#goresanyumna
.
Curhat Penulis Amatiran
.
Oleh: Yumna Umm Nusaybah
(Member Revowriter London)
.
Ini tulisan terakhir untuk program OPEy Revowriter 2020. Rasanya lega! Setelah menulis 30 hari tanpa jeda. Menulis apa saja yang menyesak di benak dan di dada. Ditambah dengan kobaran semangat dari para pejuang pena lainnya. Dukungan teman-teman lama di dunia nyata. Sekaligus teman baru di dunia maya yang begitu mempesona.
.
.
Seperti sebuah quote, “Life is a circle, The end of one journey is the beginning of the next.” Hidup itu seperti sebuah lingkaran. Ketika fase kehidupan satu berakhir maka sebenarnya fase berikutnya di mulai. Fase jomblo berakhir maka mulailah fase kehidupan berumah tangga. Fase bulan madu berakhir, maka fase sibuk dimulai (mengutip materi KISS nya cikgu Asri Supatmiati). Fase dunia berakhir maka mulailah fase alam barzakh dan berlanjut ke fase akherat. Dimana surga atau neraka yang menjadi konsekuensinya. OPEy memang telah berakhir tapi ini adalah awal dari perjalanan berikutnya. Apapun itu, yang jelas OPEy menjadi batu lompatan bagiku di dunia kepenulisan.
.
Layaknya sebuah perjalanan. Sangat senang tentunya ketika kita sampai pada sebuah tujuan. Pulang kampung ke Indonesia contohnya. Meskipun kita transit di airport megah. Dubai. Doha. Changi di Singapura. Tentu tetap saja tidak sama rasanya ketika sudah mendarat di airport terakhir tujuan kita. Tak peduli apakah airportnya kecil. Tak banyak orang. Tak ada gegap gempita. Tapi disitulah hati kita tertambat. Karena keluarga tercinta sudah menunggu di depan pintu kedatangan. Ada rasa lega kembali ke kampung halaman.
.
Demikianlah apa yang aku rasakan. Ada rasa lega menyelesaikannya. Meski di hari-hari terakhir terasa sekali lelahnya. Terasa ada kemacetan ide. Tak tahu bagaimana mengolah sudut pandangnya. Kehabisan kata. Untungnya, sedikitpun tak ada niat untuk berhenti. Ada dorongan untuk terus maju meski harus dengan merangkak. Entah dari mana datangnya semangat itu.
.
Ada banyak pelajaran bagiku pribadi dari OPEy 2020 ini. Bagaimana aku harus mengatur waktu duduk dan menuliskan ide yang bertebaran. Di sela-sela kesibukan mengurus rumah, suami dan anak, volunteer di sekolah mereka, meng-koordinasi dan memberi kajian dwimingguan di tiga tempat, menyediakan waktu untuk keluarga di Indonesia dan teman keseharian. Padat memang! Namun kadang kita lupa jika waktu itu juga hadiah dari Sang Maha Rahman. Jika Allah ﷻ bisa membekukan waktu untuk para Ashabul Kahfi. Maka sangat mudah pula bagiNya untuk memperpanjang waktu 24 jam menjadi puluhan jam untuk kita. Walhasil, aktivitas yang padat, bisa kita selesaikan dalam sekejap. Tak terasa berat. Bahkan masih ada sisa waktu untuk berbuat kebaikan lainnya. Itulah yang disebut BARAKAH. Sebuah nilai tambah.
.
Tentunya barakah waktu tidak diberikan oleh Allah ﷻ secara cuma cuma. Kisah Ashabul Kahfi yang begitu melegenda bahkan Allah ﷻ mengabadikannya melalui firmanNya bukan tanpa sebab.
.
.
نَّحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ نَبَأَهُم بِالْحَقِّۚ إِنَّهُمْ فِتْيَةٌ آمَنُوا بِرَبِّهِمْ وَزِدْنَاهُمْ هُدًى ﴿١٣
.
