*****************************
Jatuh Cinta di Ketikan Pertama
Oleh Yumna Umm Nusaybah
Member Revowriter London
.
Pernah kan mendengar istilah jatuh cinta pada pandangan pertama? Tentu. Tak heran dan tak jarang. Meski sebenarnya masih saja aku mencoba mengerti kok bisa? Mungkin seperti ‘pandangan’ emak emak melihat sayur segar, baju hari raya, atau korden bagus kali ya. Sekali melihat, hati ini tidak bisa berpaling...ciyah!
.
Kenapa ketikan dan bukan pandangan pertama? Karena memang perkenalan kami di awali dari media online. WhatsApp group dan juga facebook page. Kalau jaman dulu ada mirc, Yahoo messenger, MSN dan media chat lainnya, sekarang malah lebih canggih.
.
Ada banyak teman bahkan sahabat yang kudapat dari media online ini. Pertemanan yang menjadikan kami seperti saudara. Ada sahabat jauh yang membersamaiku saat ibundaku tiada, ada sahabat jauh yang aku iringi saat rumah tangganya berkecamuk hingga mengharuskannya bercerai. Salah satu sahabat itu telah kembali kepada Allah ﷻ setelah sakit sekian lama.
.
Yang mengagumkan, meski belum pernah bertemu, hati kami tertambat erat. Ada cinta yang tersirat meski belum terungkap. Ini bisa di indera saat kami kopi darat. Baru baru ini ada kopdar member #Revowriter di Surabaya. Jadi ngiri dan mupeng berharap bisa ikutan. Apa daya biaya tiket London-Surabaya tidak semurah pecel lele. Akhirnya cuma bisa baca reviewnya dan menikmati jepretan fotonya.
.
Grup lain yang aku sendiri sering kopdar namun selalu bikin hati deg-degan adalah member dari grup Mutiara Ummat. Mutiara ummat didirikan oleh salah satu sahabat dari Indonesia yang berdomisili di Belanda dan kini sudah kembali ke Indonesia. Itulah kali pertama aku kopi darat dengan member mutiara ummat. Perjalanan dari Amsterdam ke Enschede dengan mobil aku tempuh demi bertemu dua orang teman. Alhamdulillah, kedekatan dan kehangatan itu tidak hanya terasa lewat ketikan namun saat kami bertemu dan berpelukan. Ternyata memang ada tuh jatuh cinta pada ketikan pertama #opoiyo
.
Dari sekian banyak kopi darat, selalu ada perasaan bahagia, deg deg-an, dan berbagai rasa senang lainnya. Layaknya sebuah hadiah yang terbungkus, membukanya pelan pelan sembari menunggu untuk tahu apa isinya. Itulah rasa yang mewakili pertemuan kami.
.
Kopi darat dengan member grup mutiara ummat lainnya terjadi di rumahku. Ada yang menginap dan ada yang sekedar berkunjung. Semuanya memberi kesan yang berbeda namun ada satu kesamaan dari lima kopi darat yang aku lakukan: rasa dekat layaknya sahabat yang pernah bersua dan terpisah lama. Padahal kami belum pernah berjumpa sebelumnya. Rasa rasanya seperti ada tali memori yang menjadikan kami merasa nyaman dan tenang tanpa ada kekhawatiran untuk di-judge atau di inspeksi. Maa sya Allah
.
Sebuah pertemanan bisa terjadi karena adanya sebuah ikatan. Ikatan muncul setelah ada saling berbagi. Dari berbagi, kita menjadi tahu apa yang telah menyatukan hati ini. Ada yang berteman karena sama sama suka diet. Ada yang berteman karena sama sama single parent, atau sama sama bersuami orang asing, atau sama sama menjadi perantau, atau sama sama dokter, blogger, penulis, sama sama suka krupuk, atau sama sama suka kumpul dan nggosip.
.
Wajar kalau sebuah hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda,
الْمَرْءُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ
“Seseorang akan mencocoki kebiasaan (agama) teman karibnya. Oleh karenanya, perhatikanlah siapa yang akan menjadi teman karib kalian.”
.
(HR. Abu Daud, no. 4833; Tirmidzi, no. 2378; dan Ahmad, 2:344)
.
Tak heran jika salah satu nasehat untuk seseorang yang akan menikah adalah anjuran untuk melihat perangai teman temannya. Karena teman dekat itulah refleksi dari mereka yang sebenarnya.
.
