wastafel di bangsal pria! Hayo ngaku saja! Pasien ini yang jadi saksinya. Bapaknya bilang ada DM yang kemarin cuci tangan lalu krannya rusak, air lari kemana mana dan dia enak ngacir aja."
.
Pucat pasi Mbak DM dibuatnya. Dia cuma bilang, "Maaf Sus...kayaknya salah orang. Saya nggak merusak kran di bangsal ini."
.
Si pasien pria tetap ngotot, "Bener Sus...ya ini DM yang saya lihat kemarin."
.
Suster ikut nimpalin, "Hallah! Alesan! Kalau sudah berbuat salah tuh mbokya ngaku! Nggak usah mencoba membela diri."
.
"Beneran Sus...mungkin kembaran saya yang kemarin mematahkan krannya" Mba DM berusaha menjelaskan.
.
Dari balik pintu aku merasa bersalah karena kembaranku jadi korban kecerobohanku. Rasanya ingin sekali berdiri menghadap sang suster dan mengakui kesalahan. Eh tapi kok nggak ada nyali sama sekali.
.
Akhirnya, kuputuskan untuk tetap sembunyi 😅. And the rest is a history.
.
Ibrah.
.
1. Kalau berbuat salah, mengaku sajalah. Karena akan ada orang lain yang menjadi korbannya. Jangan contoh diriku ya 🙂
.
2. Kadang berkata jujur memang beresiko (minimal kena marah) tapi sepahit apapun, harus berani. Jangan jadi pecundang (kayak diriku Hihi). Plus wastafelnya kan jadi bisa diperbaiki dan bisa dipakai kembali.
.
3. Untuk para suster di Rumah sakit, please deh! Jangan garang dan kejam sama DM. Mereka juga manusia yang takut kalau dimarahi.
.
4. Biasakan untuk tidak "reaksioner alias marah" jika ada kesalahan yang tak disengaja. Ciptakan suasana yang mendorong agar kejujuran dijunjung tinggi.
.
5. Semoga Allah ﷻ mengampuniku
.
London, 8 Januari 2020
.
#OPEy2020bersamaRevowriter
#Revowriter
#KompakNulis
#KisahDariInggris
#GeMesDa
#OnePostEveryday
#MutiaraUmmat
#GoresanYumna
Comments