#RamadhanBersamaPelitaRevowriter
#PelitaRevowriter
#challengeday28
#Post21
#RamadanDay19
.
Ramadan dan Penutupan
.
Oleh: Yumna Umm Nusaybah
(Member of Revowriter London)
.
Jika Ramadan adalah sebuah maraton, maka dibutuhkan stamina luar biasa untuk bisa tetap fokus selama pertandingan. Karena perjalanannya panjang maka ada kemungkinan kita melemah di tengah jalan. Yang lebih mengkhawatirkan jika kita justru tak mampu bertahan hingga akhir pertandingan. Ada yang berhenti ditengah jalan. Ada yang terseok seok memasuki finishing line. Ada yang justru disibukkan dengan urusan perut dan dunia di dekat garis penghabisan. Padahal jika dia mau menggenjot sedikit saja usahanya, bisa jadi dia menjadi pemenangnya
.
Rasulullah ﷺ bersabda,
وَإِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالْخَوَاتِيمِ
“Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada akhirnya.” (HR. Bukhari, no. 6607)
.
Tak heran jika Allah سبحانه و تعالى mengajari kita untuk berdoa dan meminta supaya kita diwafatkan dalam keadaan husnul khatimah alias akhir yang bagus. Apakah ada orang baik yang akhirnya tak bagus? Banyak! Apakah ada orang selama ini jelek justru berakhir bagus? Ada!
Abu Abdirrahman Abdullah bin Mas’ud ra, ia mengatakan, “Rasulullah saw menceritakan kepada kami, dan beliau adalah ash-Shadiq al-Mashduq (yang benar lagi dibenarkan perkataannya), Sesungguhnya seseorang dari kalian dikumpulkan penciptaannya dalam perut ibunya selama 40 hari dalam bentuk sperma, kemudian menjadi segumpal darah seperti (masa) itu, kemudian menjadi segumpal daging seperti itu pula.
.
Kemudian seorang malaikat diutus kepadanya untuk meniupkan ruh di dalamnya, dan diperintahkan dengan empat kalimat: menuliskan rizkinya, ajalnya, amalnya, dan celaka atau bahagia. Demi Allah yang tiada Ilah selainNya!
.
Sesungguhnya ada salah seorang dari kalian beramal dengan amalan ahli surga sehingga jarak antara dirinya dengan surga hanya tinggal satu hasta, tapi catatan (takdir) mendahuluinya lalu ia beramal dengan amalan ahli neraka lantas ia memasukinya.
.
Dan sesungguhnya ada salah seorang dari kalian beramal dengan amalan ahli neraka sehingga jarak antara diri-nya dengan neraka hanya tinggal satu hasta, tapi catatan (takdir) mendahuluinya lalu ia beramal dengan amalan ahli surga lantas ia memasukinya.”(Muttafaq ‘alaih: al-Bukhari, no. 3208; dan Muslim, no. 2643)
.
Hadis diatas sebenarnya menjadi penjelas bahwa penampakan bagus di hadapan manusia tidak berarti bagus di mata Allah سبحانه و تعالى. Amal yang terlihat adalah amalan surga tapi ternyata tak ada satupun yang diterima. Ada yang banyak sekali berbuat dosa tapi karena mereka menyadarinya, memohon ampunan dan bertobat, Allah سبحانه و تعالى justru memaafkannya.
.
Kenapa sebuah amal baik bisa tak bernilai apa-apa? Karena ada yang salah dalam amal tadi. Apa yang salah? Dasar dari mengapa seseorang melakukannya. NIAT dia bukan untuk mencsri ridha Rabb nya tapi hanya untuk MEMUKAI makhluk-Nya. Karenanya amalnya sia-sia.
Abu Hurairah berkata: Aku telah mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi wassalam bersabda, “Sesungguhnya manusia pertama yang diadili pada hari kiamat adalah orang yang mati syahid di jalan Allah. Ia didatangkan dan diperlihatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatan (yang diberikan di dunia), lalu ia pun mengenalinya. Allah bertanya kepadanya, ‘Amal apakah yang engkau lakukan dengan nikmat-nikmat itu?’ Ia menjawab, ‘Aku berperang semata-mata karena Engkau sehingga aku mati syahid.’ Allah berkata, ‘Engkau dusta! Engkau berperang supaya dikatakan seorang yang gagah berani. Memang demikianlah yang telah dikatakan (tentang dirimu).’ Kemudian diperintahkan (malaikat) agar menyeret orang itu atas mukanya (tertelungkup), lalu dilemparkan ke dalam neraka.’
.
Selanjutnya Rasulullah Sahallahu alaihi wa sallam melanjutkan sabdanya, “Berikutnya orang (yang diadili) adalah seorang yang menuntut ilmu dan mengajarkannya serta membaca al-Qur-an. Ia didatangkan dan diperlihatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatannya, maka ia pun mengakuinya. Kemudian Allah menanyakannya, ‘Amal apakah yang telah engkau lakukan dengan kenikmatan-kenikmatan itu?’ Ia menjawab, ‘Aku menuntut ilmu dan mengajarkannya serta aku membaca al-Qur-an hanyalah karena Engkau.’ Allah berkata, ‘Engkau dusta! Engkau menuntut ilmu agar dikatakan seorang ‘alim (yang berilmu) dan engkau membaca al-Qur-an supaya dikatakan seorang qari’ (pembaca al-Qur-an yang baik). Memang begitulah yang dikatakan (tentang dirimu).’ Kemudian diperintahkan (malaikat) agar menyeret atas mukanya dan melemparkannya ke dalam neraka.
.
Rasulullah Sahallahu alaihi wa sallam menceritakan orang selanjutnya yang pertama kali masuk neraka, “Berikutnya (yang diadili) adalah orang yang diberikan kelapangan rezeki dan berbagai macam harta benda. Ia didatangkan dan diperlihatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatannya, maka ia pun mengenalinya (mengakuinya). Allah bertanya, ‘Apa yang engkau telah lakukan dengan nikmat-nikmat itu?’ Dia menjawab, ‘Aku tidak pernah meninggalkan shadaqah dan infaq pada jalan yang Engkau cintai, melainkan pasti aku melakukannya semata-mata karena Engkau.’ Allah berkata, ‘Engkau dusta! Engkau berbuat yang demikian itu supaya dikatakan seorang dermawan (murah hati) dan memang begitulah yang dikatakan (tentang dirimu).’ Kemudian diperintahkan (malaikat) agar menyeretnya atas mukanya dan melemparkannya ke dalam neraka’,”
.
(Hadits ini diriwayatkan oleh Muslim, dan derajadnya Shohih).
.
Saudara ... perjalanan Ramadan tak lagi panjang. Jangan lupa luruskan niat ketika mencari Lailatul Qadr. Selalu tanyakan kepada diri sendiri, apa yang mendorong kita untuk berbuat. Jika itu sebuah amal wajib, memang tak bisa kita menunggu ikhlas. Tetap melakukan sembari belajar ikhlas. Jika itu amalan Sunnah, maka pastikan bahwa itu dilakukan tidak untuk mencari pujian manusia lainnya.
.
Semoga Allah سبحانه و تعالى menjaga selalu hati kita.
Amin
London 16 Mei 2020 pukul 00:46
Ditulis di hari ke-23 Ramadan
.
#GoresanYumna
#Revowriter
#KompakNulis
#GeMesDa
#Covid19
Comments