#RamadhanBersamaPelitaRevowriter
#PelitaRevowriter
#challengeday8
#Post2
.
Ramadan Selama Lockdown
.
Oleh: Yumna Umm Nusaybah
(Member of Revowriter London)
.
Akhir pekan menjelang Ramadan biasanya ramai muslim berbelanja kebutuhan makanan. Entah itu di pasar atau supermarket. Selalu berjejal dan terasa sekali suasana istimewa. Yah Karena kami tinggal di area di mana jumlah muslim mendominasi. Jadi rasa Ramadan dan Eid-nya tak jauh beda dengan Indonesia.
.
Namun Kali ini sungguh berbeda. Sabtu kemarin aku belanja kebutuhan pokok di sebuah supermarket, tak ada acara berjubel ria. Semua antri rapi berjarak dua meter satu sama lain. Sedih? Tentu sedikit ada. Layaknya perhelatan akbar sebut saja sebuah walimah pernikahan. Akan ada tamu yang datang. Berbondong bondong ingin menyaksikan. Tamu jauh dan keluarga besar yang jarang bersua ikut datang pula. Tentulah kita semangat mempersiapkannya. Kita akan merencanakan setiap detailnya. Kita akan bersuka cita menyambutnya. Demikianlah semestinya rasa bahagia seseorang yang beriman kepada ketika menyambut Ramadan.
.
Bayangan untuk bisa mendapat pahala berlipat ganda.
Bisa berbuka bersama dengan sanak saudara.
Tarawih dan mendengarkan alunan merdu bacaan Quran seorang imam.
Suara adzan maghrib yang membahana
Kegiatan keislaman yang padat sekaligus aktivitas sosial sepanjang bulan Ramadan. Semua tak akan lagi seperti biasa.
.
Tak akan ada buka bersama bersama sahabat lama.
Tak ada tarawih dan sekedar mengunjungi tetangga.
Bahkan ada kemungkinan tak ada sholat Eid di hari raya.
.
Kalau kita merasa ada yang kurang, karena kebiasaan Ramadan tak bisa lagi dilakukan, lalu merasa sedih yang mendalam. Sangatlah wajar!
.
Namun demikian, rasa tak boleh menjadi rujukan dan memimpin sebuah perbuatan.
Pemikiran yang harus di dahulukan.
Percaya dan selalu yakin bahwa meski kondisi kita tak lagi sama
Namun kemuliaan Ramadan dan barakahnya masih tetap tersimpan.
Meski pintu masjid tertutup namun pintu surga terbuka
Yang terpenting adalah bagaimana kita bisa memaksimalkan amal.
Tentu dalam lingkup yang masih terkategori aman.
.
Kalau tak bisa tarawih di masjid, tarawih dirumah pun di bolehkan.
Bahkan ini kesempatan para ayah bunda mempertajam dan menambah hafalan.
.
Tak ada lagi kerja kantoran.
Itu artinya, malam Ramadan bisa dipenuhi khalwat bersama Rabb Yang Maha Kuasa.
Tak ada lagi rasa capek pulang pergi mengantar anak kemana mana
Artinya, ada banyak waktu dan tenaga untuk duduk mendiskusikan Islam dengan keluarga.
Meski tak bisa menjadi host buka bersama, namun sadaqah bisa tetap dilakukan
Memberi orang puasa makan bisa dengan mengirim mereka kejutan
.
Bulan Ramadan adalah bulan Quran
Bulan diturunkannya petunjuk bagi manusia
Penyebutan Quran setelah penyebutan lafad Syahru Ramadan di dalam Al Quran
Menjadi bukti, betapa Allah سبحانه و تعالى melihatnya demikian
Sudah seharusnya kita bercengkrama dengannya
Membacanya
Memahami maknanya
Mengkajinya
Menerapkannya
Mendakwahkannya
.
Sudah banyak teladan dari generasi sebelum kita
.
Adalah Al-Aswad bin Yazid –seorang ulama besar tabi’in yang meninggal dunia 74 atau 75 Hijriyah di Kufah- bisa mengkhatamkan Al-Qur’an di bulan Ramadhan setiap dua malam. Dari Ibrahim An-Nakha’i, ia berkata,
كَانَ الأَسْوَدُ يَخْتِمُ القُرْآنَ فِي رَمَضَانَ فِي كُلِّ لَيْلَتَيْنِ
“Al-Aswad biasa mengkhatamkan Al-Qur’an di bulan Ramadhan setiap dua malam.” (Siyar A’lam An-Nubala, 4: 51)
.
