Skip to main content

Menjadi Muslim Yang Proaktif

#OPEy2020Day27

#Motivasi_Part8

.

Menjadi Muslim Yang Proaktif

.

Oleh: Yumna Umm Nusaybah

(Member Revowriter London)

.

Dalam sebuah quote George Bernard Shaw mengatakan, “The world has three kinds of people: those who make things happen, those who watch what happens, and those who wonder what happened”

.

Di dunia ini ada tiga jenis orang. Mereka yang membuat sesuatu terjadi, mereka yang melihat apa yang terjadi dan mereka yang bertanya tanya apa yang telah terjadi.

.

Quote ini membuatku bertanya. Termasuk golongan manakah aku? 

Apakah aku termasuk orang yang hanya duduk dan melihat segala apa yang sedang terjadi di dunia ini tanpa berefek apa-apa. 

Apakah aku hanya tahu berita namun tak pernah bertanya apa yang bisa aku lakukan untuk membantu orang yang sedang kesulitan? 

Atau aku termasuk dalam kategori terakhir yang bahkan tak tahu apa yang sedang terjadi. Cuek bebek. Yang penting aku dan keluarga bisa makan, kerja, berlibur dan kumpul-kumpul dengan mereka yang senada seirama.

.

Sungguh wajar jika Surga itu punya tingkatan. Sangat masuk akal dan adil jika Allah ﷻ akan menghitung setiap amal. Bisa dimengerti jika orang yang berada di garda terdepan, yang selalu siap berkorban, yang menjadi pioneer/ perintis/ pelopor, akan menghadapi banyak kesulitan. Bahkan harus menerjang banyak rintangan demi generasi mendatang. Mereka inilah golongan istimewa. Wajar jika Allah ﷻ begitu memuji golongan pertama. 

.

‎{ وَالسَّابِقُونَ الأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالأَنصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ} (التوبة: 100)

.

“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar. (QS At-Taubah: 100)

.

.

Menilik contoh dari para kaum Ansar, sudah cukup memberikan kita gambaran. Apa yang membuat Allah ﷻ ridha kepada mereka? Kenapa posisi mereka di angkat sedemikian rupa? Padahal dulunya mereka bukanlah apa-apa. Mereka pun membersamai Rasulullah ﷺ tidak dari awal Surah Al ‘Alaq diturunkan. Mereka menyatakan kesetiaannya setahun setelah Mus’ab bin Umair menjalankan tugasnya. Justru kaum Quraisy yang pertama mendengar ayat Iqra’ diturunkan. Mereka malah kehilangan kesempatan untuk diagungkan. Kenapa? Karena mereka malah menentang. Menjadi penghalang dan musuh besar Islam. 

.

Darinya bisa dipetik pelajaran. Lamanya seseorang ber-Islam bukan jaminan. Banyak mualaf yang justru berdiri di garda terdepan. Di Indonesia ada Ustad Felix Siauw dan Ibu Irenne Handono. Di Inggris ada sebuah organisasi yang dikelola oleh para muallaf. Namanya IERA. Banyak juga inisiatif muslimah Inggris yang mengawal para wanita untuk terus berkarya. Coba tengok Naima Robert, Aliyah Umm Raihan, Lauren Booth dan Yvonne Ridley. Mereka adalah wanita keturunan Inggris yang memilih Islam. Kemudian mengabdikan sebagian besar waktunya untuk menyuarakan Islam. 

.

.

Setiap orang di dunia ini memiliki waktu yang sama. 24 jam sehari semalam! Tak kurang tak lebih. Tapi ternyata ada perbedaan perolehan di akherat. Semua bergantung pada kontribusi dan kegiatannya di dunia. Tak apa lah kita sibuk dengan pekerjaan, anak, dan keluarga besar. Tapi perlu kiranya kita bertanya, apa nilai tambah yang membedakan saya dari manusia lainnya? Katanya ingin surga? Katanya ingin hidup bersama Rasulullah ﷺ di Surga? Sudah saatnya sebagai seorang muslim kita berfikir jauh ke depan. Berfikir untuk generasi yang akan datang. Berfikir apa yang nanti kita tinggalkan. Apa yang akan kita wariskan? Jariyah apa yang bisa kita andalkan? Karena jika bukan kita yang memikirkannya? Lalu siapa? 

.

Bagaimana prosesnya??

.

.

