Skip to main content

..HADIAH UNTUK HAWA..

Hadiah Untuk Kaum Hawa
Hawa, Sadarkah engkau sebelum datangnya sinar Islam, kita dizalimi, hak kita dicerobohi, kita ditanam hidup-hidup, tiada penghormatan walau secebis oleh kaum adam, tiada nilai dimata adam, kita hanya sebagai alat untuk memuaskan hawa nafsu mereka. Tapi kini bila rahmat Islam menyelubungi alam, bila sinar Islam berkembang, derajat kita diangkat, maruah kita terpelihara, kita dihargai dan dipandang mulia, dan mendapat tempat di sisi Allah sehingga tiada sebaik-baik hiasan di dunia ini melainkan wanita sholehah. Wahai Hawa, Kenapa engkau tak menghargai nikmat iman dan Islam itu? Kenapa mesti engkau kaku dalam mentaati ajaranNya, kenapa masih segan mengamalkan isi kandungannya dan kenapa masih was-was dalam mematuhi perintahNya? Wahai Hawa, Tangan yang mengoncang buaian boleh mengoncang dunia, sadarlah hawa kau dapat mengoncang dunia dengan melahirkan manusia yang hebat yakni yang sholeh dan sholehah, kau bisa menggegar dunia dengan menjadi isteri yang taat serta memberi dorongan dan sokongan pada suami yang sejati dalam menegakkan Islam di mata dunia. Tapi hawa, jangan sesekali kau coba menggoncang keimanan lelaki dengan lembut tuturmu, dengan ayu wajahmu, dengan lengguk tubuhmu. Jangan kau menghentak-hentak kakimu untuk menyatakan kehadiranmu. Jangan Hawa, jangan sesekali coba menarik perhatian kaum adam yang bukan suamimu. Jangan sesekali mengoda lelaki yang bukan suamimu, karena aku khawatir ia mengundang kemurkaan dan kebencian Allah. Tetapi memberi kegembiraan pada syaitan karena wanita adalah jala syaitan, alat yang dieksploitasikan oleh syaitan dalam menyesatkan Adam. Hawa, Andai engkau masih remaja, jadilah anak yang sholehah buat kedua ibu-bapakmu, andai engkau sudah bersuami jadilah isteri yang meringankan beban suamimu, andai engkau seorang ibu didiklah anakmu sampai ia tak gentar memperjuangkan ad-din Allah. Hawa, Andai engkau belum menikah, jangan kau risau akan jodohmu, ingatlah hawa janji Tuhan kita, wanita yang baik adalah untuk lelaki yang baik. Jangan menggadaikan maruahmu hanya semata-mata karena seorang lelaki, jangan memakai pakaian yang menampakkan sosok tubuhmu hanya untuk menarik perhatian dan memikat kaum lelaki, karena kau bukan memancing hatinya tapi merangsang nafsunya. Jangan memulakan pertemuan dengan lelaki yang bukan muhrim karena aku khawatir dari mata turun ke hati, dari senyuman membawa ke salam, dari salam cenderung kepada pertemuan dan dari pertemuan... takut lahirnya nafsu kejahatan yang menguasai diri. Hawa, Lelaki yang baik tidak melihat paras rupa, lelaki yang soleh tidak memilih wanita melalui keseksiannya, lelaki yang warak tidak menilai wanita melalui keayuaannya, kemanjaannya serta kemampuannya menggoncang iman mereka. Tetapi hawa, lelaki yang baik akan menilai wanita melalui akhlaknya, peribadinya dan ad-dinnya. Lelaki yang baik tidak menginginkan sebuah pertemuan dengan wanita yang bukan muhrimnya karena dia takut memberi kesempatan pada syaitan untuk mengodanya. Lelaki yang warak juga tak mau bermain cinta sebabnya dia tahu apa tujuan dalam sebuah hubungan antara lelaki dan wanita yakni pernikahan. Oleh itu Hawa, Jagalah pandanganmu, jagalah pakaianmu, jagalah akhlakmu, kuatkan pendirianmu. Andai kata ditakdirkan tiada cinta dari Adam untukmu, cukuplah hanya cinta Allah menyinari dan memenuhi jiwamu, biarlah hanya cinta kedua ibu-bapakmu yang memberi kehangatan kebahagiaan buat dirimu, cukuplah sekadar cinta adik-beradik serta keluarga yang akan membahagiakan dirimu. Hawa, Cintailah Allah dikala susah dan senang karena kau akan memperolehi cinta dari insan yang juga mencintai Allah. Cintailah kedua ibu-bapakmu karena kau akan peroleh keridhaan Allah. Cintailah keluargamu karena tiada cinta selain cinta keluarga. Hawa, Ingatanku yang terakhir, biarlah tangan yang menggoncang buaian ini dapat menggoncang dunia dalam mencapai keredhaan Illahi. Jangan sesekali tangan ini juga yang menggoncang keimanan kaum Adam, karena aku sukar menerimanya dan aku benci mendengarnya. Suatu saat ada yang harus pergi, suatu saat ada yang akan datang. Mungkin yang pergi tidak akan kembali, dan mungkin yang datang hanya sebentar. (Cahya Rahma Dewi)