Disebutkan dalam kitab yang sama di luar bulan Ramadhan, Al-Aswad biasa mengkhatamkan Al-Qur’an dalam enam malam. Waktu istirahat beliau untuk tidur hanya antara Maghrib dan Isya. (Siyar A’lam An-Nubala, 4: 51)
.
Ada seorang ulama di kalangan tabi’in yang bernama Qatadah bin Da’amah yang meninggal tahun 60 atau 61 Hijriyah dan salah seorang murid dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu. Salam bin Abu Muthi’ pernah mengatakan tentang semangat Qatadah dalam berinteraksi dengan Al-Qur’an,
كَانَ قَتَادَة يَخْتِمُ القُرْآنَ فِي سَبْعٍ، وَإِذَا جَاءَ رَمَضَانُ خَتَمَ فِي كُلِّ ثَلاَثٍ، فَإِذَا جَاءَ العَشْرُ خَتَمَ كُلَّ لَيْلَةٍ
“Qatadah biasanya mengkhatamkan Al-Qur’an dalam tujuh hari. Namun jika datang bulan Ramadhan ia mengkhatamkannya setiap tiga hari. Ketika datang sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan, ia mengkhatamkan setiap malamnya.” (Siyar A’lam An-Nubala’, 5: 276)
.
Muhammad bin Idri Asy-Syafi’i yang kita kenal dengan Imam Syafi’i yang terkenal sebagai salah satu ulama madzhab sebagaimana disebutkan oleh muridnya Ar-Rabi’ bin Sulaiman,
كَانَ الشَّافِعِيُّ يَخْتِمُ القُرْآنَ فِي شَهْرِ رَمَضَانَ سِتِّيْنَ خَتْمَةً
“Imam Syafi’i biasa mengkhatamkan Al-Qur’an di bulan Ramadhan sebanyak 60 kali.” Ditambahkan oleh Ibnu Abi Hatim bahwa khataman tersebut dilakukan dalam shalat. (Siyar A’lam An-Nubala’, 10: 36).
.
Ibnu ‘Asakir. Seorang ulama hadits dari negeri Syam, dengan nama kunyah Abul Qasim, beliau penulis kitab yang terkenal yaitu Tarikh Dimasyq. Anaknya yang bernama Al-Qasim mengatakan mengenai bapaknya,
وكان مواظبا على صلاة الجماعة وتلاوة القرآن، يختم كل جمعة، ويختم في رمضان كل يوم، ويعتكف في المنارة الشرقية، وكان كثير النوافل والاذكار
“Ibnu ‘Asakir adalah orang yang biasa merutinkan shalat jama’ah dan tilawah Al-Qur’an. Beliau biasa mengkhatamkan Al-Qur’an setiap pekannya. Lebih luar biasanya di bulan Ramadhan, beliau khatamkan Al-Qur’an setiap hari. Beliau biasa beri’tikaf di Al-Manarah Asy-Syaqiyyah. Beliau adalah orang yang sangat gemar melakukan amalan sunnah dan rajin berdzikir.” (Siyar A’lam An-Nubala’, 20: 562 (sumber: Rumaysho.com)
.
Memang jumlah khatam tidak menjadi target utama
Namun yang terpenting menghadirkan Allah سبحانه و تعالى dalam setiap aktivitas kita.
Mungkin ini satu-satunya Ramadan dimana anak-anak akan full bersama kita.
Bisa jadi, Ramadan ini satu-satunya kesempatan dimana selama 29/30 hari hanya ada kita dan Allah سبحانه و تعالى saja
.
Kuatkan tali itu
Jadikan Ramadan kali ini masa kita mengisi amunisi dalam diri
Sehingga setelah keluar darinya
Kita akan dipenuhi semangat
Untuk menghadapi berbagai tantangan
Menjadi pengemban Islam
Semoga Allah سبحانه و تعالى mengkaruniakan taqwa dan mencurahkan berkah Ramadan kepada kita. اللهمّ امين يا ربّ العالمين
.
London, 23 April 2020
Ramadan H-1
.
#GoresanYumna
#Revowriter
#KompakNulis
#GeMesDa
#Covid19
#MutiaraUmmat
Comments