"Waaah Jeng, si A baru balik dari Eropa looh, mana bawa anak2 dan ortu mereka lagi" lah kok tahu???? "Tuh dari photo dan status FBnya"
"Duh, kasihan ya mbak si B habis kena musibah. Dia minta cerai ke suaminya karena katanya suaminya jadi korban pelakor" Hah?!!! Kok tahu mbak?" Yah kan si B nulis dan minta doa di FB"
Yup.... itulah kenyataan dunia sekarang. Orang yang tidak pernah kita kenal atau bahkan ketemu langsung (hanya kenal dari status2 atau sosmed) bisa menjadi bahan diskusi dan kita bisa tahu kisah hidupnya, suka dan dukanya, pekerjaannya, kemana saja mereka, bahkan kapan mereka kentut dan sembelit (yang ini mah hiperbol banget!!)
Tak jarang, sosmed ini selain jadi sumber Rezeqi tapi juga menjadi sumber masalah antar teman, antar tetangga, antar rekan kerja atau bahkan pasutri.
Dumay alias dunia maya adalah dunia unik. Kenapa aku bilang unik? Karena a wide range of emotion bisa terbentuk hanya dari mantengin sosmed di atas kasur sebelum tidur, nunggu taxi, minum
Kopi, leyeh2 di taman atau di tempat teraneh sekalipun.
Apa yang kita baca dan lihat di sosmed terutama Facebook bener2 bisa membuat dunia seseorang menjadi oleng atau menjadi sempit atau menjadi eforia atau menjadi penuh makna bahkan menjadi makin cinta (Ciyeeeeeh) dan yang paling hebat adalah bisa menunjukkan seseorang kepada hidayah Islam.
Ada banyak alasan kenapa orang gabung ke FB. Fb yang mulai di bentuk tahun 2004 dan launch ke publik tahun 2006 kini sudah punya lebih dari 2,2 trilyun akun. Tak heran anak2 di ujung desapun punya akun Fb, suka update status dengan data plan yang harganya lumayan meski harus puasa makan siang supaya bisa beli data.
Ditambah adanya YouTube, instagram yang bisa menciptakan selebriti dadakan hanya dengan tindakan konyol, goyonan alay, mas2 akting jadi mbak2, meski ada juga yang mendidik. Hampir2 fenomena ini mengubah dimensi komunikasi menjadi lebih kompleks.
Nah yang menarik....ada yang ketagihan sampai2 bangun tidur bukannya baca doa tapi baca status dan update insta stories, atau tidak bisa berhenti nge-refresh untuk tahu berapa like yang di dapat, berapa komen yang diperoleh dan berapa Haters yang menghujat.
Tulisan ini bukan untuk membahas apa manfaat dan mudharat sosmed atau membahas ciri2 orang yang kecanduan sosmed Silahkan tanya mbah Google saja! Pasti bisa jawab) tapi yang ingin aku soroti adalah fenomena dimana banyak yang menjadikan sosmed (wabil khusus Fb dan instagram)sebagai cermin dan standar untuk mengukur keberhasilan seseorang.
Dari kisah pribadi yang aku sendiri dengar, seseorang jadi punya rasa Dendam, benci dan bermasalah dengan kakak iparnya (yang tinggal jauh di negara antah berantah) hanya karena dia melihat si Kakak ipar posting photo makanan hasil buatan dia sendiri beberapa jam setelah ngadu ke ibu mertua kalau dia ga punya uang untuk beli susu. Hah?!! Bingung kan? Pegangan baju dulu....
Jadi si A bercerita, dia sempat ilfeel alias ilang feeling ke iparnya hanya karena iparnya "terlihat"(awas pakai tanda petik) berbohong saat bilang dia ga punya uang. Beberapa jam setelah ibu si A mengadu kepada A kalau menantunya ga punya uang, di kasih lah uang tadi ke menantu(padahal si ibu mertua ini pensiunan yang pas pasan). Eh lah dalah beberapa jam setelahnya si menantu ini posting di Fb kalau dia habis bikin kue lezat (yang jelas2 butuh duit ekstra untuk bikin)! Si A ngelihat postingan itu dan ngerasa ga terima karena ibunya udah di bohongi. Kalau ga punya uang, kok mampu bikin kue lezat? Jangan2 uang yang seharusnya digunakan untuk membeli susu dipakai membuat kue (huuuh). Akhirnya A melabrak saudara laki2 nya dan jadilah perang saudara!
Poin tulisan ini juga bukan tentang perang saudara Gara2 fb! Duh... mbulet amat sih! Tenang sodara.... poinku, be smart! Be sensible and be real!
Seperti deskripsi dalam poto, Fb bukanlah standar dan ukuran dari bahagia tidaknya seseorang, berhasil dan suksesnya seseorang, baik buruknya sesorang, apa yang mereka tampakkan di layar HP anda melalui Share status dan photo2 adalah hal yang mereka pilih untuk di tunjukan. Apakah salah? Nggak juga (kecuali kalau niatnya menyombongkan diri atau menghasut dan memfitnah atau tujuan2 haram lainnya)
Yang keliru adalah jika kita yang "terlena" dan merasa hidup kita "kurang" dan belum Sempurna hanya karena kita belum memiliki kehidupan seperti mereka2.
Yang mungkin keliru adalah cara pandang kita dalam mengukur dan mendefinisikan arti sebuah kesuksesan.
Yang keliru bisa jadi perasaan kita yang masih dengan mudah di ombang ambing kan oleh berita2 hoax atau status2 yang bikin ngiler!
Fb menawarkan banyak informasi, pandai2lah menyortir dan menyaring dan pilihlah yang memberi positive impact dalam kehidupan keseharian kita.
Tata perasaan dengan yakini bahwa kebahagiaan itu akan bisa kita raih meskipun kita tidak seperti si A B atau C.
Yakinlah bahwa A B dan C juga melewati perjuangan hanya saja mereka tidak membaginya kepada dunia!
YOU THINK YOU KNOW SOMEONE, BUT WHAT YOU REALLY KNOW IS ONLY WHAT THEY CHOOSE TO SHOW YOU!
Umm Nusaybah
London
25 April 2018
Comments