Skip to main content

Dunia oh Dunia

Jika Hidup Tidak untuk Ibadah

Terus Aku mau ngapain?

Aku pergi pagi

Dengan semangat mencari duniawi

Jika angkot macet, langsung berganti sewa taksi

Agar harta buruan tidak beralih dari sisi

Aku pulang malam

Dengan jasad yang kelelahan

Sampai di rumah mendekam sampai pagi datang

Mungkin Aku lupa

Rasulullah saw bagaikan rahib di malam hari

Dan menjadi singa di siang hari

Sementara Aku

Tak peduli siang tak peduli malam

Yang penting dunia dalam genggaman

Sahabat sedikit aku ingin renungkan

Apa sih yang ingin kugapai sampai harus membanting tulang

Apa sih yang ingin kubangun hingga pagi datang

Apa sih yang ingin kuraih hingga tubuh begitu meradang

Jujur saja, untuk urusan perutku bukan?

Buat beli martabak atau nasi

Masuk perut dan kemudian raib menjadi kotoran

Jujur saja, untuk urusan rumah tempat Aku tinggal bukan?

Buat beli keramik, AC ataupun busa

Dinikmati, rusak, ganti lagi tak berkesudahan

Jujur saja, untuk urusan kesenangan anak-anak yang Aku rindukan bukan?

Buat pakaian, mainan, ataupun poster-poster idaman

Dinikmati, menghilang dari pandangan

Jika Aku hidup hanya untuk itu semuanya

Maka harga diriku

Nilainya sama dengan apa yang Aku makan

Nilainya sama dengan apa yang Aku keluarkan dari perut hitam

Nilainya sama dengan apa yang Aku rindukan

Karena jasadku tak ubahnya tembolok karung

Tempat penyimpanan semua makan yang Aku makan

Karena jasadku tak ubahnya perekat

Tempat semua kesenangan dunia melekat

Sepekan, setahun, sewindu Aku bangun sejuta pundi uang

Ternyata Aku lupa bahwa kelak yang ku bangun itu pasti ku tinggalkan

Ternyata Aku lupa bahwa tempat tinggalku sesudahnya hanya lubang yang kelam

Tapi sahabat

Jika engkau hidup untuk ibadah

Tidak ada setitik harapan pun yang kelak dirugikan

Tiada seberkas amal pun yang tiada mendapat balasan

Tapi di dalamnya penuh ujian dan batu karang

Dan engkau harus yakin penuh akan janji Allah

Tapi di dalamnya tidak lekas kau dapatkan keindahan

Dan engkau harus yakin bahwa inilah jalan kebaikan

Sahabat

Janganlah terlena dengan kesenangan fana

Janganlah terlena dengan gemerlapnya dunia

Itulah yang Allah berikan sebagai hak para musyrikin di dunia

Tiada usah kamu iri dan berpikir tuk hanyut bersamanya

Karena kau tahu kehidupan mereka sesudahnya adalah neraka

Dan mereka kekal di dalamnya

Sahabat

Jangan sia-siakan hidup di dunia

Bangun rumah ibadah

Jika kau diluaskan harta, kembalikan di jalan Allah

Jika kau diluaskan waktu, hibahkan di jalan ibadah

Jika kau diluaskan tenaga, berikan untuk lapangnya jalan dakwah

Jika kau diluaskan pikiran, gunakan untuk merenungi ayat-ayat-Nya

Jika kau diluaskan usia, maksimalkan berikan yang terbaik untuk-Nya

Sahabat

Jalan ibadah inilah yang membedakan kita

Dengan para pendusta ayat-ayat-Nya

Dan jika engkau hidup di dunia ini tidak untuk tegakkan risalah-Nya

artinya Akupun sama dengan mereka

Yang lebih menyukai neraka ketimbang surga

Dan jika engkau hidup di dunia ini sebagai tujuan

Ingatlah bahwa tak lama lagi ruhkupun bakal dicabut dari raga

Karena

Ternyata Aku akan sama dengan ayam

Yang pergi pagi pulang petang

Kurang petang tambahin nyampe tengah malam--

Tapi masih mendingan ayam

Karena ia rutin bangun sebelum adzan

Dan teriakkan lagu keindahan

Tapi kamu

Rutin subuh setengah delapan

Apalagi kalo akhir pekan

Bisa jadi subuh hengkang dari pikiran

Tapi masih mendingan ayam

Karena ia berani pilih makanan yang ia inginkan

Tapi Aku

Aku embat semua yang ada di hadapan

Tidak peduli daging, tumbuhan, ataupun batu hitam

Naudzubillah .....