Comments

Popular posts from this blog

Saat Sang Maha Kuasa Berkehendak

Saat Sang Maha Kuasa Berkehendak Oleh:  Yumna Umm Nusaybah (Member Revowriter London) . Datangnya tidak disangka  Mengenalnya pun tanpa terduga Membayangkan pun belum pernah Apalagi berangan angan untuk menikah . Namun kedua anak adam ini sejak awal memang tak punya keraguan Bahwa mereka tercipta untuk saling melengkapi  Bahwa masing-masing akan menjadi penawar kesendirian  Bahwa mereka dipertemukan HANYA karena Sang Maha Kuasa berkehendak demikian . 2 tahun bukan waktu yang lama Pun bukan waktu yang singkat Saat hasrat ingin menunaikan Sunnah RasulNya Terhalang oleh pandemi yang mendera . Namun memang benar … Bahwa dibalik penantian  Ada yang ingin Allah سبحانه Ùˆ تعالى ajarkan . Kerelaan sang bunda menerima kenyataan Keyakinan pasangan bahwa mereka memilih jalan dan calon yang benar . Butuh waktu yang panjang …  Bagi seorang Bunda  Untuk menata hati dan merapikan benak Melepas anak pertama tumpuan jiwa Memulai hidup baru di ujung dunia  Bersama l...

my Special Student

Seneng...happy lega dan terharu...itulah yang aku rasakan ketika murid 'istimewaku' menyelesaikan Iqra jilid 6 minggu yang lalu...percaya atau nggak aku menitikkan airmata dan menangis sesenggukan dihadapan dia, ibu dan kakak perempuannya....yah...airmata bahagia karena dia yang setahun yang lalu tidak tahu sama sekali huruf hijaiyah kini bisa membaca Al Quran meski masih pelan dan terbata bata...tapi makhrojul hurufnya bagus, ghunnahnya ada, bacaan Mad-nya benar....dan aku bayangkan jika seterusnya dia membaca Quran dan mungkin mengajarkannya kepada orang lain maka inshaAllah akan banyak pahala berlipat ganda... Namanya Tasfiyah ...seorang gadis cilik bangladeshi berusia 6 tahun saat pertama kali aku bertemu dengannya....Ibunya sengaja mengundangku datang ke rumah nya karena memang tasfi tidak suka dan tidak mau pergi ke masjid kenapa? karena sangat melelahkan...bayangkan aja 2 jam di setiap hari sepulang sekolah, belum lagi belajar bersama dengan 30 orang murid didampingi 1 ...

Tuk Semua Ibu-Ibu

At 05 July, 2006 , Mother of Abdullaah said… Whaa kalo aku pribadi, emaknya sendiri musti banyak belajar.. kira2 kalo ngimpi punya anak hafidzah 'layak' gak ya :D At 05 July, 2006 , Inaya Salisya said… Wah subhanalloh ya.. Ina juga pengen mbak, tapi ga ada do it hehe... ummu Aqilla terharuuu...terharu biru...jadi semangat nyiapin anak jd hafidz nhafidzah. jazakillahkhoir, ukh! Atas dasar 3 komen diatas akhirnya aku tertarik untuk ngasih komentar tentang cita cita punya anak hazidz/hafidzah...dimanapun seorang ibu pasti ingin anak2nya menjadi anak yang sholeh dan sholehah...hanya mungkin gambaran masing2 ibu berbeda dan derajat kesholehan yang mereka gambarkan dan inginkan juga pasti berbeda satu sama lain.....namun terlepas dari itu semua, setiap ibu muslimah pasti sangat bahagia dan bangga jika punya anak2 yang bisa menjadi penghapal Quran alias hafidz...kenapa ? karena sekian banyak pahala yang bakal dapat diraih dari sang Ortu dan juga sang anak..hanya saja cita2 y...