(Member Revowriter London)
.
Suatu sore saat pulang sekolah. Emak konsen nyetir, si Sulung memulai bertutur, "Mama, do you know that today is 09/10/19 and if you add the day and the month, the total will represent the year which is 19," terang Nusaybah penuh binar.
.
Nusaybah menjelaskan bahwa gurunya menerangkan bahwa kejadian ini hanya terjadi sekali dalam kehidupan seseorang bahkan sampai hari akhir.
.
Aku mencoba meminta putri sulungku menarik pelajaran dari ungkapan sang guru.
.
"So, knowing that every date only happens once and never ever repeat itself for the rest of this life, what do you learn from it?" tanyaku.
.
"Hmm...I am not sure. What would it be, Mama?" Jawabnya sambil berfikir.
.
"Well, one of the most important lesson we can learn is that time will never return. Once we lose it, that’s it! Once we waste it, we can’t make it up. Once we pass it without good thing, we lost all the chance. So make the the most of the time we have to do good things that please Allah ﷻ." Jelasku panjang lebar. (Bahwa waktu tidak akan pernah kembali. Sekali kita kehilangan waktu, maka kita benar benar kehilangan. Sekalinya kita menghabiskan waktu itu tidak untuk kebaikan maka kita kehilangan kesempatan. Jadi gunakanlah waktu sebaik mungkin untuk mencari ridho Allah).
.
الله اكبر
.
Sebegitu pentingnya waktu sampai sampai Allah ﷻ bersumpah atas nama waktu/Masa di Surat Al Asr. Pertanda bahwa kita perlu memperhatikan bagaimana kita menghabiskan waktu di keseharian.
.
Dikisahkan, ada seorang ulama’ besar. Hidupnya tergolong sebentar. Beliau meninggal saat berusia 45 tahun. Meski demikian, beliau mampu menghasilkan karya spektakuler. Jumlahnya sekitar empat puluh kitab. Mulai dari kitab di bidang hadis,fiqh, bahasa dan akhlak. Jumlah yang banyak ini diramalkan hanya bisa di selesaikan oleh orang yang hidup hingga 70-80 tahun.
Tapi سبحان الله
Barakah waktu yang Allah ﷻ berikan kepada beliau bisa kita rasakan manfaatnya hingga hari ini.
.
Beliaulah penulis kitab ternama hadis Arba’in, Riyadhush Shalihin, Al-Minhaj (Syarah Shahih Muslim). Beliaulah Yahya bin Syaraf bin Hasan bin Husain An-Nawawi Ad-Dimasyqiy, Abu Zakaria atau lebih dikenal sebagai Imam An Nawawi (muslim.co.id)
.
Pertanyaannya sekarang, apakah hidup ini hanya sekedar untuk makan, minum, sosialisasi, kerja, sekolah? Atau ada nilai tambah yang membuat kita berbeda dari makhluk lain?
.
Seharusnya ada! Nilai tambah itu adalah dengan ‘meminjamkan’ waktu yang telah Allah ﷻ berikan kepada kita. Seperti Imam Nawawi. Beliau meminjamkan masa muda dan masa paruh bayanya untuk belajar dan mengajarkan Islam. Penuh keseriusan dan dedikasi. Belajar Islam tidak hanya menjadi pengisi waktu luang. Apalagi menjadi prioritas terbawah. Dalih umum lainnya, "Ah Nanti saja saat usia sudah tua dan fisik sudah melemah. Iya kalau otak masih mau di ajak kerjasama. Lah kalau nanti justru pikun dan baca Al fatihah saja terbolak balik sambil terengah-engah? Apa nggak menyesal?
.
Yakinlah, jika kita meminjamkan waktu kita untuk Allah ﷻ maka Dia akan mengembalikan ‘pinjaman’ waktu tadi dengan barakah waktu yang tersisa.
.
Pernahkah kita merasa dalam waktu 24 jam banyak sekali aktivitas kebaikan yang bisa kita lakukan?
.
Pernahkah pula kita merasa waktu berputar dengan cepat sampai sampai kita hanya mampu menyelesaikan satu tugas saja!
.
Contoh meminjamkan waktu kita untuk Allah adalah dengan mengalokasikan waktu yang kita miliki untuk membantu tegaknya Din Islam. Tahap berikutnya adalah menjadikan waktu kita berpusar dan berputar mengelilingi aktivitas ini.
.
Bagaimana caranya? Gampang! Gali potensi masing-masing. Cari keahlian yang kita miliki. Bisa dengan orasi, menulis, mengorganisir kajian besar, mendesign undangan, membuat video dakwah, menjadi tim transportasi, tim konsumsi, tim iklan dan berbagai kontribusi yang lain.
.
Demikianlah perbincanganku dengan Nusaybah. Sebenarnya pelajaran diatas justru tamparan untuk diriku sendiri.
.
Nasehat untuk diri yang lemah ini. Sungguh benar sabda Nabi ﷺ tentang Nasehat.
.
عن أبي رقية تميم بن أوس الداري رضي الله عنه, أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: «الدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ» قلنا: لمن؟ قال: «لله, ولكتابه, ولرسوله, لأئمة المسلمين وعامتهم». رواه مسلم
.
Dari Abu Ruqayyah Tamim bin Aus ad-Daary radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Agama itu nasihat". Kami pun bertanya, "Hak siapa (nasihat itu)?". Beliau menjawab, "Nasihat itu adalah hak Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya, pemerintah kaum muslimin dan rakyatnya (kaum muslimin)". (HR. Muslim)
.
London, Jumat 8 November 2019
.
#RenunganJumat
#Revowriter
#Nasehat
#Islam
#KisahDariInggris
Comments