Skip to main content

Seni Memuji

#ParentingTips

.

SENI MEMUJI

.

Oleh: Yumna Umm Nusaybah

(Member Revowriter, London)

.

Sudah menjadi kebiasaan. Menjelang tidur, kami punya ritual pamitan. Anak-anak kami beri ciuman. Mereka mencium balik. Kami pastikan mengucap, "I love you! We are very proud of you today because bla...bla...bla"

.

Dalam ilmu parenting ternyata ada anjuran agar sebisa mungkin pujian itu dalam bentuk rincian alias detail. Tidak hanya mengungkap rasa bangga kita, tapi kenapa dan apa yang membuat kita bangga kepada mereka . Misalnya, kita bangga karena mereka telah solat tanpa di ingatkan. Atau bersusah payah menyelesaikan PR tanpa jejeritan. Atau karena sudah membantu menaruh piring kotor ke tempat cucian. Atau karena sudah menjaga sang adik dengan sabar. Atau sekedar melakukan hal yang kita minta tanpa menunda. Atau lemah lembut dalam bertutur kata. 

.

Pujian yang dirinci akan lebih mudah di fahami oleh seorang anak. Selanjutnya mereka tahu apa yang harus mereka lakukan di lain waktu. Jika hanya sekedar ungkapan, "wah Adek pinter ya?!" Maka besar kemungkinan mereka tidak tahu apa tanda dan tindakan yang menghasilkan mereka mendapat pujian ‘pintar’. Kadang kita memuji pintar karena mereka selesai mengerjakan PR tanpa butuh bantuan. Tapi alasan itu tidak tersampaikan karena kita hanya bilang, "Adek pintar!". Pujian seperti ini menyebabkan fixed mindset. Kalau suatu saat mereka tidak bisa mengerjakan PR atau butuh bantuan saat mengerjakannya, maka besar kemungkinan mereka akan melabeli diri mereka sendiri sebagai anak yang TIDAK lagi pintar. 

.

Akan sangat berbeda jika pujian itu berisi rincian dari USAHA yang telah mereka lakukan. Semisal, "Wah, Mama bangga dan salut sekali karena Kakak berusaha sekuat tenaga menyelesaikan PR tanpa mengeluh." 

.

Memang pujian seperti ini akan butuh waktu lebih panjang. Butuh kata-kata yang lebih banyak. Sekaligus butuh berfikir sebelum bicara. Namun percayalah, efeknya luar biasa! Pujian yang jelas, detail dan rinci akan melekat di benak si anak. Mereka akan ingat bahwa yang kita hargai adalah upaya mereka. Ketika mereka kesusahan mengerjakan, tapi tetap berusaha. Maka mereka tahu itulah yang membuat kita bangga. Dan cycle ini akan makin memacu mereka lebih giat berusaha. Inilah pujian yang menjadikan mereka memiliki growth mindset. 

.

Anak yang memiliki fixed mindset percaya bahwa kemampuan mereka sudah tetap. Tidak bertambah tidak berkurang. Dalam benak mereka yang ada hanya: saya tidak bisa matematika atau saya pandai berbahasa. Saat disodori soal matematika, mereka sudah lebih dulu putus asa. Karena yakin dirinya tidak bisa. Dan saat pelajaran bahasa yang seharusnya dia telan tanpa masalah, eh kok tiba tiba terasa sulit maka dia akan mempertanyakan kembali kemampuannya.

.

Growth mindset lebih kepada keyakinan bahwa seseorang itu menjadi ahli setelah mencoba berkali kali. Mereka hebat dalam suatu hal setelah mereka sering mengulang dan sabar dalam proses tadi. 

.

Walhasil, yang perlu di bangun dalam diri anak adalah mentalitas bahwa bisa itu bukan karena warisan tapi karena pembiasaan. Dan karakter ini bisa dibangun melalui cara kita memuji. Efek dari sebuah kata akan berpengaruh pada tumbuh kembang mereka. Kata-kata juga berperan membantu mereka menandai, mengelola dan mengendalikan emosi. 

.

Dari memahami tehnik memuji ini saja makin menyadarkan amanah besar sebagai orang tua dalam membentuk karakter unggul generasi ke depan. Generasi yang peduli dengan seberapa besar upaya mereka. Bukannya hasil pencapaian. Bukankah sejatinya Allah ﷻ juga menilai usaha dan bukan hasil akhir.

