Skip to main content

10 Ciri People-Pleaser


#OPEy2021Day03
.
10 Ciri People-Pleaser
.
oleh: Yumna Umm Nusaybah
(Member of Revowriter London dan Co-founder Dokter Kembar)
.
Pernahkah mendengar istilah people-pleaser? Sebenarnya ini bukan istilah yang baru dalam ilmu psikologi. Narsistik dan people-pleaser adalah dua karakter yang bertentangan tapi keduanya adalah hasil dari cara merespon kenyataan yang sama. Yakni lingkungan (orang tua lebih tepatnya) yang otoriter dan orang tua yang tak menghargai perasaan anak-anaknya. Ketika emosi seorang anak tidak pernah di validasi maka ujungnya si anak akan merasa bahwa emosinya tidak berharga. Ketika dewasa bisa berefek pada pandangan bahwa dia hanya berharga jika dia menyenangkan orang sekitarnya. 
.
Orang yang cenderung people pleaser adalah orang yang selalu berusaha mengedepankan orang lain meskipun harus menyakiti diri sendiri. Kedengarannya ini adalah karakter yang bagus. Tapi sayangnya, mereka melakukannya bukan karena landasan yang benar tapi karena ingin diterima oleh orang sekitarnya. Orang seperti ini adalah orang yang merasa berharga jika orang lain menghargai usahanya, bisa melihat kebaikannya, dan memuji ringan tangannya. Semakin dia memberi, semakin dia dipuji dan semakin banyak hal yang ingin dia lakukan untuk orang disekitarnya. Sering kali, hal ini dilakukan karena dia ingin merasa diterima, ingin di diakui keberadaannya, ingin dihargai dan takut untuk dikucilkan. Untuk mendapatkan ‘penghargaan’ ini akhirnya dia harus meng-iya kan setiap permintaan orang meskipun itu tidak dia sukai, menyakiti dirinya sendiri atau bahkan merasa tertekan untuk melakukannya. 
.
Beberapa ciri nyata people-pleaser dari sebuah artikel psychologytoday.com adalah berikut ini
.
1. Dia SELALU setuju dengan siapapun.
.
Mampu mendengar dan berempati terhadap keluh kesan orang lain adalah sebuah keahlian yang harus kita miliki. Namun jika dia  berpura-pura setuju karena tidak ingin berbeda dengan orang disekitarnya maka hal itu sangatlah berbahaya. Kenapa? Karena bisa jadi dia mengompromikan nilai dasar yang dia pegang dengan nilai orang lain yang bertentangan.
.
2. Dia merasa bertanggung jawab atas perasaan sedih / bahagianya orang lain. 
.
Sangat istimewa dan cerdas memang, jika kita bisa melihat efek dari perbuatan kita terhadap perasan orang lain. Namun bahagia tidaknya seseorang bukanlah tanggung jawab kita. Hal Itu adalah tanggung jawab mereka sendiri. Sebaik apapun kita, jika orang disekitar kita tidak tahu seni hidup bahagia, tetap saja ada tidaknya kita tetap membuat mereka muram tak bahagia.
.
3. Terlalu sering meminta maaf. 
.
Hal ini muncul karena people-pleaser SELALU merasa bersalah (bahkan ketika orang disekitarnya tidak menyalahkannya). Sebenarnya ini pertanda dia tidak puas dengan dirinya sendiri. Selalu ada yang kurang, selalu ada yang salah ketika dia menjadi dirinya sendiri. Perlu kiranya diteliti dan dicari penyebab utama dia merasa demikian.
.
4. Dia sering merasa terbebani dengan permintaan orang. 
.
Setiap permintaan orang merasa menjadi tuntutan. Dia merasa harus memenuhinya namun sayangnya niat tidak dilandasi niat yang benar, akhirnya justru menjadi beban.
.
5. Susah berkata TIDAK. 
.
Ketidakberanian berkata jujurlah yang membuat people-pleaser meng-iya kan setiap permintaan. Ujung-ujungnya hatinya ‘gondhok’. Awalnya iya iya tapi Endingnya mencela.
.
6. Merasa tak nyaman jika ada orang marah atau tak setuju dengan pendiriannya. 
.
Jika kita punya prinsip dan yakin akan prinsip yang kita pegang maka bersiaplah mempertahankannya. Tak perlu risau dengan orang yang tidak suka atau tidak setuju. Jika kita tak berani mengambil sikap karena takut dibenci, maka kemungkinan besar kita adalah people-pleaser.
.
7. People pleaser cenderung mengikuti / mencontoh sikap orang disekitarnya. 
.
Kalau lah orang disekitarnya berbuat salah (bergunjing/ bully/ dll) dia ikut-ikutan. Tak berani menarik diri atau sekedar mendiamkan.
.
8. Butuh akan pujian untuk merasa berharga. 
.
Memang setiap manusia akan selalu suka jika dipuji orang namun people-pleaser HANYA merasa berharga jika dia mendapat validasi dari orang disekitarnya.
.
9. Cenderung menghindari konflik apapun alasannya. 
.
Bahkan ketika sebuah kejadian benar benar bertentangan dengan prinsip dasar kehidupannya, dia tak berani menyuarakannya. Kenapa? Karena dia tak ingin nampak berbeda. Tak ingin dikucilkan dan berharap selalu diterima.
.
10. Tidak berani jujur mengakui jika hatinya disakiti. 
.
Jika seseorang tidak jujur dan tidak mau mengungkapkan kepada teman / orang yang dia sayangi bahwa dia kecewa, marah atau tersakiti maka hubungan itu hanya superfisial semata. 
.
Jika kesepuluh ciri diatas ada dalam diri kita, apakah otomatis kita people-pleaser? Belum tentu! Karena ada people pleaser yang dibolehkan dalam koridor syara’
.
Tulisan berikutnya akan melihat dari kacamata Islam. Tunggu ya!
.
London, 3 Januari 2021
.
#Kompaknulis
#OPEy2021bersamaRevowriter
#positifliterasi
#GoresanYumna
#COVID19
#Gemesda

