- Assalamualaikum
Sebut saja namanya Hajar. seorang gadis afro karibia yang baru beberapa bulan memeluk Islam. Jujur dalam hati aku sangat kagum dengan hajar. sosoknya yang tinggi besar dan wajahnya yang selalu penuh senyum menampakkan cahaya Islam yang telah ia temukan kira kira september tahun lalu.
Hal lain yang aku sangat salut darinya adalah semangat dia untuk belajar Islam dan jiwa sami'na wa atho'na yang dia miliki. artinya, setiap dia mendengar ada hukum syara' yang baru dan wajib maka serta merta dia akan mengambilnya sebagai sebuah hukum, yang dia pertanyakan hanya dalil dan petunjuk, apakah ada di dalam Al Quran atau hadis atau mungkin ijma' shahabat atau Qiyas? jika ada maka sesegera itu pula dia melaksanakannya. Tidak pernah dia pertanyakan kenapa Allah bikin hukum yang susah dilakukan...tidak pernah dia bertanya bolehkah aku menundanya hingga aku siap? tidak pernah dia bertanya apakah memang Islam itu berat seperti ini? tidak dan seklipun tidak pernah aku mendengar pertanyaan itu keluar dari mulutnya.
contoh nyata. saat ini dia sedang semangat belajar membaca Al Quran denganku. MashaAllah....meski tidak pernah tahu bagaimana cara membaca Al Quran namun cepat sekali dia merekam dan membunyikan semua huruf dengan sempurna. sangat hati hati dan teliti. aku menyebutnya sebagai sebuah kemudahan yang diberikan oleh Allah bagi siapa saja yang ikhlas ingin belajar Diin Nya.
beberapa waktu yang lalu, aku, dia dan satu teman baik kami (originally pakistani) diskusi tentang masalah jilbab (jubah) dan kami sepakat bahwa itu adalah salah satu syariat yang wajib dilaksanakan bagi seorang wnaita muslimah, dalilnya jelas di dalam Quran surat Al Ahzab: 59 :
O Prophet! Say to your wives and your daughters and the women of the faithful to draw their outergarments (jilbabs) close around them; that is better that they will be recognized and not annoyed. And God is ever Forgiving, Gentle. atau:
ُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لأزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ المُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلاَبِيبِهِنَّ
“Hai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mu’min: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” (Q.S. Al-Ahzab: 59)
Di saat itu hajar belum memakai Jilbab, dia hanya memakai rok panjang dan baju lengan panjang dengan pashimna yang menutup sempurna kepala dan dada. namun setelah mendengar ayat diatas sekaligus penjelasan bahwa Rosulullah SAW menjawab pertanyaan Umm sulaym ketika ada saudaranya yang tidak memiliki jilbab dan ingin keluar rumah untuk menghadiri khutbah hari raya maka dijawab oleh Rosulullah bahwa saudaranya yang lain hendaklah meminjamkannya yang mana Ini menjadi indikasi bahwa tidak ada kebolehan dari Syara' wanita keluar rumah tanpa jilbab, maka apa yang kemudian terjadi dengan hajar? ke esokan harinya tanpa ba bi bu...tanpa mencari cari alasan ini itu, beratlah, belum siaplah, takut bikin citra jilbaber buruklah, takut dianggap orang aneh lah, dan segudang alasan lain...yah tanpa Ini dan itu akhirnya dia memakai jilbab, satu satunya jiblab (jubah) yang dia milki dan terus dia pakai untuk beberapa hari sembari menjahitkan jilbab lain. subhanAllah. dia adalah seorang muallaf! kadang aku bertanya pada diriku sendiri...jika muallaf yang berusan mengenal Indahnya Islam saja bisa begitu tunduk dan tidak memilih milih hukum kenapa tidak terjadi denganku? kenapa kadang diri ini masih memilih hukum yang ku suka dan mencari sekian banyak excuse untuk hukum yang terasa berat untuk dijalankan atau mungkin kurang suka? kenapa?
karena memang gambaran kehidupan yang sementara itulah yang selalu menancap dalam benak hajar. dia ingin menjaga hidayah Allah itu, dia ingin memulai hidup baru yang penuh dengan keridhaan Allah, dia pingin membuat Allah cinta dan sayang kepadanya, dia ingin dekat dengan Sang Maha Pencipta, dan dia ingin masuk surga dan kekal didalamnya....
makin aku tahu dia makin aku kagum dan makin membuatku sadar betapa Allah telah mengkaruniakan Islam kepadaku bahkan sejak aku lahir, aku dibesarkan di lingkungan yang selalu mengajariku Islam meski hanya beberapa buah hukum saja. aku dikirim ke masjid untuk belajar Quran, aku dikenalkan dengan Allah sejak aku lahir, tapi kenapa kekuatan Iman yang aku miliki terasa demikian lemah di banding orang yang baru saja mengenal Allah?
mungkinkah karena aku sudah terlalaikan oleh indahnya dunia?
mungkinkah aku sudah lupa akan Surga yang Indah, surga yang mengalir dibawahnya sungai sungai dan surga yang dihiasi rumah dari permata besar yang bergantungan?
Mungkinkah aku lupa misi hidup ku yang sebenarnya?
atau aku terlalu mencintai dunia dan mencintai diriku sendiri?
jawabnya....mungkin iya dan layaknya aku merasa malu melihat saudaraku seiman yang sedemikian kerasnya berusaha meraih cinta Rabbnya....
London, 27 Maret 2007 pukul 11.30 malam
Comments