1. Mulai dengan melihat kondisi diri. 

.

Apa kelebihan dan kekurangan kita? Apa permasalahan utama yang membuat kita ogah-ogahan bergerak? Apakah kemalasan? Apakah cobaan dunia yang bertubi-tubi? Apakah cara pandang kita tentang kehidupan? Apakah kita masih sibuk mengejar segala keinginan yang bukan kebutuhan? Atau karena kita dikelilingi oleh orang-orang yang tidak inspiratif? Teman yang cuma ngajak hura-hura? Atau sosialita yang cuma sibuk belanja dan update barang branded? 

.

.

2. Pahami duduk permasalahan

.

Setiap orang pasti akan punya masalah. Tidak ada manusia yang bangun pagi tanpa ada masalah. Mau masak apa? Itu masalah! Mau nikah sama siapa? Lebih masalah lagi. Mau makan tapi kok tak ada uang? Mau kerja kok

Tak ada tawaran. Sudah mencari tapi belum mendapatkan. Masalah ini adalah masalah pribadi. Belum lagi ada masalah anak, keluarga dan lingkungan sekolah yang makin menjadi jadi. Termasuk masalah politik, plastik, sampah, corona virus, kanker, kemiskinan, kehancuran generasi dan juga keterpurukan. Silahkan diskusi dengan orang-orang pintar di sekitar kita. Coba pikirkan dan cari apa sumber persoalannya. Dari situ mulai merancang peran kita untuk membantu menyelesaikannya. 

.

.

3. Cari solusi

.

Ada sebuah ungkapan, ‘seseorang yang tahu bahwa dia punya masalah maka dia sudah separuh jalan dalam menyelesaikan’. Separuhnya lagi adalah aksi kita. Masalah di dunia ini ada di berbagai lapisan. Individu, masyarakat, negara dan dunia. Tentu saja solusi harus diberikan sesuai porsi. Solusi pun harus mampu menuntaskan masalah di setiap lapisan. Kalau masalahnya sekedar lapar. Tentu solusinya sederhana, yakni makan. Namun masalah berikutnya, gimana mendapatkan makanan yang halalan tayyiban? Jika ada tetangga yang kelaparan, tentu dengan senang hati kita membantunya. Namun jika jutaan orang di Yaman kelaparan. Bagaimana kita yang seorang bisa membantu menuntaskan segalanya? Jawaban permasalahan ini semakin kompleks dan penyelesaiannya pun tidak gampang dengan sekedar makan. 

.

.

4. Mulai bergerak meski sambil belajar

.

Ada tiga macam orang berdasar pada keaktifannya.

.

- Orang yang inaktif. Alias nggak aktif sama sekali. Nggak bergerak karena seribu satu alasan. Selalu ada saja yang menjadi penghalang. Padahal sebenarnya hanya ketidakmauan untuk berjuang.

.

- Orang yang aktif tapi musiman. Jika hidup lurus lurus saja. Dia akan kelihatan. Jika hidup mulai sedikit susah, dia akan tenggelam. Semangatnya pun tergantung lingkungan. Jika dapat banyak pujian dia akan bergerak. Jika dapat kritisi atau orang mendiamkan. Dia berhenti. Orang seperti juga cenderung hanya mau memberikan ‘sisa’ waktunya untuk sebuah perjuangan.

.

- Orang yang menjadi pusar dari sebuah perjuangan. Selalu ada di garis depan. Tidak perlu ada instruksi. Mereka terus melaju penuh keikhlasan. Pujian dan cacian tidak menjadi acuan keaktifan. Waktu yang mereka berikan pun bukan sisa-sisa. Karena mereka telah bisa melihat dengan jelas harga yang Allah bayar untuk jiwa dan raganya. Yakni Surga

.

إِنَّ اللَّهَ اشْتَرَى مِنَ الْمُؤْمِنِينَ أَنْفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ بِأَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَيَقْتُلُونَ وَيُقْتَلُونَ وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا فِي التَّوْرَاةِ وَالْإِنْجِيلِ وَالْقُرْآنِ وَمَنْ أَوْفَى بِعَهْدِهِ مِنَ اللَّهِ فَاسْتَبْشِرُوا بِبَيْعِكُمُ الَّذِي بَايَعْتُمْ بِهِ وَذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

.

"Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Qur'an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar." (QS. Al-Taubah: 111)

.