Comments

Popular posts from this blog

my Special Student

Seneng...happy lega dan terharu...itulah yang aku rasakan ketika murid 'istimewaku' menyelesaikan Iqra jilid 6 minggu yang lalu...percaya atau nggak aku menitikkan airmata dan menangis sesenggukan dihadapan dia, ibu dan kakak perempuannya....yah...airmata bahagia karena dia yang setahun yang lalu tidak tahu sama sekali huruf hijaiyah kini bisa membaca Al Quran meski masih pelan dan terbata bata...tapi makhrojul hurufnya bagus, ghunnahnya ada, bacaan Mad-nya benar....dan aku bayangkan jika seterusnya dia membaca Quran dan mungkin mengajarkannya kepada orang lain maka inshaAllah akan banyak pahala berlipat ganda... Namanya Tasfiyah ...seorang gadis cilik bangladeshi berusia 6 tahun saat pertama kali aku bertemu dengannya....Ibunya sengaja mengundangku datang ke rumah nya karena memang tasfi tidak suka dan tidak mau pergi ke masjid kenapa? karena sangat melelahkan...bayangkan aja 2 jam di setiap hari sepulang sekolah, belum lagi belajar bersama dengan 30 orang murid didampingi 1

Tuk Semua Ibu-Ibu

At 05 July, 2006 , Mother of Abdullaah said… Whaa kalo aku pribadi, emaknya sendiri musti banyak belajar.. kira2 kalo ngimpi punya anak hafidzah 'layak' gak ya :D At 05 July, 2006 , Inaya Salisya said… Wah subhanalloh ya.. Ina juga pengen mbak, tapi ga ada do it hehe... ummu Aqilla terharuuu...terharu biru...jadi semangat nyiapin anak jd hafidz nhafidzah. jazakillahkhoir, ukh! Atas dasar 3 komen diatas akhirnya aku tertarik untuk ngasih komentar tentang cita cita punya anak hazidz/hafidzah...dimanapun seorang ibu pasti ingin anak2nya menjadi anak yang sholeh dan sholehah...hanya mungkin gambaran masing2 ibu berbeda dan derajat kesholehan yang mereka gambarkan dan inginkan juga pasti berbeda satu sama lain.....namun terlepas dari itu semua, setiap ibu muslimah pasti sangat bahagia dan bangga jika punya anak2 yang bisa menjadi penghapal Quran alias hafidz...kenapa ? karena sekian banyak pahala yang bakal dapat diraih dari sang Ortu dan juga sang anak..hanya saja cita2 y

Kisah sedih seorang dokter

Al kisah ada seorang teman laki laki yang pernah bersekolah dengan suami waktu jaman SMP dan SMA. Sebut saja namanya Amr, Amr datang dari keluarga miskin bahkan bisa dibilang sangat miskin, dia dirawat oleh bibinya yang juga kekurangan. Tidak jarang Amr harus menahan lapar ketika berangkat sekolah. Namun semangatnya yang tinggi mengalahkan rasa laparnya....hari berganti hari, Amr melanjutkan sekolah ke SMP, disitulah Amr bertemu dengan suamiku, hampir tiap hari mereka berbagi makanan bersama, subhanAllah...meski demikian, bisa dibilang Amr sangat cerdas dan pekerja keras, hal ini terbukti dengan prestasi sekolah yang patut bibnya banggakan. Di SMP itu ada sekitar 12 kelas dan masing masing kelas ada sekitar 70 siswa.....diantara ratusan siswa Amr selalu menjadi juara 1, sampai sampai dia diberi kebolehan naik kelas berikutnya hanya dalam waktu 6 bulan, walhasil dalam setahun dia naik kelas 2 kali dan setiap naik kelas dia selalu menjadi TOP STUDENT! Ketika masuk SMA, hal yang sam