Skip to main content

Sebelum Menyerah, Bacalah Tips Ini!

#OPEy2020Day05

#Motivasi_Part4

.

Sebelum Menyerah, Bacalah Tips ini!

.

Oleh: Yumna Umm Nusaybah

(Member Revowriter London) 

.

"Eh...perasaan jaman SMA dia biasa-biasa saja, kok bisa ya akhirnya dia jadi dosen ternama?"

.

"Si A tuh kuliah selalu ketiduran, lah sekarang malah jadi konsultan"

.

"Duh...nama si B tuh nggak pernah terdengar di kalangan BEM dan organisasi kemahasiswaan, sekarang sudah menjadi bos perusahaan besar!"

.

Kok bisa ya?!

.

Inilah yang sering kita dengar. Bicaranya pun sambil berbisik karena takut ketahuan orang. Atau hanya dipendam di lubuk hati yang paling dalam. Biar tidak dianggap iri dengki terhadap pencapaian teman. 

.

Perasaan seperti ini, jika dibiarkan akan merusak psikis yang bersangkutan. Merasa rendah diri. Merasa dirinya masih selalu kurang. Tidak lagi fokus pada kenikmatan yang sudah Allah ﷻ berikan. Pemikiran seperti ini akan membuat dirinya jalan di tempat. Ironisnya, orang yang dia perhatikan justru sibuk menaklukkan dunia. Dia masih saja meratapi nasibnya, sedang orang lain sudah berkarya demi masa depan dan surgaNya. 

.

Berikut beberapa tips yang disarikan dari sebuah artikel yang berjudul, ‘7 Ways to Persist When Everything in You Wants to Give Up.’

.

1. Abaikan orang lain.

.

Setiap orang memiliki jalannya sendiri. Ibarat kereta api, kita sama-sama masinis sebuah kereta. Memiliki jalur yang sama. Tujuan yang tidak jauh berbeda. Rel pun kadang harus berbagi. Yang membedakan adalah jadwal kedatangan dan keberangkatan. Kereta yang datang duluan tidak menunjukkan mereka jauh lebih baik dari kereta yang datang belakangan. Masinis dan keretanya pun tidak saling gontok-gontokan ingin datang pada saat yang bersamaan. Tidak! Mereka faham sekali bahwa setiap kereta akan tiba pada waktunya. Perkara kereta lain datang duluan, nggak jadi permasalahan. Si masinis fokus bagaimana keretanya sampai di tempat tujuan dengan aman tanpa kendala. Masinis lain? Biarlah mereka mereka fokus pada tugasnya. Demikian seharusnya kita. Fokus kita adalah amal dan pencapaian kita. Kesuksesan orang lain, bukan urusan kita. Di akherat pun kita tidak akan pernah ditanya, kenapa si A sukses dan si B kaya raya?

.

2. Jadilah supporter terbesar bagi dirimu sendiri. 

.

Bukan, ini bukan mengajari untuk selfish dan individualis. Tips ini diberikan untuk refleksi diri. Sebagai bahan renungan. Orang yang beradab tidak akan berani menghina dan mengatai orang di hadapan mereka terang terangan. "Ah kamu nggak pintar". "Duh jelek amat sih prestasimu." "Nggak berguna banget sih tulisanmu". "Membosankan sekali ah omonganmu." Jika ada orang yang mampu berbuat demikian, jelas nggak tahu sopan santun. Tapi anehnya, kita pernah bahkan mungkin sering mengulang-ulang kata-kata yang sama. Menghina seseorang tanpa kita sadari. Siapa dia? Kita sendiri! Kita memojokkan diri kita dengan pikiran yang sangat menyakitkan. Kita hukum diri kita sendiri dengan pikiran negatif yang tak ada ujungnya. Kita luluh lantakkan kehormatan kita sendiri dengan self-talk. Jika disampaikan dengan suara keras akan terdengar kejam! So...stop it! Be The biggest support for yourself!

