Skip to main content

Ternyata si mba bagian bersih bersih itu.....

Ini adalah sambungan dari postingan bulan desember lalu...
aku sudah janji untuk menulis tentang kisah kedua tentang bagaimana kita seharusnya menghindar dari menghakimi orang lain dari status pekerjaannya.

Al Kisah, di tempatku bekerja...setiap weekend (sabtu dan minggu) ada mba muda muslimah, berkerudung, usia 30-an yang bertugas mengambil sampah sampah medis, membersihkan meja2 pasien, mengantar air dan juga menyiapkan makan malam dan makan siang pasien. Bisa di bilang pekerjaannya buuuanyak, berat dan penuh dengan tuntutan fisik. Dia harus angkat sana angkat sini, dorong sana dorong sini, dan sejenisnya. Tak heran setiap kali di akhir shiftnya dia nampak capek sekali. Aku selalu sempatkan mengucapkan salam, bertanya kabar dia dan ngobrol sedikit sana sini. 

Suatu hari obrolanku bermula karena aku lihat dia sedang duduk di pojok dapur Rumah sakit sambil membaca buku setebal bantal. Aku tanya dia buku apa yang dia baca, dia bilang; "it's a law book"
makin penasaran aku tanya kenapa kok baca buku ttg law? dia jawab: "I am in the second year of studying law in University" MashaAllah!!! sontak kaget aku mendengarnya....

Hebat! kesan pertama yg muncul dariku, selain dia seorang ibu dari satu anak, dia udah berusia 30-an, dia kerja banting tulang sabtu minggu tp subhanAllah di hari hari lain dia full time student di fakultas hukum. Mimpi dia adalah menjadi lawyer. Ternyata dia datang dari keluarga berpendidikan dan bapak ibunya adalah praktisi hukum di Bangladesh. Semangat itu dia warisi dari kedua orang tuanya. 
Kadang anaknya juga mengeluh kenapa dia selalu sibuk, kalau tidak bekerja dia harus belajar. Namun semua harus dia lakukan demi masa depan seluruh keluarga. 

Ibrah: tidak ada yang menyangka seseorang yang bekerja sebagai tukang bersih2 di RS adalah seorang calon pengacara. Kolegaku ini tidak pernah berkoar koar dan menuntut untuk di hormati tapi kerendahan hatinya membuat ku semakin respect kepada dia.

Orang yang berilmu dan suka 'pamer' dan merasa penting karena ilmunya adalah hal biasa, namun orang yang semakin rendah hati karena semakin banyak dan semakin dalam ilmunya adalah luar biasa. 

Islam mengajarkan kita untuk selalu rendah hati apapun posisi kita dan saat yg sama tidak judgemental terhadap orang lain yang kelihatannya 'kurang' dari kita.

Percaya atau nggak, Gubernur London yang dulu (Ken Livingstone) sukanya naik kereta bawah tanah bareng2 rakyatnya, perdana menterinya (David Cameron) suka naik sepeda kalau mau ke House of Parliement, gubernur London yang sekarang (Boris Johnson) naik sepeda juga ke mana mana. Profesi adalah pilihan dan masing2 memiliki peran pentingnya di masyarakat.

smg kita termasuk orang yang humble dengan segala apa yang telah Allah anugerahkan untuk kita. Amin

Comments

Sandi said…
Masyaalloh, mudah2an kita bisa mengambil ibrohnya, dan melaksanakannya dalam kehidupan sehari2. Anrenakummi.

Popular posts from this blog

my Special Student

Seneng...happy lega dan terharu...itulah yang aku rasakan ketika murid 'istimewaku' menyelesaikan Iqra jilid 6 minggu yang lalu...percaya atau nggak aku menitikkan airmata dan menangis sesenggukan dihadapan dia, ibu dan kakak perempuannya....yah...airmata bahagia karena dia yang setahun yang lalu tidak tahu sama sekali huruf hijaiyah kini bisa membaca Al Quran meski masih pelan dan terbata bata...tapi makhrojul hurufnya bagus, ghunnahnya ada, bacaan Mad-nya benar....dan aku bayangkan jika seterusnya dia membaca Quran dan mungkin mengajarkannya kepada orang lain maka inshaAllah akan banyak pahala berlipat ganda... Namanya Tasfiyah ...seorang gadis cilik bangladeshi berusia 6 tahun saat pertama kali aku bertemu dengannya....Ibunya sengaja mengundangku datang ke rumah nya karena memang tasfi tidak suka dan tidak mau pergi ke masjid kenapa? karena sangat melelahkan...bayangkan aja 2 jam di setiap hari sepulang sekolah, belum lagi belajar bersama dengan 30 orang murid didampingi 1

Tuk Semua Ibu-Ibu

At 05 July, 2006 , Mother of Abdullaah said… Whaa kalo aku pribadi, emaknya sendiri musti banyak belajar.. kira2 kalo ngimpi punya anak hafidzah 'layak' gak ya :D At 05 July, 2006 , Inaya Salisya said… Wah subhanalloh ya.. Ina juga pengen mbak, tapi ga ada do it hehe... ummu Aqilla terharuuu...terharu biru...jadi semangat nyiapin anak jd hafidz nhafidzah. jazakillahkhoir, ukh! Atas dasar 3 komen diatas akhirnya aku tertarik untuk ngasih komentar tentang cita cita punya anak hazidz/hafidzah...dimanapun seorang ibu pasti ingin anak2nya menjadi anak yang sholeh dan sholehah...hanya mungkin gambaran masing2 ibu berbeda dan derajat kesholehan yang mereka gambarkan dan inginkan juga pasti berbeda satu sama lain.....namun terlepas dari itu semua, setiap ibu muslimah pasti sangat bahagia dan bangga jika punya anak2 yang bisa menjadi penghapal Quran alias hafidz...kenapa ? karena sekian banyak pahala yang bakal dapat diraih dari sang Ortu dan juga sang anak..hanya saja cita2 y

Kisah sedih seorang dokter

Al kisah ada seorang teman laki laki yang pernah bersekolah dengan suami waktu jaman SMP dan SMA. Sebut saja namanya Amr, Amr datang dari keluarga miskin bahkan bisa dibilang sangat miskin, dia dirawat oleh bibinya yang juga kekurangan. Tidak jarang Amr harus menahan lapar ketika berangkat sekolah. Namun semangatnya yang tinggi mengalahkan rasa laparnya....hari berganti hari, Amr melanjutkan sekolah ke SMP, disitulah Amr bertemu dengan suamiku, hampir tiap hari mereka berbagi makanan bersama, subhanAllah...meski demikian, bisa dibilang Amr sangat cerdas dan pekerja keras, hal ini terbukti dengan prestasi sekolah yang patut bibnya banggakan. Di SMP itu ada sekitar 12 kelas dan masing masing kelas ada sekitar 70 siswa.....diantara ratusan siswa Amr selalu menjadi juara 1, sampai sampai dia diberi kebolehan naik kelas berikutnya hanya dalam waktu 6 bulan, walhasil dalam setahun dia naik kelas 2 kali dan setiap naik kelas dia selalu menjadi TOP STUDENT! Ketika masuk SMA, hal yang sam