Skip to main content

Ramadan & Ampunan

#Milad8Revowriter

#RamadhanBersamaPelitaRevowriter

#PelitaRevowriter

#challengeday19

#Post12

#RamadanDay10

.

Ramadan dan Ampunan

.

Oleh: Yumna Umm Nusaybah

(Member of Revowriter London)

.

“Mama, she did this....” ujar Si Bungsu

“Noo I didn’t, you did this that’s why I did that...” jawab Si Tengah. 

.

Tipikal laporan tiga anak kalau sudah capek main bareng.  

.

Bagi kaum ibu yang memiliki anak lebih dari satu, pasti pernah mendengar anaknya bertengkar, beradu mulut atau bahkan adu fisik. Usai beradu mulut mereka akan datang mengadu. Yang menarik, saat mengadu, masing-masing anak akan memiliki versi kisah pertengkarannya. Sengaja ada bagian dari cerita yang mereka sembunyikan. Kenapa disembunyikan? Karena takut disalahkan. Khawatir dianggap sebagai sumber pembuat onar. Dan bisa karena ingin jaga image ‘anak baik’ di depan emak bapak. 

.

Insting mempertahankan diri (gharizatul Baqa’) ini lah yang mendorong mereka untuk menyembunyikan sebagian cerita. Mereka harus terlihat benar di depan orang tua. Disinilah perlunya orang tua menanamkan nilai moral atau akhlak Islam. Bahwa, mengakui kesalahan dan kekurangan jauh lebih terhormat daripada menyembunyikan kebenaran karena takut dianggap macam-macam. Allah سبحانه و تعالى lebih menyukai manusia yang mengakui kesalahannya, mau bertaubat dan mau berubah dibanding manusia yang merasa selalu benar dan harus nampak benar. 

.

Kenapa iblis di laknat Allah سبحانه و تعالى hingga hari kiamat sedangkan Bani Adam diberi kesempatan bertaubat? Padahal mereka sama sama pernah berbuat kesalahan. Ketika iblis tidak mau bersujud kepada Nabi Adam عليه السلام padahal Allah سبحانه و تعالى memintanya, dengan sangat sombong dia menolaknya. Setelah penolakan pun dia tak mengakui kesalahan, tak menyadarinya dan tak meminta ampunan kepada Allah سبحانه و تعالى.

.

Sedangkan Nabi Adam عليه السلام mengakui kekeliruannya mengikuti bujuk rayu setan. Setelahnya beliau berdoa,


‎قَالَا رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ


Keduanya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi. (QS: Al-Araf (7) : 23)

.

Allah SWT pun kembali menegaskan telah mengampuni Nabi Adam عليه السلام 


‎ثُمَّ اجْتَبَاهُ رَبُّهُ فَتَابَ عَلَيْهِ وَهَدَىٰ


“Tuhannya memilihnya, maka Dia menerima taubatnya dan memberinya petunjuk.” (QS: Thaha (20 : 122)

.

Demikianlah Bani Adam. Mereka ingin selalu merasa benar. Ingin selalu dianggap benar. Percaya bahwa kita memang benar. Padahal manusia adalah tempat salah dan lupa. Meski demikian jangan hilang harapan. Kalaulah dulu kita bermaksiyat dan tak peduli syariat maka sekarang lah waktunya bertobat. InsyaAllah kalau serius, pasti selamat. 

.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :


‎كُلُّ ابْنِ آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ


“Seluruh anak Adam berdosa, dan sebaik-baik orang yang berdosa adalah yang bertaubat” (HR Ibnu Maajah no 4241, dihasankan oleh Syaikh Al-Albani) 

.

Ampunan Allah سبحانه و تعالى lebih luas dari dosa kita. KeMaha Besaran dan RahmanNya Allah lebih dari kesalahan-kesalahan kita. Dia siap mengampuni dan siap menerima tobat hambaNya.

.

Dalam hadits qudsi, Allah berfirman,


‎يا عبادي! إنَّكم تُخطئون بالليل والنهار، وأنا أغفرُ الذنوبَ جميعاً، فاستغفروني أغفرْ لكم


“Wahai hamba-hambaKu, sesungguhnya kalian berdosa siang dan malam, dan Aku maha mengampuni dosa, maka mintalah ampunan kepadaKu niscaya Aku akan mengampuni kalian” (HR Muslim)

.

Apalagi yang membuat kita menunda meminta ampunan? 

.

Allah سبحانه و تعالى menyukai ketika ada hamba datang menghiba ampunanNya. Allah sangat gembira dengan bertaubatnya seorang hamba, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :


‎لله أشد فرحا بتوبة عبده حين يتوب إليه من أحدكم كان على راحلته بأرض فلاة فانفلتت منه وعليها طعامه وشرابه فأيس منها فأتى شجرة فاضطجع في ظلها قد أيس من راحلته فبينا هو كذلك إذا هو بها قائمة عنده فأخذ بخطامها ثم قال من شدة الفرح اللهم أنت عبدي وأنا ربك أخطأ من شدة الفرح


“Sungguh Allah lebih bergembira dengan taubat hambaNya tatkala bertaubat kepadaNya, daripada gembiranya salah seorang dari kalian yang bersama tunggangannya di padang pasir tiba-tiba tunggangannya tersebut hilang, padahal makanan dan minuman (perbekalan safarnya) berada di tunggangannya tersebut. Ia pun telah putus asa dari tunggangannya tersebut, lalu iapun mendatangi sebuah pohon lalu berbaring dibawah pohon tersebut (menunggu ajal menjemputnya-pen). Tatkala ia sedang demikian tiba-tiba tunggangannya muncul kembali dan masih ada perbekalannya, maka iapun segera memegang tali kekang tunggangannya, lalu ia berkata karena sangat gembiranya, “Ya Allah sesungguhnya Engkau adalah hambaku dan aku adalah tuhanmu”

Ia salah berucap karena sangat gembiranya” (HR Muslim 2747)

.

Bahkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menegaskan bahwa memang diantara tujuan penciptaan manusia adalah Allah menjadikan mereka makhluk yg pasti berdosa agar mereka bertaubat, beliau berkata:


‎وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ لَوْ لَمْ تُذْنِبُوا لَذَهَبَ اللَّهُ بِكُمْ وَلَجَاءَ بِقَوْمٍ يُذْنِبُونَ فَيَسْتَغْفِرُونَ اللَّهَ فَيَغْفِرُ لَهُمْ


“Demi Dzat yang jiwaku berada di tanganNya, kalau kalian tidak berdosa maka Allah akan menjadikan kalian sirna, lalu Allah akan mendatangkan suatu kaum yg mereka berdosa lalu mereka bertaubat kepada Allah lalu Allah mengampuni mereka” (HR Muslim no 7141)

.

Sungguh hadis-hadis diatas membuat kita semakin jatuh cinta kepada Rabb kita. Dalil diatas memberikan harapan bagi kita - makhluk yang sering lalai, lupa dan berdosa. Kita tak harus selalu benar. Kita tak harus menjaga image anti salah. Yang terpenting adalah kemauan mengakui kesalahan. Itulah tanda bahwa kita bukan pengikut setan.

.

London, 4 Mei 2020

Ditulis di hari ke-11 Ramadan

.

#GoresanYumna

#Revowriter

#KompakNulis

#GeMesDa

#Covid19

Comments

Popular posts from this blog

my Special Student

Seneng...happy lega dan terharu...itulah yang aku rasakan ketika murid 'istimewaku' menyelesaikan Iqra jilid 6 minggu yang lalu...percaya atau nggak aku menitikkan airmata dan menangis sesenggukan dihadapan dia, ibu dan kakak perempuannya....yah...airmata bahagia karena dia yang setahun yang lalu tidak tahu sama sekali huruf hijaiyah kini bisa membaca Al Quran meski masih pelan dan terbata bata...tapi makhrojul hurufnya bagus, ghunnahnya ada, bacaan Mad-nya benar....dan aku bayangkan jika seterusnya dia membaca Quran dan mungkin mengajarkannya kepada orang lain maka inshaAllah akan banyak pahala berlipat ganda... Namanya Tasfiyah ...seorang gadis cilik bangladeshi berusia 6 tahun saat pertama kali aku bertemu dengannya....Ibunya sengaja mengundangku datang ke rumah nya karena memang tasfi tidak suka dan tidak mau pergi ke masjid kenapa? karena sangat melelahkan...bayangkan aja 2 jam di setiap hari sepulang sekolah, belum lagi belajar bersama dengan 30 orang murid didampingi 1

Tuk Semua Ibu-Ibu

At 05 July, 2006 , Mother of Abdullaah said… Whaa kalo aku pribadi, emaknya sendiri musti banyak belajar.. kira2 kalo ngimpi punya anak hafidzah 'layak' gak ya :D At 05 July, 2006 , Inaya Salisya said… Wah subhanalloh ya.. Ina juga pengen mbak, tapi ga ada do it hehe... ummu Aqilla terharuuu...terharu biru...jadi semangat nyiapin anak jd hafidz nhafidzah. jazakillahkhoir, ukh! Atas dasar 3 komen diatas akhirnya aku tertarik untuk ngasih komentar tentang cita cita punya anak hazidz/hafidzah...dimanapun seorang ibu pasti ingin anak2nya menjadi anak yang sholeh dan sholehah...hanya mungkin gambaran masing2 ibu berbeda dan derajat kesholehan yang mereka gambarkan dan inginkan juga pasti berbeda satu sama lain.....namun terlepas dari itu semua, setiap ibu muslimah pasti sangat bahagia dan bangga jika punya anak2 yang bisa menjadi penghapal Quran alias hafidz...kenapa ? karena sekian banyak pahala yang bakal dapat diraih dari sang Ortu dan juga sang anak..hanya saja cita2 y

Kisah sedih seorang dokter

Al kisah ada seorang teman laki laki yang pernah bersekolah dengan suami waktu jaman SMP dan SMA. Sebut saja namanya Amr, Amr datang dari keluarga miskin bahkan bisa dibilang sangat miskin, dia dirawat oleh bibinya yang juga kekurangan. Tidak jarang Amr harus menahan lapar ketika berangkat sekolah. Namun semangatnya yang tinggi mengalahkan rasa laparnya....hari berganti hari, Amr melanjutkan sekolah ke SMP, disitulah Amr bertemu dengan suamiku, hampir tiap hari mereka berbagi makanan bersama, subhanAllah...meski demikian, bisa dibilang Amr sangat cerdas dan pekerja keras, hal ini terbukti dengan prestasi sekolah yang patut bibnya banggakan. Di SMP itu ada sekitar 12 kelas dan masing masing kelas ada sekitar 70 siswa.....diantara ratusan siswa Amr selalu menjadi juara 1, sampai sampai dia diberi kebolehan naik kelas berikutnya hanya dalam waktu 6 bulan, walhasil dalam setahun dia naik kelas 2 kali dan setiap naik kelas dia selalu menjadi TOP STUDENT! Ketika masuk SMA, hal yang sam