Dua hari yang lalu, aku ngobrol dengan anak tetangga yang usianya sekitar 12 tahun. Kita bicara tentang cita cita. Dia bertanya kepadaku waktu aku masih kecil, apakah aku selalu ingin menjadi dokter? Jawabanku seperti jawaban2 yang selalu aku sampaikan kepada siapapun yang bertanya bahwa aku ingat sekali aku ingin menjadi seorang astronot!
Entah kenapa aku bercita cita menjadi astronot, tapi cita2 itu menjadikan ku suka dengan bahasan alam semesta, bintang dan formasinya, bahkan sampai sekarang!
Meski yang aku sukai adalah yang gak njlimet2 amat senjlimet bahasannya Stephen Hawking, tapi cukuplah untuk membuatku makin penasaran dan menganga lebar akan Hebatnya Allah ﷻ
Hanya saja, layaknya kebanyakan orang tua, ibuku sangatlah kukuh menginginkan aku menjadi seorang dokter! Beruntung sekali aku punya seorang ibu (Allah Yarhamu) yang jelas dan tegas dalam memegang visi, misi dan mimpi. In a way I must thank her for her vision, she gave me a sense of purpose and target which I couldn’t devise it for myself at such a young age!
Bukan hanya bermimpi, tapi beliau benar2 mencari informasi, melakukan usaha apa saja supaya visi dan mimpi itu tercapai.
Mulai dengan les privat hampir di semua mata pelajaran, target nilai yang harus aku raih, target danem tiap jenjang sekolah, target SMA dan universitas yang harus aku masuki. Semua sangat tertata rapi dan beliau tidak pernah lengah sedikitpun!
Dengan Bantuan dan Rahmat Allah ﷻ, mimpi itu terwujud!
Aku yang hanya seorang anak perempuan dari sebuah desa terpencil, bapak seorang guru, Ibu seorang wiraswasta yang tidak pernah mampu menyelesaikan sekolahnya karena masalah biaya, ga punya silsilah yang pernah menjadi dokter, ga punya silsilah yang pernah mengenyam dunia kuliah di PTN (kecuali paman yang juga karena gemblengan ibuku) akhirnya berhasil juga mewujudkan mimpi ibuku. Meski 7 bulan sebelum sumpah dokter beliau dipanggil Allah setelah sakit yang di derita selama 5 tahun, tapi mimpi dan tujuan yang beliau tanamkan sejak kecil benar2 menjadi kenyataan.
Cerita ini bukan untuk “show off” atau memuji kehebatan ibuku (meski aku yakin setiap anak akan selalu percaya bahwa ibu mereka adalah ibu terhebat sedunia) tapi sekedar fakta yang aku alami sendiri dan meninggalkan pelajaran bagiku pribadi dan aku berharap bagi siapapun yang membaca bahwa:
Hidup ini cuma sekali, kesempatan ini selayaknya diukir dengan visi yang jelas (I’m not talking about misi untuk meraih Ridha Allah - which is obvious, tapi lebih detail dari itu dan tidak lagi gambaran abstrak).
Mimpi besar (misalkan ingin menjadi da’i yang tangguh, menjadi ibu hebat, menjadi dokter dan penghafal Quran, menjadi penulis, menjadi interior designer, menjadi ahli tafsir, mimpi punya anak soleh/ Solehah, mimpi punya keluarga samawa, termasuk mimpi punya badan kurus dan langsing spt jaman SMA 😂dll) di barengi dengan
1. Tawakal yang maksimal kepada Allah ﷻ
2. Langkah praktis dan realistis untuk meraihnya (the most crucial part yet often to be the most disregarded)
3. Evaluasi di tiap persinggahan
Adalah kunci keberhasilan.
Kalau hanya punya visi dan mimpi tanpa ada rencana matang dan langkah yang jelas maka mimpi itu hanya akan menjadi sekedar mimpi!
Pesan sponsor: Jangan takut bermimpi..... the only thing stopping you is yourself!
Comments