.

3. Berhentilah sementara dan nikmati hal-hal kecil di sepanjang perjalanan

.

Dalam meraih target jangka panjang, akan selalu ada aral melintang. Jika kita hanya fokus pada masalah maka bisa-bisa kita terjerumus pada rasa futur. Merasa sesak dengan himpitan target. Kehilangan arah. Capek fisik dan mental. Ibarat naik bus dari London ke Skotlandia. Perjalanan 12 jam akan sangat membosankan jika kita tidak membuatnya menarik. Sama-sama duduk tapi bisa berbeda rasa. Ada dua pilihan. Duduk sambil menikmati pemandangan. Atau duduk meratapi kebosanan. Berjuang demi Islam juga demikian. Masalah ummat tak kunjung berhenti. Namun menengok sedikit kebaikan dari kondisi ummat yang makin bersemangat berhijrah. Ummat yang makin cinta syariat. Ummat yang memenuhi majlis taklim. Ummat yang tidak lagi percaya hoax. Syukuri! Inilah pemandangan indah selama perjalanan proses membangkitkan.

.

4. Fokus di langkah berikutnya saja

.

Jika kita tahu bahwa tujuan akhir kita ada di tangga 125. Rasanya ingin menyerah saja. Terlalu tinggi, terlalu sulit dan terlalu capek. Namun jika kita fokus pada 10 tangga pertama. Kemudian 5 tangga berikutnya. Satu tangga setelahnya. Maka besarnya kesulitan itu tidak akan terasa. Ulangi terus kalimat berikut, "ini hanya sementara. Akan ada cahaya di ujung gua. Aku akan bertahan karena semuanya berlangsung hanya dalam minggu atau bulan ini saja". Dengan memotongnya menjadi target pendek maka benak dan mental kita pun merasa ringan menanggung beban.

.

5. Jangan peduli ‘timing’ orang

.

Jika kita melihat tetangga menaiki 125 tangga dalam waktu sekejap. Kita pun mimpi melakukan hal yang sama. Padahal level fitnessnya bisa jadi berbeda. Mungkin orang lain bisa membangun bisnis dengan omset milyaran dalam jangka 5 tahun. Kita masih omset jutaan dalam jangka 5 tahun. Tak mengapa. Yang tahu luar dalam target itu hanyalah kita. Orang lain bisa saja mencibir dan menganggap kita membuang buang waktu. Tapi siapa yang mengatakan bahwa sukses harus ditempuh dalam waktu 5 tahun? Siapa bilang kemuliaan Islam harus dikembalikan dalam jangka 23/30/50 tahun? Tak ada. Semua target manusia. Namun ada peran dari Tangan Sang Maha Kuasa. Nikmati saja prosesnya

.

6. Hindari jalan pintas 

.

Jalan pintas memang menggoda. Hanya saja itu tidak akan mengajari kita ketahanan diri. Misal, dalam pekerjaan kita bentrok dengan kolega. Lalu memutuskan keluar dari pekerjaan. Berapa pekerjaan kita akan jalani? Jika setiap berteman kita bertengkar apakah kita akhirnya menghindari memiliki teman? Jika berdakwah lalu ditolak, apakah kemudian memilih berdakwah hanya untuk membuat orang lain senang dan bukan malah menentang kemaksiyatan?

.

7. Kenali kekurangan kita.

.

Tahu kekurangan diri sendiri adalah koentji! Selanjutnya semangat untuk menempa diri. Tidak ada orang yang langsung bisa berenang saat pertama nyebur ke kolam. Kalau kita kesulitan bukan karena kita tidak bisa tapi karena belum terbiasa saja. Setiap orang meraih mimpinya dengan cara berbeda. Hargai saja. Yang penting jalan itu halal dan berpahala.

.

Selamat berkarya!