Mudah-mudahan Allah masih berkenan menatap kita, Saat ini....

Hanya sekedar menatap kita, tak lebih

Digubah dari puisi "Jika Hidup Tidak Untuk Dakwah" by Agus Sudjarwo

Kiriman mba itta di dubai

Comments

Anonymous said…
indah sekali puisinya.......menyentuh banget...thanks for sharing
Anonymous said…
Taqoballahu Minna wa Min kum

Maap lahir batin, salam buat keluarga ya ...

Bunda pamit mudik dulu :)
Anonymous said…
Met lebaran ya...

Mohon maaf lahir bathin, puisinya jadi renungan:)
ummu raisah said…
subhanallah....^_^ cool....mohon maaf lahir & bathin ya...

Popular posts from this blog

Saat Sang Maha Kuasa Berkehendak

Saat Sang Maha Kuasa Berkehendak Oleh:  Yumna Umm Nusaybah (Member Revowriter London) . Datangnya tidak disangka  Mengenalnya pun tanpa terduga Membayangkan pun belum pernah Apalagi berangan angan untuk menikah . Namun kedua anak adam ini sejak awal memang tak punya keraguan Bahwa mereka tercipta untuk saling melengkapi  Bahwa masing-masing akan menjadi penawar kesendirian  Bahwa mereka dipertemukan HANYA karena Sang Maha Kuasa berkehendak demikian . 2 tahun bukan waktu yang lama Pun bukan waktu yang singkat Saat hasrat ingin menunaikan Sunnah RasulNya Terhalang oleh pandemi yang mendera . Namun memang benar … Bahwa dibalik penantian  Ada yang ingin Allah سبحانه Ùˆ تعالى ajarkan . Kerelaan sang bunda menerima kenyataan Keyakinan pasangan bahwa mereka memilih jalan dan calon yang benar . Butuh waktu yang panjang …  Bagi seorang Bunda  Untuk menata hati dan merapikan benak Melepas anak pertama tumpuan jiwa Memulai hidup baru di ujung dunia  Bersama l...

my Special Student

Seneng...happy lega dan terharu...itulah yang aku rasakan ketika murid 'istimewaku' menyelesaikan Iqra jilid 6 minggu yang lalu...percaya atau nggak aku menitikkan airmata dan menangis sesenggukan dihadapan dia, ibu dan kakak perempuannya....yah...airmata bahagia karena dia yang setahun yang lalu tidak tahu sama sekali huruf hijaiyah kini bisa membaca Al Quran meski masih pelan dan terbata bata...tapi makhrojul hurufnya bagus, ghunnahnya ada, bacaan Mad-nya benar....dan aku bayangkan jika seterusnya dia membaca Quran dan mungkin mengajarkannya kepada orang lain maka inshaAllah akan banyak pahala berlipat ganda... Namanya Tasfiyah ...seorang gadis cilik bangladeshi berusia 6 tahun saat pertama kali aku bertemu dengannya....Ibunya sengaja mengundangku datang ke rumah nya karena memang tasfi tidak suka dan tidak mau pergi ke masjid kenapa? karena sangat melelahkan...bayangkan aja 2 jam di setiap hari sepulang sekolah, belum lagi belajar bersama dengan 30 orang murid didampingi 1 ...

Tuk Semua Ibu-Ibu

At 05 July, 2006 , Mother of Abdullaah said… Whaa kalo aku pribadi, emaknya sendiri musti banyak belajar.. kira2 kalo ngimpi punya anak hafidzah 'layak' gak ya :D At 05 July, 2006 , Inaya Salisya said… Wah subhanalloh ya.. Ina juga pengen mbak, tapi ga ada do it hehe... ummu Aqilla terharuuu...terharu biru...jadi semangat nyiapin anak jd hafidz nhafidzah. jazakillahkhoir, ukh! Atas dasar 3 komen diatas akhirnya aku tertarik untuk ngasih komentar tentang cita cita punya anak hazidz/hafidzah...dimanapun seorang ibu pasti ingin anak2nya menjadi anak yang sholeh dan sholehah...hanya mungkin gambaran masing2 ibu berbeda dan derajat kesholehan yang mereka gambarkan dan inginkan juga pasti berbeda satu sama lain.....namun terlepas dari itu semua, setiap ibu muslimah pasti sangat bahagia dan bangga jika punya anak2 yang bisa menjadi penghapal Quran alias hafidz...kenapa ? karena sekian banyak pahala yang bakal dapat diraih dari sang Ortu dan juga sang anak..hanya saja cita2 y...