.

‎وَقُلِ اعْمَلُوا فَسَيَرَى اللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ ۖ وَسَتُرَدُّونَ إِلَىٰ عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

.

"Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan. (Quran Surah At-Taubah:105)

.

Allah Ta’ala berfirman,

.

‎فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ (7) 

‎وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ (8)

.

"Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan sekecil apa pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. 

Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sekecil apa pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula."

.


London, 14 Desember 2019


#Revowriter

#Islam

#ParentingTips

#GeMesda

Comments

Popular posts from this blog

Saat Sang Maha Kuasa Berkehendak

Saat Sang Maha Kuasa Berkehendak Oleh:  Yumna Umm Nusaybah (Member Revowriter London) . Datangnya tidak disangka  Mengenalnya pun tanpa terduga Membayangkan pun belum pernah Apalagi berangan angan untuk menikah . Namun kedua anak adam ini sejak awal memang tak punya keraguan Bahwa mereka tercipta untuk saling melengkapi  Bahwa masing-masing akan menjadi penawar kesendirian  Bahwa mereka dipertemukan HANYA karena Sang Maha Kuasa berkehendak demikian . 2 tahun bukan waktu yang lama Pun bukan waktu yang singkat Saat hasrat ingin menunaikan Sunnah RasulNya Terhalang oleh pandemi yang mendera . Namun memang benar … Bahwa dibalik penantian  Ada yang ingin Allah سبحانه و تعالى ajarkan . Kerelaan sang bunda menerima kenyataan Keyakinan pasangan bahwa mereka memilih jalan dan calon yang benar . Butuh waktu yang panjang …  Bagi seorang Bunda  Untuk menata hati dan merapikan benak Melepas anak pertama tumpuan jiwa Memulai hidup baru di ujung dunia  Bersama l...

my Special Student

Seneng...happy lega dan terharu...itulah yang aku rasakan ketika murid 'istimewaku' menyelesaikan Iqra jilid 6 minggu yang lalu...percaya atau nggak aku menitikkan airmata dan menangis sesenggukan dihadapan dia, ibu dan kakak perempuannya....yah...airmata bahagia karena dia yang setahun yang lalu tidak tahu sama sekali huruf hijaiyah kini bisa membaca Al Quran meski masih pelan dan terbata bata...tapi makhrojul hurufnya bagus, ghunnahnya ada, bacaan Mad-nya benar....dan aku bayangkan jika seterusnya dia membaca Quran dan mungkin mengajarkannya kepada orang lain maka inshaAllah akan banyak pahala berlipat ganda... Namanya Tasfiyah ...seorang gadis cilik bangladeshi berusia 6 tahun saat pertama kali aku bertemu dengannya....Ibunya sengaja mengundangku datang ke rumah nya karena memang tasfi tidak suka dan tidak mau pergi ke masjid kenapa? karena sangat melelahkan...bayangkan aja 2 jam di setiap hari sepulang sekolah, belum lagi belajar bersama dengan 30 orang murid didampingi 1 ...

Tuk Semua Ibu-Ibu

At 05 July, 2006 , Mother of Abdullaah said… Whaa kalo aku pribadi, emaknya sendiri musti banyak belajar.. kira2 kalo ngimpi punya anak hafidzah 'layak' gak ya :D At 05 July, 2006 , Inaya Salisya said… Wah subhanalloh ya.. Ina juga pengen mbak, tapi ga ada do it hehe... ummu Aqilla terharuuu...terharu biru...jadi semangat nyiapin anak jd hafidz nhafidzah. jazakillahkhoir, ukh! Atas dasar 3 komen diatas akhirnya aku tertarik untuk ngasih komentar tentang cita cita punya anak hazidz/hafidzah...dimanapun seorang ibu pasti ingin anak2nya menjadi anak yang sholeh dan sholehah...hanya mungkin gambaran masing2 ibu berbeda dan derajat kesholehan yang mereka gambarkan dan inginkan juga pasti berbeda satu sama lain.....namun terlepas dari itu semua, setiap ibu muslimah pasti sangat bahagia dan bangga jika punya anak2 yang bisa menjadi penghapal Quran alias hafidz...kenapa ? karena sekian banyak pahala yang bakal dapat diraih dari sang Ortu dan juga sang anak..hanya saja cita2 y...