Skip to main content

16 Tahun & TitikTemu



#GoresanYumna
#anniversary

16 Tahun & Titik Temu
.
Oleh: Yumna Umm Nusaybah
(Member of Revowriter London)
.
"Where is my headset? Is this mine? I need it and you’re using it" (Dimana headsetku? Inikan? Aku lagi butuh sekarang dan kamu malah memakainya).

"Nooo this is mine, you took yours to the kitchen earlier. Maybe it’s in the kitchen. I put black marker on my headset and here’s it is. See? So this is mine" (Bukaaan, ini punyaku. Tadi kulihat punyamu kamu bawa ke dapur. Paling-paling disana. Aku taruh tanda hitam di headsetku, dan nih ada tandanya, jadi ini punyaku)
.
10 April, 16 tahun yang lalu. Aku ditakdirkan oleh Allah menjadi pendamping hidupnya. Obrolan diatas adalah tipikal ‘cekcok’ keseharian kami setelah 16 tahun menikah. Perkaranya sepele. Charger dan headset. Memang tidak sampai meledak ledak. Cukup tatapan ‘nyengir’ dan bibir yang menggelambir. Semenit kemudian, kembali tertawa bersama.
.
Kalau awal awal menikah penyebab pertengkaran adalah hal-hal vital dan mendasar seperti perbedaan karakter dan kebiasaan.
Atau cara masing-masing dalam mengkomunikasikan perasaan.
Atau tumpang tindih antara kenyataan dan harapan untuk diperlakukan spesial.
Atau sakit hati jika tidak di beri kejutan.
Sedih berhari hari jika pasangan tidak mengerti kode saat kita butuh perhatian dan ‘tatih tayang’.
Atau cemburu parah terhadap kesibukan pasangan.
Cemburu kepada sahabat dekat pasangan (meski sejenis).
Paling seru jika para suami/isteri cemburu terhadap ponsel pasangan yang justru lebih banyak di genggam daripada tangannya.
Bener nggak?
.
Apakah fase ini selalu dialami oleh setiap pasangan?
Sepertinya demikian!
Tapi setelah 16 tahun hidup seatap
Makan sering sepiring berdua
Kopi secangkir berdua
Coca cola sekaleng berdua
Menangis dan tertawa bersama
Jatuh bangun bersama
.
Ada cahaya di ujung jalan
Ada celah di ujung lubang
Ada titik temu dari sekian banyak perbedaan
.
Asal masing-masing dari pasangan mau menundukkan ego-nya
Asal masing-masing pasangan mau sama sama bersabar
Asal masing-masing pasangan yakin dan percaya bahwa mereka sama-sama sedang berjuang
Untuk memberikan yang terbaik demi langgengnya pernikahan
.
Setelah 16 tahun menikah
Pasti ada jalan tengah
Bagi dua orang yang masih mau bertahan
Bagi dua hati yang masih setia
Bagi dua individu yang terus memilih satu sama lain
Untuk menjadi separuh nafasnya
Belahan jiwanya
Sumber ketenangannya
Sahabat baiknya
Tempat curhatnya
Supporter terbesarnya
Kekasih hatinya

Kadang...
Ada banyak bahasa yang tak harus terucap namun kita sebagai pasangan sudah bisa menangkap
Ada batasan-batasan yang kita sudah bisa memahami tanpa harus bertanya
Ada semburat kemarahan yang tak harus meletup letup karena kita sudah bisa menjadi air yang dibutuhkan untuk meredakannya
Ada nada bahagia yang semakin keras terdengar karena kita sebagai pasangan menjadi loud speakernya.
Karena kita ikut bahagia saat si dia juga bahagia.
Ada ketenangan yang kita tawarkan saat dunia pasangan kita sedang terguncang.
Ada tempat berteduh yang aman tanpa judgemental dimana pasangan kita bisa berkeluh kesah.
.
Baginya, kita lah yang akan selalu menjadi segala-galanya.
Dialah pakaian yang membuat kita merasa terhormat, terlindungi, aman dan nyaman.
.
Meski demikian ...
Ada juga yang kurang beruntung
Harus menelan pahitnya kesendirian
Menapaki jalan hidup tanpa teman
Menjalani malam diiringi keheningan
Menutup hati rapat-rapat
Karena tak ingin lagi merasakan perihnya duri-duri cinta manusia
Tak ingin lagi terhempas oleh badai rumah tangga
Tak ingin lagi dikhianati oleh cinta semu dunia
Tak mampu lagi bertahan dengan belahan jiwa yang justru menyesakkan dada
Tak mampu lagi memberikan kebaikan dalam ikatan pernikahan
.
Menikah dan bercerai adalah suratan takdir
Sebelum menikah dan bercerai
Selama menikah dan bercerai
Setelah menikah dan bercerai
Itulah yang akan di nilai
Apakah upaya kita sudah maksimal?
Apakah alasan mendasar kita memulai dan mengakhirinya?
Sudahkah kita mencoba segala cara?
Hikmah apa yang bisa kita ambil darinya?
.
Sungguh ... kehidupan adalah proses pembelajaran.
Allah kirim setiap kejadian sebagai guru dan pengalaman
Jika saja kita mau renungkan
Siapa yang cerdas akan bisa berubah menjadi matang dan dewasa
Siapa yang bebal akan tetap berjalan di tempat yang sama
.
London, 12 April 2020 (2 hari post anniversary)
.
Mabruk juga untuk saudara kembarku Umm Adam yang menikah di hari, tanggal dan tahun yang sama 😘