Ikatan-ikatan cinta diet, cinta krupuk, cinta travelling, hobi yang sama, dll bukanlah ikatan yang kuat. Kebaikan dan manfaat yang muncul dari ikatan seperti inipun tidak banyak. Satu satunya ikatan kuat, tak lekang oleh waktu dan penuh barakah adalah ikatan Aqidah. Kesamaan pemikiran dan standar inilah yang mampu menyatukan dan membebaskan pertemanan dari saling mendzolimi. Ketika hati ini tertambat karena syariat, maka inshaAllah selamat dunia akherat.
.
Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya Allah SWT pada hari kiamat berfirman : “Dimanakah orang yang cinta mencintai karena keagungan-Ku? Pada hari ini Aku akan menaungi dengan menunggu-Ku dihari yang tiada naungan melainkan naungan-Ku” (H.R. Muslim)
.
Dalam hadis Qudsi Rasulullah juga bersabda: “Allah 'azza wa jalla berfirman: "Barangsiapa yang saling mencintai karena keagungan-KU, mereka akan mendapatkan beberapa mimbar terbuat dari cahaya yang diinginkan oleh para Nabi dan orang-orang yang mati syahid.(HR.Tirmidzi)
.
Ketika Allah ﷻ menjadi pusar dari semua ikatan pertemanan (bukan persaudaraan -karena kita tidak bisa memilih saudara namun kita bisa memilih teman) maka ridho
Allah ﷻ bisa kita genggam. Pertemuan dan saling berkunjung di antara keduanya pun bernilai pahala.
.
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
أنَّ رجلًا زارَ أخًا لَهُ في قريةٍ أخرى ، فأرصدَ اللَّهُ لَهُ على مَدرجَتِهِ ملَكًا فلمَّا أتى عليهِ ، قالَ : أينَ تريدُ ؟ قالَ : أريدُ أخًا لي في هذِهِ القريةِ ، قالَ : هل لَكَ عليهِ من نعمةٍ تربُّها ؟ قالَ : لا ، غيرَ أنِّي أحببتُهُ في اللَّهِ عزَّ وجلَّ ، قالَ : فإنِّي رسولُ اللَّهِ إليكَ ، بأنَّ اللَّهَ قد أحبَّكَ كما أحببتَهُ فيهِ
“Pernah ada seseorang pergi mengunjungi saudaranya di daerah yang lain. Lalu Allah pun mengutus Malaikat kepadanya di tengah perjalanannya. Ketika mendatanginya, Malaikat tersebut bertanya: “engkau mau kemana?”. Ia menjawab: “aku ingin mengunjungi saudaraku di daerah ini”. Malaikat bertanya: “apakah ada suatu keuntungan yang ingin engkau dapatkan darinya?”. Orang tadi mengatakan: “tidak ada, kecuali karena aku mencintainya karena Allah ‘Azza wa Jalla”. Maka malaikat mengatakan: “sesungguhnya aku diutus oleh Allah kepadamu untuk mengabarkan bahwa Allah mencintaimu sebagaimana engkau mencintai saudaramu karena-Nya“ (HR Muslim no.2567).
.
Lah terus, apa nggak boleh kita berteman dengan orang yang sama sama suka baca buku atau sama sama suka lontong? Tentu saja boleh! Yang menjadi pertanyaan: apa yang mendasari pertemanan tadi? Jika hanya sekedar suka terhadap satu hal, maka jangan harap ikatannya akan bertahan lama. Kalau suatu saat salah satu teman tidak lagi suka lontong maka pertemanan akan berhenti sampai di situ. Belum lagi kalau cekcok, solusinya juga tidak jelas karena standar pertemanannya bisa jadi bukan syariat tapi sekedar asas manfaat.
.
Selamat mencari teman. Seiring bergulirnya waktu dan bertambahnya tanggung jawab, jenis dan kebutuhan akan teman juga akan berubah. Tidak perlu risau jika harus menjauhi teman yang tidak membawa kepada kebaikan. Tidak perlu khawatir untuk dibenci. Teman sejati adalah teman yang mengerti, mendukung dan mendorong kita menjadi lebih baik dari hari ke hari. Jika mereka menghalangi proses ini, tenggelamkan saja pertemanan itu ke laut!
Selanjutnya aku tantang penulis produktif bin keren Mba Rut Sri Wahyuningsih untuk menuliskan pengalamannya tentang suka duka pertemanan.
.
London, 4 Agustus 2019
#RevowriterWritingChallenge
#BeraniMenulisBeraniBerbagi
#Gemesda
#RWCDay1
Comments