Skip to main content

Posts

Showing posts from December, 2019

Reflect...Plan...and Go!

By Yumna Umm Nusaybah. (Member of Revowriter London) . It’s that time of the year again. New year, new resolution and new me. Some might disagree with me by saying that we shouldn’t wait until new year to make a new resolution. Additionally, we don’t celebrate new year!  Yes I understand. In any shape of form I don’t actually encourage anyone to celebrate nor recommend it either. But I think there is no harm to always reflect and plan new things at the end of the year. It’s not part of celebration but it’s just part of planning for the new beginning. Some might do it after Ramadan, or when they reach certain ages, or when they move to a new place. Yes!! The point is clear...that reflection must be done regularly. There is a famous report from ‘Umar (may Allah be pleased with him) that speaks of it: . Take stock of yourselves before you are brought to account; weigh yourselves before you are weighed, for that will make the Reckoning easier for you tomorrow, if you take stock of your...

PeDe Menjadi Orang Tua

Pagi yang bikin hati sumringah...  . “Mama, this morning I woke Nusaybah up for Salatul Fajr and I asked her to pray together.” (Mama, pagi tadi aku yang membangunkan Nusayabh untuk solat dan aku minta kita solat bersama), Ujar sang Adek Rumaysa.  . Meski usianya baru saja genap tujuh tahun tapi Rumaysa yang paling disiplin dan rajin solat. Allahumma Bariklaha.  “Well done, ماشاء الله girls. I am super proud of you Rumaysa, you will earn the reward for encouraging others to do good deeds and well done to Nusaybah to respond well and accept the advise even though it comes from your younger sister” (Bagus Nak, aku bangga banget padamu Rumaysa, kamu akan dapat pahala karena mendorong orang lain untuk melakukan amal baik dan juga padamu Nusaybah sudah mau dan menerima ajakan baik meski itu datang dari adikmu). Seperti biasa...emak mulai ngoceh.  . “And all the rewards will go to you Mama, as we are not baligh yet” jelas Rumaysa. (Dan semua pahala akan engkau peroleh Mam...

Memahami Emosi Pasangan

#RisalahPernikahan Oleh: Yumna Umm Nusaybah (Member Revowriter, London) . Si A curhat tentang suaminya, “Suamiku sekarang sedikit berubah mbak. Kalau dulu awal awal kita sering leyeh-leyeh di sofa bareng-bareng. Sekarang dia hampir nggak punya waktu. Sibuk sama kerjaannya. Kadang sibuk sama HPnya. Lebih suka berdua dengan HP nya daripada berduaan dengan saya.” . Si B menjawab, “Wah sampe segitunya ya mbak? Sampeyan sudah pernah ngecek apa yang dia lihat di HP nya? Temanku pernah dapat kasus yang sama, ternyata suaminya punya selingkuhan mbak!” . Grubyak! Glodhak! . Kalau punya teman kayak si B. Tenggelamkan aja ke laut (ikut ikutan Bu Susi). Eh...Bukannya mengajak berfikir obyektif, positif dan optimis, malah menanam ‘benih’ kehancuran dan kegalauan.  . Sebaliknya, jadilah teman yang menyejukkan. Bukan teman yang justru bikin gerah. Kalau rumah tangga gaduh gara-gara benih yang kita tanam maka suatu saat Allah ﷻ akan meminta pertanggung jawaban.  . Bukankah itu kerjaan para sy...

Seni Memuji

#ParentingTips . SENI MEMUJI . Oleh: Yumna Umm Nusaybah (Member Revowriter, London) . Sudah menjadi kebiasaan. Menjelang tidur, kami punya ritual pamitan. Anak-anak kami beri ciuman. Mereka mencium balik. Kami pastikan mengucap, "I love you! We are very proud of you today because bla...bla...bla" . Dalam ilmu parenting ternyata ada anjuran agar sebisa mungkin pujian itu dalam bentuk rincian alias detail. Tidak hanya mengungkap rasa bangga kita, tapi kenapa dan apa yang membuat kita bangga kepada mereka . Misalnya, kita bangga karena mereka telah solat tanpa di ingatkan. Atau bersusah payah menyelesaikan PR tanpa jejeritan. Atau karena sudah membantu menaruh piring kotor ke tempat cucian. Atau karena sudah menjaga sang adik dengan sabar. Atau sekedar melakukan hal yang kita minta tanpa menunda. Atau lemah lembut dalam bertutur kata.  . Pujian yang dirinci akan lebih mudah di fahami oleh seorang anak. Selanjutnya mereka tahu apa yang harus mereka lakukan di lain waktu. Jika han...

Why History Matters

#KEMENAGHapusMateriPerang Oleh: Yumna Umm Nusaybah (Member Revowriter London) . Seluruh materi ujian di madrasah yang mengandung konten khilafah dan perang atau jihad telah diperintahkan untuk ditarik dan diganti. Hal ini sesuai ketentuan regulasi penilaian yang diatur pada SK Dirjen Pendidikan Islam Nomor 3751, Nomor 5162 dan Nomor 5161 Tahun 2018 tentang Juknis Penilaian Hasil Belajar pada MA, MTs, dan MI. Demikian berita yang aku baca pagi ini di Republika Online.  . Berbagai respon marah, kecewa bisa terbaca dari sekian banyak komentar di sosial media. Wajar? Tentu saja! Sejarah adalah identitas. Melupakan sejarah seperti melupakan siapa kita sebenarnya. Mengkebiri sejarah sama dengan malu mengingat nenek moyang kita. Menyembunyikan fakta sejarah menunjukkan kita tidak mau lagi di asosiasikan dengan pendahulu kita. Sayangnya, sejarah yang kita bicarakan bukan sembarang sejarah. Tapi sejarah hidup Junjungan kita, Rasulullah Muhammad ﷺ. Perjalanan beliau adalah tuntunan. Pegangan...