Oleh: Yumna Umm Nusaybah
(Member Revowriter London)
.
Seluruh materi ujian di madrasah yang mengandung konten khilafah dan perang atau jihad telah diperintahkan untuk ditarik dan diganti. Hal ini sesuai ketentuan regulasi penilaian yang diatur pada SK Dirjen Pendidikan Islam Nomor 3751, Nomor 5162 dan Nomor 5161 Tahun 2018 tentang Juknis Penilaian Hasil Belajar pada MA, MTs, dan MI. Demikian berita yang aku baca pagi ini di Republika Online.
.
Berbagai respon marah, kecewa bisa terbaca dari sekian banyak komentar di sosial media. Wajar? Tentu saja! Sejarah adalah identitas. Melupakan sejarah seperti melupakan siapa kita sebenarnya. Mengkebiri sejarah sama dengan malu mengingat nenek moyang kita. Menyembunyikan fakta sejarah menunjukkan kita tidak mau lagi di asosiasikan dengan pendahulu kita. Sayangnya, sejarah yang kita bicarakan bukan sembarang sejarah. Tapi sejarah hidup Junjungan kita, Rasulullah Muhammad ﷺ. Perjalanan beliau adalah tuntunan. Pegangan. Cahaya. Sumber Hukum. Sumber Inspirasi. Pengobar Semangat. Di sutradarai oleh Sang Maha Benar.
.
Allah ﷻ berfirman dalam Al Quran
وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الهَوَى * إِنْ هُوَ إِلاَّ وَحْيٌ يُوحَى
“Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Alquran) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (QS:An-Najm | Ayat: 4)
.
Berapa banyak waktu, darah, lelah, peluh dan pengorbanan dari para ulama ternama demi menyusun Sirah Baginda ﷺ. Kita berhutang kepada mereka! Kita harus menjaga amanah ilmu yang sudah mereka wariskan kepada kita. Alih alih berterima kasih dan bangga dengan kerja keras para sahabat, tabi’in, tabiut tabi’in dan ulama setelahnya, yang terjadi justru menyembunyikan aspek sejarah yang sekilas tidak enak di dengar telinga.
.
Mengapa? Berbagai dalih di ajukan.
.
"Kita akan hapuskan materi tentang perang-perang di pelajaran SKI tahun depan. Berlaku untuk semua jenjang, mulai dari MI (madrasah ibtidaiyah) sampai MA (madrasah aliyah). Sebagai gantinya, akan dimasukkan materi mengenai masa-masa kejayaan Islam. Meliputi kejayaan Islam di dunia dan Indonesia” kata Direktur Kurikulum Sarana Prasarana Kesiswaan dan Kelembagaan (KSKK) Madrasah Kementerian Agama, Ahmad Umar, di Jakarta, Jumat lalu. (Republika.co.id)
.
Langkah tersebut, kata dia, dilakukan agar Islam tidak lagi dianggap sebagai agama yang selalu dihubungkan dengan perang.
.
"Kami ingin menghapuskan pandangan-pandangan orang yang selalu saja mengaitkan Islam itu dengan perang. Kita juga ingin mendidik anak-anak kita sebagai orang-orang yang punya toleransi tinggi kepada penganut agama-agama lainnya," jelasnya.
.
Saya jadi bertanya tanya.
1. Siapa yang sebenarnya menjual pandangan bahwa Islam itu identik dengan kekerasan? Bukankah itu jualan awak media yang jelas jelas mendapat ijin dari negara? Bahkan tak jarang media itu adalah corong dari partai penguasa.
2. Pada faktanya, diantara jutaan kaum muslimin di Indonesia, segelintir orang yang terlibat aktivitas teror yang jelas bertentangan dengan ajaran agama. Namun berapa kali pula muslim dan Islam tetap dianggap biang keladinya. Padahal mereka adalah oknum saja. Jika di teliti, aksi teror mereka menguntungkan pihak tertentu agar bisa menelurkan UU baru berdalih anti terorisme.
3. Jika dikatakan bahwa kurikulum baru ini akan fokus dalam membangun peradaban, lah selama ini tujuan dan konteks membahas Sirah Rasulullah dan Khulafaur Rasyidin itu apa? Emang mereka berperang karena suka perang? Mereka berjihad karena mereka suka dengan kekerasan? Jihad adalah metode menyebarkan Islam. Ditempuh sebagai upaya terakhir jika mereka tidak mau tunduk di bawah aturan Islam (catat: bukan paksaan memeluk Islam) dan ketika mereka menghalangi cahaya Allah untuk di sebarkan.