“Kami ceritakan kepadamu (wahai Muhammad) perihal mereka dengan benar; Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka dan Kami tambahkan kepada mereka hidayah petunjuk.” (Surah Al-Kahfi; Ayat 13)
.
.
وَإِذِ اعْتَزَلْتُمُوهُمْ وَمَا يَعْبُدُونَ إِلَّا اللَّـهَ فَأْوُوا إِلَى الْكَهْفِ يَنشُرْ لَكُمْ رَبُّكُم مِّن رَّحْمَتِهِ وَيُهَيِّئْ لَكُم مِّنْ أَمْرِكُم مِّرْفَقًا ﴿١٦
.
“Dan oleh kerana kamu telah mengasingkan diri dari mereka dan dari apa yang mereka sembah selain Allah سبحانه وتعالى, maka pergilah kamu berlindung di gua itu, supaya Tuhan kamu melimpahkan dari rahmat-Nya kepada kamu dan menyediakan kemudahan-kemudahan untuk menjayakan urusan kamu dengan memberi bantuan yang berguna.” (Surah Al-Kahfi; Ayat 16)
.
.
وَلَبِثُوا فِي كَهْفِهِمْ ثَلَاثَ مِائَةٍ سِنِينَ وَازْدَادُوا تِسْعًا ﴿٢٥
.
“Dan mereka telah tinggal tidur dalam gua mereka selama tiga ratus tahun dan hendaklah kamu tambah sembilan tahun lagi (yakni menjadi 309 tahun).” (Surah Al-Kahfi; Ayat 25)
.
Allah ﷻ memilih mereka karena ketaatannya. Karena keberanian mereka menentang norma keliru di tengah masyarakat kala itu. Berani tampil beda apapun konsekuensinya. Jika kita ingin Allah ﷻ mengaruniakan barakah waktu dan usaha. Ikuti saja contoh mulia dari para penghuni gua.
.
30 hari terakhir, aku membuktikan. Bahwa Allah akan selalu mengerahkan bala bantuan untuk HambaNya. Yang mau berazam kuat, bertekad bulat dan Istiqomah dalam menyebar kebaikan. Bala bantuan itu bisa berupa dorongan teman. Ide menulis dari saudara kembar. Waktu yang tersedia. Ujian sakit yang membuatku bed rest dan malah bisa fokus menulis karena tak bisa kemana mana. Sampai dengan bertambahnya kecepatan benak dan jari merangkai kata. Kadang tulisan bisa selesai dalam sekali duduk. Kadang harus sepuluh kali buka tutup aplikasi note. Belum lagi ada proses meng-edit dan membaca berulang-ulang. Butuh dedikasi dan kesabaran. Namanya juga belajar. Ibarat pertarungan, diri ini sudah babak belur 😛. Karenanya, sepertinya butuh waktu untuk ‘unwind’. Relaks setelah perjalanan panjang. Menikmati kesendirian. Mengisi kembali amunisi. Memenuhi kembali bejana dengan air yang siap untuk dituang lagi.
.
Menjaring jariyah lewat aksara. Adalah motto Mba Hasni Tagili. Itulah yang juga aku inginkan. Karenanya, aku berharap apapun yang tertulis di 30 hari terakhir akan bisa menjadi kenangan. Bukti di akherat kelak. Hujjah di hadapan Allah ﷻ bahwa aku pernah mencoba. Semoga ada barakah di dalamnya. Kebaikan yang mengalir hingga raga tak lagi bersatu dengan nyawa.
.
Teruntuk yang sudah setia...yang selalu meninggalkan jejak. Yang sekedar nge-like. Yang dengan baik hati berbagi. Maupun yang menjadi silent readers. Kuingin sampaikan,
.
جزاك الله خيراً كثيراً
.
Dan terima kasih dari lubuk hati paling dalam. Terimakasih sudah membersamai.
Selamat berjuang dan salam sayang!
.
London, 30 Januari 2020
#OPEy2020bersamaRevowriter
#Revowriter
#KompakNulis
#GeMesDa
#OnePostEveryday
#MutiaraUmmat
Comments