Skip to main content

Debat Jilbab/Hijab: Sebuah Pembodohan

#OPEy2020Day23

#GoresanYumna

.

Debat Jilbab/Hijab: Sebuah Pembodohan

.

Oleh: Yumna Umm Nusaybah

(Member Revowriter London)

.

.

WARNING: Nada tulisan ini diluar kebiasaan. It’s written when my emotion is running high so beware! 

.

.

Debat seputar pernyataan kontroversi ‘jilbab nggak wajib’memenuhi beranda FBku. Terutama dari pejuang pena Revowriter. Akhirnya aku meluncur ke YouTube untuk mendengar sendiri uraiannya. Jujur, aku berharap ada dalil-dalil yang di ajukan yang membuat benakku sedikit berfikir. Eh ternyata hanya klaim klaim semacam, “para imam-imam besar banyak kok yang ga sepakat dengan itu”, (itu yang dimaksud disini bahwa yang nggak memakai hijab berarti bermaksiyat). Imam siapa? Yang mana? Kapan? Entahlah! 

.

.

Atau yang menarik sang anak bilang, “saya memang tidak berhijab, dan saya tidak ingin menjelaskan alasannya karena masyarakat belum siap”

.

.

Belum siap apa? Belum siap mendengar ide aneh yang memang tidak pernah ada dasarnya?

.

.

Saat syari’ah di acak-acak oleh orang yang dianggap tokoh. Saat itulah aku marah. Berikut poin yang bikin aku nyesek:

.

.

1. Manusia sudah merancang wisata ruang angkasa kok ya masih ada debat beginian? 

.

Kurang jelaskah Quran surah An Nur:31 dan Al Ahzab: 59? Jujur aku marah. Sungguh ini seperti penghinaan terhadap kecerdasan kami para muslimah. Seolah olah apa yang kami lakukan tidak melalui proses panjang. Seolah kami tidak melalui proses berfikir dan pencarian dalil. Seolah kami tidak berjuang keras menundukkan hawa nafsu untuk menutup aurat sesuai syariat. Sekalipun panas, hujan, petir menghadang, kami tetap setia memakainya. Semua demi ketaatan kepada Rabb kami. Karena memang demikian tuntutan yang Dia gariskan.

.

.

2. Kalau hanya sekedar ingin menjustifikasi hawa nafsu. Ga perlu lah bawa-bawa tafsir Al Quran. Ga perlu juga mengatasnamakan ulama. Sampaikan saja bahwa ini pandangan kaum liberal. Yang sudah sejak abad 18an di godhok dan dijajakan. Supaya tanpa sadar kaum muslimin jauh dari Al Quran. Kami para muslimah tahu sejarah. Kami tahu siapa Jamaludin Al Afghani dan siapa Muhammad Abduh. Kami tahu kapan upaya reformasi ajaran Islam dimulai. Apa penyebab kaum muslimin tidak lagi mengerti makna mujtahid, Ijtihad, ilat syar’i dan semua landasan ijtihad. Jadi nggak perlu meracuni kami dengan pemikiran yang sudah jelas kami buktikan salah!

.

.

3. Ironis sekali. Kami para muslimah yang di Inggris memperjuangkan hak-hak kami untuk bisa berjilbab dan berkerudung. Di negeri muslim justru di kebiri. Lebih aneh lagi, negara Inggris malah mengakomodasi. Sebagai bukti. Dua sekolah SMP SMA khusus perempuan tak jauh dari rumahku membuat jilbab dan hijab sebagai salah satu pilihan seragam formal! Tentunya ini diperoleh dari perjuangan dari muslim di lokaliti. Mereka bangga dengan identitas keislamannya. Bukan..ini bukan mendewakan negara barat. Sekedar membuka fakta bahwa ‘jualan receh’ -semacam jilbab dan hijab nggak wajib-sudah basi! Argumennya udah naik level Bro! 

.

.

4. Bagi para netijen dan pemirsah. Perlu di ingat bahwa seorang tokoh juga manusia. Yang terjaga hanya Rasulullah ï·º yang mulia. Jika ingin tahu penafsiran yang benar. Ikuti petunjuk sahabat beliau ï·º karena mereka bukan generasi sembarangan.  

.

Dalam kitab Shahîhain, al-Bukhâri dan Muslim diriwayatkan dari hadits ‘Abdullah bin Mas’ûd Radhiyallahu anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

.

‎Ø®َÙŠْرُ النَّاسِ Ù‚َرْÙ†ِÙŠ Ø«ُÙ…َّ الَّØ°ِينَ ÙŠَÙ„ُونَÙ‡ُÙ…ْ Ø«ُÙ…َّ الَّØ°ِينَ ÙŠَÙ„ُونَÙ‡ُÙ…ْ Ø«ُÙ…َّ ÙŠَجِيءُ Ù‚َÙˆْÙ…ٌ تَسْبِÙ‚ُ Ø´َÙ‡َادَØ©ُ Ø£َØ­َدِÙ‡ِÙ…ْ ÙŠَÙ…ِينَÙ‡ُ ÙˆَÙŠَÙ…ِينُÙ‡ُ Ø´َÙ‡َادَتَÙ‡ُ

.