Tulisan ini memang sedikit menampar. Mohon maaf jika tidak berkenan. Namun sesungguhnya diriku-lah yang paling membutuhkan peringatan. Semoga Allah ﷻ menjaga semangat kita. Dan mengijinkan kita untuk selalu ada di garis depan membela-Nya.

.

‎اللهمّ امين يا ربّ العالمين

.

London, 27 Januari 2020

.

#OPEy2020bersamaRevowriter

#Revowriter

#KompakNulis

#GeMesDa

#OnePostEveryday

#MutiaraUmmat

#goresanyumna

Comments

Popular posts from this blog

my Special Student

Seneng...happy lega dan terharu...itulah yang aku rasakan ketika murid 'istimewaku' menyelesaikan Iqra jilid 6 minggu yang lalu...percaya atau nggak aku menitikkan airmata dan menangis sesenggukan dihadapan dia, ibu dan kakak perempuannya....yah...airmata bahagia karena dia yang setahun yang lalu tidak tahu sama sekali huruf hijaiyah kini bisa membaca Al Quran meski masih pelan dan terbata bata...tapi makhrojul hurufnya bagus, ghunnahnya ada, bacaan Mad-nya benar....dan aku bayangkan jika seterusnya dia membaca Quran dan mungkin mengajarkannya kepada orang lain maka inshaAllah akan banyak pahala berlipat ganda... Namanya Tasfiyah ...seorang gadis cilik bangladeshi berusia 6 tahun saat pertama kali aku bertemu dengannya....Ibunya sengaja mengundangku datang ke rumah nya karena memang tasfi tidak suka dan tidak mau pergi ke masjid kenapa? karena sangat melelahkan...bayangkan aja 2 jam di setiap hari sepulang sekolah, belum lagi belajar bersama dengan 30 orang murid didampingi 1

Tuk Semua Ibu-Ibu

At 05 July, 2006 , Mother of Abdullaah said… Whaa kalo aku pribadi, emaknya sendiri musti banyak belajar.. kira2 kalo ngimpi punya anak hafidzah 'layak' gak ya :D At 05 July, 2006 , Inaya Salisya said… Wah subhanalloh ya.. Ina juga pengen mbak, tapi ga ada do it hehe... ummu Aqilla terharuuu...terharu biru...jadi semangat nyiapin anak jd hafidz nhafidzah. jazakillahkhoir, ukh! Atas dasar 3 komen diatas akhirnya aku tertarik untuk ngasih komentar tentang cita cita punya anak hazidz/hafidzah...dimanapun seorang ibu pasti ingin anak2nya menjadi anak yang sholeh dan sholehah...hanya mungkin gambaran masing2 ibu berbeda dan derajat kesholehan yang mereka gambarkan dan inginkan juga pasti berbeda satu sama lain.....namun terlepas dari itu semua, setiap ibu muslimah pasti sangat bahagia dan bangga jika punya anak2 yang bisa menjadi penghapal Quran alias hafidz...kenapa ? karena sekian banyak pahala yang bakal dapat diraih dari sang Ortu dan juga sang anak..hanya saja cita2 y

Kisah sedih seorang dokter

Al kisah ada seorang teman laki laki yang pernah bersekolah dengan suami waktu jaman SMP dan SMA. Sebut saja namanya Amr, Amr datang dari keluarga miskin bahkan bisa dibilang sangat miskin, dia dirawat oleh bibinya yang juga kekurangan. Tidak jarang Amr harus menahan lapar ketika berangkat sekolah. Namun semangatnya yang tinggi mengalahkan rasa laparnya....hari berganti hari, Amr melanjutkan sekolah ke SMP, disitulah Amr bertemu dengan suamiku, hampir tiap hari mereka berbagi makanan bersama, subhanAllah...meski demikian, bisa dibilang Amr sangat cerdas dan pekerja keras, hal ini terbukti dengan prestasi sekolah yang patut bibnya banggakan. Di SMP itu ada sekitar 12 kelas dan masing masing kelas ada sekitar 70 siswa.....diantara ratusan siswa Amr selalu menjadi juara 1, sampai sampai dia diberi kebolehan naik kelas berikutnya hanya dalam waktu 6 bulan, walhasil dalam setahun dia naik kelas 2 kali dan setiap naik kelas dia selalu menjadi TOP STUDENT! Ketika masuk SMA, hal yang sam