London, 5 Januari 2020


#OPEy2020bersamaRevowriter

#Revowriter

#KompakNulis

#KisahDariInggris

#Islam

#GeMesDa

#OnePostEveryday

#MutiaraUmmat

#GoresanYumna

Comments

Popular posts from this blog

my Special Student

Seneng...happy lega dan terharu...itulah yang aku rasakan ketika murid 'istimewaku' menyelesaikan Iqra jilid 6 minggu yang lalu...percaya atau nggak aku menitikkan airmata dan menangis sesenggukan dihadapan dia, ibu dan kakak perempuannya....yah...airmata bahagia karena dia yang setahun yang lalu tidak tahu sama sekali huruf hijaiyah kini bisa membaca Al Quran meski masih pelan dan terbata bata...tapi makhrojul hurufnya bagus, ghunnahnya ada, bacaan Mad-nya benar....dan aku bayangkan jika seterusnya dia membaca Quran dan mungkin mengajarkannya kepada orang lain maka inshaAllah akan banyak pahala berlipat ganda... Namanya Tasfiyah ...seorang gadis cilik bangladeshi berusia 6 tahun saat pertama kali aku bertemu dengannya....Ibunya sengaja mengundangku datang ke rumah nya karena memang tasfi tidak suka dan tidak mau pergi ke masjid kenapa? karena sangat melelahkan...bayangkan aja 2 jam di setiap hari sepulang sekolah, belum lagi belajar bersama dengan 30 orang murid didampingi 1

Tuk Semua Ibu-Ibu

At 05 July, 2006 , Mother of Abdullaah said… Whaa kalo aku pribadi, emaknya sendiri musti banyak belajar.. kira2 kalo ngimpi punya anak hafidzah 'layak' gak ya :D At 05 July, 2006 , Inaya Salisya said… Wah subhanalloh ya.. Ina juga pengen mbak, tapi ga ada do it hehe... ummu Aqilla terharuuu...terharu biru...jadi semangat nyiapin anak jd hafidz nhafidzah. jazakillahkhoir, ukh! Atas dasar 3 komen diatas akhirnya aku tertarik untuk ngasih komentar tentang cita cita punya anak hazidz/hafidzah...dimanapun seorang ibu pasti ingin anak2nya menjadi anak yang sholeh dan sholehah...hanya mungkin gambaran masing2 ibu berbeda dan derajat kesholehan yang mereka gambarkan dan inginkan juga pasti berbeda satu sama lain.....namun terlepas dari itu semua, setiap ibu muslimah pasti sangat bahagia dan bangga jika punya anak2 yang bisa menjadi penghapal Quran alias hafidz...kenapa ? karena sekian banyak pahala yang bakal dapat diraih dari sang Ortu dan juga sang anak..hanya saja cita2 y

Kisah sedih seorang dokter

Al kisah ada seorang teman laki laki yang pernah bersekolah dengan suami waktu jaman SMP dan SMA. Sebut saja namanya Amr, Amr datang dari keluarga miskin bahkan bisa dibilang sangat miskin, dia dirawat oleh bibinya yang juga kekurangan. Tidak jarang Amr harus menahan lapar ketika berangkat sekolah. Namun semangatnya yang tinggi mengalahkan rasa laparnya....hari berganti hari, Amr melanjutkan sekolah ke SMP, disitulah Amr bertemu dengan suamiku, hampir tiap hari mereka berbagi makanan bersama, subhanAllah...meski demikian, bisa dibilang Amr sangat cerdas dan pekerja keras, hal ini terbukti dengan prestasi sekolah yang patut bibnya banggakan. Di SMP itu ada sekitar 12 kelas dan masing masing kelas ada sekitar 70 siswa.....diantara ratusan siswa Amr selalu menjadi juara 1, sampai sampai dia diberi kebolehan naik kelas berikutnya hanya dalam waktu 6 bulan, walhasil dalam setahun dia naik kelas 2 kali dan setiap naik kelas dia selalu menjadi TOP STUDENT! Ketika masuk SMA, hal yang sam