Sebaik-baik manusia ialah pada zamanku, kemudian zaman berikutnya, dan kemudian zaman berikutnya. Lalu akan datang suatu kaum yang persaksiannya mendahului sumpah, dan sumpahnya mendahului persaksian

.

.

5. Kalau ada isteri, anak, cucu tokoh agama tidak berhijab. Itu bukanlah dalil syara’ yang menjustifikasi kebolehan membuka aurat. Mereka layaknya muslim lain yang masih berproses. Bener kata Ustad Felix. Kalau nggak berhijab itu pilihan. Tapi mengatakan hijab tidak wajib itu sebuah kelancangan.

.

.

6. Ingat nasehat bijak: you are what you read. Bacalah hal yang menggugah ketaatan. Bacalah hal yang membangkitkan pemikiran. Bacalah dengan memakai kacamata kebenaran. Jujur pada sendiri, “saya memang belum siap berhijab. InsyaAllah suatu saat.” Hal ini jauh lebih terhormat! Daripada berkoar-koar membantu menjadi corong Islam liberal. Padahal yang dinginkan hanya hanya viral, dianggap modern, dianggap ‘intelek’. Dianggap ikut perkembangan jaman.

.

Rant Over!

.

Salam hangat dari London yang lagi dingin.

.

Jika ada yang tersinggung namun membenarkan Alhamdulillah

.

Jika ada yang tersinggung dan ingin berdebat. Silahkan. 

.

London, 23 Januari 2020

.

#OPEy2020bersamaRevowriter

#Revowriter

#KompakNulis

#GeMesDa

#OnePostEveryday

#MutiaraUmmat

#goresanyumna

Comments

Popular posts from this blog

my Special Student

Seneng...happy lega dan terharu...itulah yang aku rasakan ketika murid 'istimewaku' menyelesaikan Iqra jilid 6 minggu yang lalu...percaya atau nggak aku menitikkan airmata dan menangis sesenggukan dihadapan dia, ibu dan kakak perempuannya....yah...airmata bahagia karena dia yang setahun yang lalu tidak tahu sama sekali huruf hijaiyah kini bisa membaca Al Quran meski masih pelan dan terbata bata...tapi makhrojul hurufnya bagus, ghunnahnya ada, bacaan Mad-nya benar....dan aku bayangkan jika seterusnya dia membaca Quran dan mungkin mengajarkannya kepada orang lain maka inshaAllah akan banyak pahala berlipat ganda... Namanya Tasfiyah ...seorang gadis cilik bangladeshi berusia 6 tahun saat pertama kali aku bertemu dengannya....Ibunya sengaja mengundangku datang ke rumah nya karena memang tasfi tidak suka dan tidak mau pergi ke masjid kenapa? karena sangat melelahkan...bayangkan aja 2 jam di setiap hari sepulang sekolah, belum lagi belajar bersama dengan 30 orang murid didampingi 1

Tuk Semua Ibu-Ibu

At 05 July, 2006 , Mother of Abdullaah said… Whaa kalo aku pribadi, emaknya sendiri musti banyak belajar.. kira2 kalo ngimpi punya anak hafidzah 'layak' gak ya :D At 05 July, 2006 , Inaya Salisya said… Wah subhanalloh ya.. Ina juga pengen mbak, tapi ga ada do it hehe... ummu Aqilla terharuuu...terharu biru...jadi semangat nyiapin anak jd hafidz nhafidzah. jazakillahkhoir, ukh! Atas dasar 3 komen diatas akhirnya aku tertarik untuk ngasih komentar tentang cita cita punya anak hazidz/hafidzah...dimanapun seorang ibu pasti ingin anak2nya menjadi anak yang sholeh dan sholehah...hanya mungkin gambaran masing2 ibu berbeda dan derajat kesholehan yang mereka gambarkan dan inginkan juga pasti berbeda satu sama lain.....namun terlepas dari itu semua, setiap ibu muslimah pasti sangat bahagia dan bangga jika punya anak2 yang bisa menjadi penghapal Quran alias hafidz...kenapa ? karena sekian banyak pahala yang bakal dapat diraih dari sang Ortu dan juga sang anak..hanya saja cita2 y

Kisah sedih seorang dokter

Al kisah ada seorang teman laki laki yang pernah bersekolah dengan suami waktu jaman SMP dan SMA. Sebut saja namanya Amr, Amr datang dari keluarga miskin bahkan bisa dibilang sangat miskin, dia dirawat oleh bibinya yang juga kekurangan. Tidak jarang Amr harus menahan lapar ketika berangkat sekolah. Namun semangatnya yang tinggi mengalahkan rasa laparnya....hari berganti hari, Amr melanjutkan sekolah ke SMP, disitulah Amr bertemu dengan suamiku, hampir tiap hari mereka berbagi makanan bersama, subhanAllah...meski demikian, bisa dibilang Amr sangat cerdas dan pekerja keras, hal ini terbukti dengan prestasi sekolah yang patut bibnya banggakan. Di SMP itu ada sekitar 12 kelas dan masing masing kelas ada sekitar 70 siswa.....diantara ratusan siswa Amr selalu menjadi juara 1, sampai sampai dia diberi kebolehan naik kelas berikutnya hanya dalam waktu 6 bulan, walhasil dalam setahun dia naik kelas 2 kali dan setiap naik kelas dia selalu menjadi TOP STUDENT! Ketika masuk SMA, hal yang sam