#Revowriter
#KompakNulis
#GeMesDa
#Covid19
#MutiaraUmmat
#CatatanSelamaLockdown

Comments

Popular posts from this blog

my Special Student

Seneng...happy lega dan terharu...itulah yang aku rasakan ketika murid 'istimewaku' menyelesaikan Iqra jilid 6 minggu yang lalu...percaya atau nggak aku menitikkan airmata dan menangis sesenggukan dihadapan dia, ibu dan kakak perempuannya....yah...airmata bahagia karena dia yang setahun yang lalu tidak tahu sama sekali huruf hijaiyah kini bisa membaca Al Quran meski masih pelan dan terbata bata...tapi makhrojul hurufnya bagus, ghunnahnya ada, bacaan Mad-nya benar....dan aku bayangkan jika seterusnya dia membaca Quran dan mungkin mengajarkannya kepada orang lain maka inshaAllah akan banyak pahala berlipat ganda... Namanya Tasfiyah ...seorang gadis cilik bangladeshi berusia 6 tahun saat pertama kali aku bertemu dengannya....Ibunya sengaja mengundangku datang ke rumah nya karena memang tasfi tidak suka dan tidak mau pergi ke masjid kenapa? karena sangat melelahkan...bayangkan aja 2 jam di setiap hari sepulang sekolah, belum lagi belajar bersama dengan 30 orang murid didampingi 1

Tuk Semua Ibu-Ibu

At 05 July, 2006 , Mother of Abdullaah said… Whaa kalo aku pribadi, emaknya sendiri musti banyak belajar.. kira2 kalo ngimpi punya anak hafidzah 'layak' gak ya :D At 05 July, 2006 , Inaya Salisya said… Wah subhanalloh ya.. Ina juga pengen mbak, tapi ga ada do it hehe... ummu Aqilla terharuuu...terharu biru...jadi semangat nyiapin anak jd hafidz nhafidzah. jazakillahkhoir, ukh! Atas dasar 3 komen diatas akhirnya aku tertarik untuk ngasih komentar tentang cita cita punya anak hazidz/hafidzah...dimanapun seorang ibu pasti ingin anak2nya menjadi anak yang sholeh dan sholehah...hanya mungkin gambaran masing2 ibu berbeda dan derajat kesholehan yang mereka gambarkan dan inginkan juga pasti berbeda satu sama lain.....namun terlepas dari itu semua, setiap ibu muslimah pasti sangat bahagia dan bangga jika punya anak2 yang bisa menjadi penghapal Quran alias hafidz...kenapa ? karena sekian banyak pahala yang bakal dapat diraih dari sang Ortu dan juga sang anak..hanya saja cita2 y

Kisah sedih seorang dokter

Al kisah ada seorang teman laki laki yang pernah bersekolah dengan suami waktu jaman SMP dan SMA. Sebut saja namanya Amr, Amr datang dari keluarga miskin bahkan bisa dibilang sangat miskin, dia dirawat oleh bibinya yang juga kekurangan. Tidak jarang Amr harus menahan lapar ketika berangkat sekolah. Namun semangatnya yang tinggi mengalahkan rasa laparnya....hari berganti hari, Amr melanjutkan sekolah ke SMP, disitulah Amr bertemu dengan suamiku, hampir tiap hari mereka berbagi makanan bersama, subhanAllah...meski demikian, bisa dibilang Amr sangat cerdas dan pekerja keras, hal ini terbukti dengan prestasi sekolah yang patut bibnya banggakan. Di SMP itu ada sekitar 12 kelas dan masing masing kelas ada sekitar 70 siswa.....diantara ratusan siswa Amr selalu menjadi juara 1, sampai sampai dia diberi kebolehan naik kelas berikutnya hanya dalam waktu 6 bulan, walhasil dalam setahun dia naik kelas 2 kali dan setiap naik kelas dia selalu menjadi TOP STUDENT! Ketika masuk SMA, hal yang sam