Skip to main content

2020: Goodbye, Mental Block!


#OPEy2021Day02
.
2020: Goodbye, Mental Block!
.
oleh: Yumna Umm Nusaybah
(Member of Revowriter London dan Co-founder Dokter Kembar)
.
2020 yang bermakna. Ada banyak pelajaran yang bisa diambil dari tahun lalu. Salah satunya adalah bagaimana kita memaksimalkan waktu. Waktu adalah hal unik. Jika dilihat dengan jeli maka waktu seperti arus air yang terus mengalir. Tak akan pernah kembali. Tak akan bisa disentuh lagi. Tak akan bisa diputar ulang. Sekali berlalu lepaslah dia dari kuasa kita. Wajar jika ada sebuah ungkapan:

‘The greatest gift you can give to someone is your time. Because when you give your time you are giving the portion of your life that you will never get back.’
.
Itulah istimewanya waktu. Tak ada yang spesial dari sebuah waktu sampai kita melihatnya spesial. Waktu akan nampak sama sampai kita memberi makna. Semua orang punya modal 24 jam. Tak kurang, tak lebih. 1 Januari ataupun 31 Desember TIDAKLAH berbeda. Semua hanya hitungan manusia. Hanya Allah ﷻ yang Maha Kuasa yang berada diluar kungkungan waktu. Dia Subhanahu Wata’ala yang mampu mengendalikannya. Dia bisa menghentikannya, mempercepatnya, menambah renggangnya dan memendekkan ‘rasanya’. Karenanya berdoa meminta barakahnya waktu sangat dianjurkan. Karena sungguh, ada orang yang mampu berkarya besar tidak untuk dirinya sendiri tapi juga kepentingan ummat dan kepentingan manusia pada umumnya dengan jumlah hitungan waktu yang sama dengan kita.
.
Bagiku, 2020 menjadi waktu dan momentum spesial. Mimpiku untuk bisa berkolaborasi bersama saudara kembarku Umm Adam untuk sedikit berbagi dan diskusi tentang topik yang kami gemari bisa terwujud di tahun lalu.
.
Dokter Kembar adalah ide yang sudah kami godhok sejak kedatangan Umm Adam ke Inggris di musim panas tahun 2019. Hampir setahun lamanya kami berusaha mencocokkan jadwal, mempertanyakan niat awal, mengumpulkan bahan, mendesign arahan topik, memutuskan USP, mencari alasan mendasar mengapa kita harus memulai perjalanan dan menghitung-hitung kepantasan. 
.
Jika ditanya, apakah pernah minder untuk memulai? Tentu saja! Karena kami yakin ada orang yang lebih pintar, lebih mumpuni, lebih ahli dan lebih tinggi kualifikasi dan dedikasinya. Namun ketika kami meyakini beberapa hal maka mental block itupun bisa dihancur leburkan. 
.
Berikut beberapa self-talk yang aku upayakan ketika ada hambatan internal
.
1. Bahwa Allah menciptakan kita dengan segala keunikan kita masing-masing. Ada orang yang pandai menulis tapi tak terlalu PeDe berbicara. Ada orang yang cerdas otaknya sehingga mampu menjadi seorang ahli di bidangnya dan ada yang belajarnya hanya dari buku atau kelas online tapi dapat juga ilmu dasarnya. Contoh lain adalah Al Quran, ketika seorang mufasir membaca surat At Tiin, akan berbeda ‘take home message’ nya dengan orang yang tidak punya bekal bahasa arab dan ilmu Islam lainnya. Namun tetap saja Al Quran bisa di fahami dan memberi kebaikan kepada siapapun yang membaca. Tak peduli rendah tingginya tingkat pendidikan mereka.
.
2. Bahwa setiap orang berkembang dan tumbuh pada waktunya. Mungkin sekarang kita belum ada apa-apanya dibanding orang yang menjadi inspirasi kita. Namun dengan terus belajar dan berbagi maka akan banyak ilmu, pengalaman dan pertanyaan yang menambah keilmuan kita. Layaknya sebuah pohon,  pohon apel tidak akan berbuah karena menunggu pohon mangga berbuah. Bunga mawar mekar tidak karena dia ingin mendahului mekarnya bunga matahari. Mereka mekar dan berbuah pada waktunya masing-masing. Hal ini adalah hasil dari proses yang lama. Jerih payah dari akar dan batang dalam menyuplai nutrisinya. Tentu juga karena kerja keras petaninya.
.
3. Bahwa Allah tidak akan pernah menyia-nyiakan amal baik setiap hamba yang ikhlas mencoba. Mungkin lidah kita yang menyampaikan tapi Allah lah yang membuat orang faham. Mungkin mulut kita yang bergerak, tapi Allah lah yang menggerakkan hati mereka. Allah hanya ingin melihat usaha kita terlepas apakah kita ahli atau tidak. Selama itu baik, selama itu diniatkan karenaNya, maka Dia akan mengatur hasilnya.
.
4. Bahwa takutnya kita akan cibiran, hinaan, nyinyiran atau bahkan kecaman hanyalah kekhawatiran yang belum tentu terjadi. Siapkan saja dada yang lapang. Yakini bahwa kita memang masih punya banyak kekurangan. Akui bahwa ada ruang bagi kita untuk lebih baik lagi. Dengan demikian setiap kritisi tidak harus dipandang sebagai sebuah ‘attack’ atau ujaran kebencian. Percayalah bahwa jika ada orang yang mencibir, itu tandanya apa yang kita sampaikan layak diperhatikan. Selama yang kita sampaikan adalah kebaikan dan kebenaran maka lanjutkan!
.
5. Bahwa pelangi menjadi indah karena warnanya yang beragam. Mungkin jutaan orang sudah berbicara masalah parenting, pernikahan, pentingnya menulis, dan lain sebagainya, namun satu warna dari kita tidak akan membuat warna jadi suram, tapi justru makin beragam. Bisa jadi orang lebih faham dengan gaya bahasa kita meski kita tidak sehebat profesor A.
.
6. Layaknya penjual bakso yang berjajar di pinggir jalan raya. Setiap penjual akan menerima jatah rezeki yang telah ditulis oleh Allah ﷻ untuknya. Kalaulah jumlah penjual bakso bertambah, yakinlah bahwa hal itu tak akan mengurangi jatah rezeki yang sudah menjadi hak penjual lain. Seperti mantra cikgu Asri Supatmiati, setiap penulis akan ada jodohnya. Demikian juga ‘jualan ide’ kita. Akan sampai kepada orang yang sudah Allah ﷻ tetapkan untuk kita. Jadi tak perlu risau atas diterima tidaknya. Yang Allah ﷻ inginkan hanyalah USAHA dan NIAT kita. 
.
7. Bahwa jika kebaikan ini berguna untuk kebaikan manusia dan generasi selanjutnya, maka pahala kebaikan itu akan terus mengalir sampai kita tiada. Tidakkah kita ingin dikagetkan dengan tumpukan gunung amal kebaikan di akherat kelak karena kebaikan yang telah kita sebarkan dan digunakan milyaran orang meski kita tak pernah bertemu mereka?

