Sepulang dari sekolah naik, sembari nyetir mobil aku mendengarkan ulasan di YouTube dari ustad Nouman Ali Khan tentang kisah Nabi Musa alaihissalam. Anak pertamaku yang beberapa bulan lagi masuk usia 9 tahun ikut mendengarkan. Kisah Nabi Musa Alaihissalam bukanlah kisah yang asing bagi Nusaybah... mashaAllah dia lebih tahu detail dan urutan kisahnya di Banding aku.
Ketika ustad Nouman sampai pada ayat berikut
QS. Al-Qasas [28] : 15
وَدَخَلَ ٱلْمَدِينَةَ عَلَىٰ حِينِ غَفْلَةٍ مِّنْ أَهْلِهَا فَوَجَدَ فِيهَا رَجُلَيْنِ يَقْتَتِلَانِ هَٰذَا مِن شِيعَتِهِۦ وَهَٰذَا مِنْ عَدُوِّهِۦ ۖ فَٱسْتَغَٰثَهُ ٱلَّذِى مِن شِيعَتِهِۦ عَلَى ٱلَّذِى مِنْ عَدُوِّهِۦ فَوَكَزَهُۥ مُوسَىٰ فَقَضَىٰ عَلَيْهِ ۖ قَالَ هَٰذَا مِنْ عَمَلِ ٱلشَّيْطَٰنِ ۖ إِنَّهُۥ عَدُوٌّ مُّضِلٌّ مُّبِينٌ
Dan Musa masuk ke kota (Memphis) ketika penduduknya sedang lengah, maka didapatinya di dalam kota itu dua orang laki-laki yang berkelahi; yang seorang dari golongannya (Bani Israil) dan seorang (lagi) dari musuhnya (kaum Fir'aun). Maka orang yang dari golongannya meminta pertolongan kepadanya, untuk mengalahkan orang yang dari musuhnya lalu Musa meninjunya, dan matilah musuhnya itu. Musa berkata: "Ini adalah perbuatan syaitan sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang menyesatkan lagi nyata (permusuhannya).
Nusaybah mulai dengan pertanyaan2 yang bikin aku gelagepan. Sambil nyetir, sambil mikir, sambil berusaha menjelaskan kepada anak usia 9 tahun tidaklah gampang. Berikut beberapa pertanyaan dan jawabanku yang seadanya
"Mama, kan Nabi Musa seorang Rasul, kenapa beliau memukul mati orang tanpa sengaja? Kan itu sebuah dosa?"
Aku jawab:" Niatan awal Nabi Musa kan sebenarnya untuk menolong salah satu dari orang yang berkelahi yang meminta tolong. Beliau tidak tahu kalau satu tonjokan saja sudah bisa merobohkan dan membunuh lawannya"
Lanjut Nusaybah bertanya: "Berarti beliau sudah berbuat dosa dong,Ma... Apakah boleh seorang Rasul berbuat dosa?"
"Tapi saat beliau melakukan tindakan ini, Nabi Musa belum diangkat sebagai Rasul, Sayang.....jadi tidak bisa dikatakan beliau berbuat dosa sebagai Rasul. Seorang Rasul harus punya sifat ma’sum (bebas dari dosa), tapi mereka tidak harus bebas dari salah pilih atau salah dalam mengambil keputusan terbaik dalam perkara yang dibolehkan (bukan haram) seperti yang terjadi pada Rasulullah Muhammad ﷺ saat surat ‘Abasa turun(aku pernah menceritakan kisah turunnya Ayat ini ke Nusaybah jadi dia mengerti maksudku)
Pertanyaan masih berlanjut:"kenapa para Rasul harus bebas dari dosa, Mama?"
"Karena mereka adalah pembawa pesan dari Allah ﷻ, la....kalau pembawa pesannya berbuat dosa, terus di contoh pengikutnya... gimana dong?"
Pertanyaan berikutnya ini yang bikin aku mumet:" tapi kan kita pengikutnya juga tahu mana yang benar dan mana yang salah, apa iya kita hanya ngikut saja tanpa melihat apakah itu dosa atau nggak?"
Jreng!!!! Jreng!!!!!!
Nggak pernah aku berfikir kesana.... setelah mikir bentar aku jawab: "Nah... kita tahu benar dan salah kan dari Quran dan Sunnah yang dibawa Rasul Muhammad ﷺ, sekarang mama kasih contoh.... kalau misalkan Rasul Muhammad ﷺ melakukan solat dengan gerakan yang salah, apakah kita tahu? Nggak kan? Yang kita lakukan hanya ikut dan mencontoh beliau ﷺ dan akhirnya kita pun akan ikut2an berbuat salah dan seluruh anak cucu dan generasi berikutnya juga salah. Makanya untuk urusan aturan dari Allah ﷻ dan pesan yang dibawa Rasul dari Allah ﷻ maka rasul tidak akan pernah salah dan mereka bebas dosa. Dosa adalah ketika seseorang melanggar aturan Allah ﷻ. Salah bisa terjadi dalam lingkup hal yang dibolehkan. Bisa ngerti nak?"
"I undertsand now, Mama"
"Sooooo.....The Prophet Muhammad ﷺ never ever did any sinful things all his life??"
Duh..... masih belum selesai juga nih anak....
"Sejak beliau di angkat sebagai Rasul tentu tidak pernah lah" jawabku sederhana.
"What about when he was a child or when he was young?"
"Well.... kita ga bisa katakan itu dosa, kan petunjuk belum turun dari Allah ﷻ. Salah dan benar itu kan Allah ﷻ yang menentukan"
"But why did the angel open his chest and clean it when he was young? Doesn’t that show that he was not free of sins?"
Nah loh apa hubungannya???
Ternyata dia pikir karena Rasul Muhammad ﷺ belum suci hatinya makanya perlu di bersihkan.
"Itu sebuah miracle dari Allah ﷻ dan Allah ﷻ sedang menyiapkan beliau menjadi seorang Rasul. Istimewanya, beliau ﷺ tidak pernah berbuat syirik dan mengikuti perbuatan buruk yang banyak dilakukan kaumnya."
Seperti biasa Rumaysa menyela :"How did we get here?"
Kita berdua tertawa....
Moral of the story:
Kadang kita belajar dan dituntut untuk belajar lebih karena anak2 kita. Teruslah belajar, memahami, mengerti, mengamalkan dan penuhi hari2 kita dengan ilmu karena ilmu ini yang akan menjadi lentera dan penunjuk bagi jalan yang kita lalui di dunia. Penuhi Majlis2 ilmu apalagi dibulan ramadhan seperti sekarang. Disanalah para malaikat2 turun dan mengelilingi dan mendoakan siapapun yang hadir.
Kapasitas kita untuk belajar adalah karunia, kemampuan kita dalam belajar adalah ketrampilan dan kemauan untuk belajar adalah pilihan!
Umm Nusaybah
London - 23 Mei 2018
Comments