4. Kalau memang tidak beda dengan uraian di atas, lalu kenapa materi jihad dan khilafah harus dihapuskan? Metode pengajarannya saja yang seharusnya di luruskan.
5. Apa iya, selama ini (sebelum materi jihad dan khilafah di hapus) siswa siswi madrasah menjadi anarkis, bertindak kekerasan, tidak tolerir dan terinspirasi menjadi seorang teroris? Apakah ini bisa dibuktikan? Sampai sampai materi ini harus dimusnahkan? Duh logikanya itu loh dimana?
.
Jika memang ingin mencari alasan mengapa para teroris itu melakukan apa yang mereka yakini benar, (meski secara syar’i jelas salah dan dipertanyakan), simak saja pengakuan mereka.
.
Mereka lelah dan capek dengan penindasan kaum muslimin di berbagai belahan dunia.
.
Mereka ingin membalaskan sakit hati dan rasa frustasi dengan jalan yang mereka anggap benar, bisa di dengar dan membawa dampak besar.
.
Mereka ingin membuat semua orang berfikir 1000x sebelum membuat kaum muslimin menderita.
.
Apakah tujuan mereka tercapai? Jelas tidak! Justru perilaku ini menambah legitimasi bagi sebuah negara dan pemerintahnya untuk semakin menghimpit kaum muslimin di manapun mereka berada.
.
Banyak Undang Undang baru yang justru mudah di sahkan karena aksi mereka.
.
Karenanya, mengapa pemerintah tidak fokus saja mengangkat kesejahteraan sosial kaum muslimin? Membela kehormatan saudara kita yang teraniaya? membela agama Allah ﷻ yang sering di nistakan? Menunjukkan kepada dunia bahwa muslim dan penguasanya layak diperhitungkan?
.
Lah kalau penguasanya saja malu dengan identitas keislamannya, terus rakyatnya harus gimana?
.
Lah kalau ada rakyat protes dan mengingatkan penguasa supaya melakukan tugasnya dengan baik malah di persekusi dan dianggap menghina, terus kapan penguasa bisa menyadari kesalahannya?
.
Kalau kemudian ada rakyat yang sudah geram dan memilih cara mereka sendiri menyelesaikan masalahnya, salahkah mereka?
.
Jadi apa sebenarnya niat KEMENAG menghapus bab Jihad dan Khilafah di Madrasah? Menekan proses radikalisme? Memutus rantai terorisme? Menjauhkan kaum muslimin dengan fakta sejarah dimana Islam pernah memimpin dunia? Menghapus ingatan kita bahwa karena kerja keras pendahulu kita lah Islam sampai ke Indonesia?
.
Sungguh sodara, tanpa ketegasan Abu Bakr RA, keberanian dan ketangguhan Umar Ibn Khattab RA,kebijakan Usman Ibn Affan RA dan kecerdasan Ali ibn Thalib RA ketika memimpin Khilafah di masanya, kita tidak akan menikmati indahnya cahaya Islam. Semua akan hidup di kegelapan. Dipenuhi kemaksiyatan, penindasan, kebodohan dan kesesatan.
.
Tugas kita sederhana, meneruskan perjuangan mereka, menjaga dan menyebarkan cahayaNya. Bukannya malah mengkebiri dan menyembunyikan fakta sejarah yang sebenarnya.
.
Mari berkaca pada salah satu negara adidaya, Inggris. Sekalipun perang dunia pertama dan kedua diliputi kekerasan, kematian, penyiksaan, penderitaan akibat perang, tetap saja pemerintah Inggris mengajarkan, mengingatkan, memastikan anak anak SD SMP SMA mengenal sejarah Perang Dunia. Kenapa? Karena ini bagian dari sejarah mereka. Memang pahit namun dari sana mereka belajar tentang keberanian, pengorbanan, dan kejayaan negara mereka. Mereka tidak malu dan tidak ragu. Jika ada anggota parlemen atau menteri mengusulkan untuk menghapusnya pasti mereka akan di cerca, di anggap pembangkang atau tidak setia kepada negara.
.
Nah...bayangkan jika ada seorang muslim, pemimpin yang mengaku muslim, berbuat demikian tentang sejarah rasulNya! Terus gimana?
.
Silahkan jawab sendiri di benak anda.
وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا
“Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah.” (QS:Al-Hasyr | Ayat: 7)
.
London, Minggu 8 Desember 2019
#RenunganJumat
#Revowriter
#UnekUnek
#Islam
#GeMesda
Comments