Selamat mencoba! 

‎فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ (7) وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ (8)

Barangsiapa yang mengerjakan kebaikansekecil apa pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatansekecil apa pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.” (QS. Al Zalzalah: 7-8)

.
London, 2 Januari 2020
.
#Kompaknulis
#OPEy2021bersamaRevowriter
#positifliterasi
#GoresanYumna
#COVID19
#Gemesda




Comments

Popular posts from this blog

my Special Student

Seneng...happy lega dan terharu...itulah yang aku rasakan ketika murid 'istimewaku' menyelesaikan Iqra jilid 6 minggu yang lalu...percaya atau nggak aku menitikkan airmata dan menangis sesenggukan dihadapan dia, ibu dan kakak perempuannya....yah...airmata bahagia karena dia yang setahun yang lalu tidak tahu sama sekali huruf hijaiyah kini bisa membaca Al Quran meski masih pelan dan terbata bata...tapi makhrojul hurufnya bagus, ghunnahnya ada, bacaan Mad-nya benar....dan aku bayangkan jika seterusnya dia membaca Quran dan mungkin mengajarkannya kepada orang lain maka inshaAllah akan banyak pahala berlipat ganda... Namanya Tasfiyah ...seorang gadis cilik bangladeshi berusia 6 tahun saat pertama kali aku bertemu dengannya....Ibunya sengaja mengundangku datang ke rumah nya karena memang tasfi tidak suka dan tidak mau pergi ke masjid kenapa? karena sangat melelahkan...bayangkan aja 2 jam di setiap hari sepulang sekolah, belum lagi belajar bersama dengan 30 orang murid didampingi 1

Tuk Semua Ibu-Ibu

At 05 July, 2006 , Mother of Abdullaah said… Whaa kalo aku pribadi, emaknya sendiri musti banyak belajar.. kira2 kalo ngimpi punya anak hafidzah 'layak' gak ya :D At 05 July, 2006 , Inaya Salisya said… Wah subhanalloh ya.. Ina juga pengen mbak, tapi ga ada do it hehe... ummu Aqilla terharuuu...terharu biru...jadi semangat nyiapin anak jd hafidz nhafidzah. jazakillahkhoir, ukh! Atas dasar 3 komen diatas akhirnya aku tertarik untuk ngasih komentar tentang cita cita punya anak hazidz/hafidzah...dimanapun seorang ibu pasti ingin anak2nya menjadi anak yang sholeh dan sholehah...hanya mungkin gambaran masing2 ibu berbeda dan derajat kesholehan yang mereka gambarkan dan inginkan juga pasti berbeda satu sama lain.....namun terlepas dari itu semua, setiap ibu muslimah pasti sangat bahagia dan bangga jika punya anak2 yang bisa menjadi penghapal Quran alias hafidz...kenapa ? karena sekian banyak pahala yang bakal dapat diraih dari sang Ortu dan juga sang anak..hanya saja cita2 y

Kisah sedih seorang dokter

Al kisah ada seorang teman laki laki yang pernah bersekolah dengan suami waktu jaman SMP dan SMA. Sebut saja namanya Amr, Amr datang dari keluarga miskin bahkan bisa dibilang sangat miskin, dia dirawat oleh bibinya yang juga kekurangan. Tidak jarang Amr harus menahan lapar ketika berangkat sekolah. Namun semangatnya yang tinggi mengalahkan rasa laparnya....hari berganti hari, Amr melanjutkan sekolah ke SMP, disitulah Amr bertemu dengan suamiku, hampir tiap hari mereka berbagi makanan bersama, subhanAllah...meski demikian, bisa dibilang Amr sangat cerdas dan pekerja keras, hal ini terbukti dengan prestasi sekolah yang patut bibnya banggakan. Di SMP itu ada sekitar 12 kelas dan masing masing kelas ada sekitar 70 siswa.....diantara ratusan siswa Amr selalu menjadi juara 1, sampai sampai dia diberi kebolehan naik kelas berikutnya hanya dalam waktu 6 bulan, walhasil dalam setahun dia naik kelas 2 kali dan setiap naik kelas dia selalu menjadi TOP STUDENT! Ketika masuk SMA, hal yang sam