#CeritaCoronaDariInggris
#selfdistancing
#DiariCoronaPart1
.
When Corona Hits Home
Oleh: Yumna Umm Nusaybah
(Member Revowriter London)
.
Selasa, 17 Maret 2020 pukul 11 siang waktu Inggris
.
“Kring ... Kring ...” Telpon genggam berbunyi kencang. Sengaja ringtone keras dan klasik ini aku pasang untuk 2 orang. Suami dan sekolah anak-anak. Supaya aku bisa langsung tahu bahwa ini telpon penting. Dari seberang terdengar suara resepsionis yang tidak asing lagi. Yup, aku dapat telpon dari sekolahnya anak-anak. Pasti penting atau kalau nggak anak-anak sakit.
.
“Is this Nusaybah’s Mom?” Tanya Ms Yasir.
“Yes, is everything okay?” Jawabku sedikit khawatir.
.
“Nusaybah is with us in the office. She has been complaining a headache and feeling nauseous. I asked her if anyone unwell recently, she said her brother has been having temperature and coughing, so based on the school policy we sent you yesterday, she has to stay at home including her sibling. So would you be able to pick her up?” Tanyanya tegas. (Nusaybah bersama kami di kantor. Dia mengeluh sakit kepala dan merasa mual. Saya bertanya apakah ada orang yang tidak sehat dirumah? Dia mengatakan jika adiknya panas dan batuk, Berdasarkan kebijakan sekolah yang kami kirimkan kemarin, dia harus tinggal di rumah termasuk saudara kandungnya. Jadi, bisakah Anda menjemputnya?)
.
“Yes sure. I can come in the next 20 minutes. I will collect Rumaysa too inshaAllah, Does that mean they can’t go to school in the next 14 days?” Makin galau deh!
.
“I am afraid so.” Jawab Ms Yasir singkat.
.
Deg! Inilah pertama kalinya berita tentang corona ‘sink in’ karena imbasnya benar benar sudah sampai di depan mata! Berita tentang Wuhan sudah terdengar sejak Januari 2020. Justru berita yang gencar adalah wabah COVID-19 di Italia. Sampai hari ini (24/3/2020) ada lebih dari 6000 korban meninggal. Wajar jika Inggris juga mulai panik karena Inggris-Italia secara geografis tidaklah berjauhan. Saat ini para ahli mengabarkan kalau Inggris hanya 4-6 minggu di belakang Italia (minggu lalu). Inggris akan menyusul kondisi Italia jika tidak segera mengambil tindakan drastis!
.
Jadilah mulai hari Selasa, ketiga anak ada di rumah. Kita #stayathome. Sebenarnya,
minggu lalu kami sudah khawatir sekali setiap kali mengirim mereka ke sekolah. Di Saudi, Indonesia, Belanda, Perancis, Spanyol, Jepang, Jerman dikabarkan sekolah sudah tutup. Tapi pemerintah Inggris masih belum juga menutupnya. Entah kenapa, bisa jadi karena masa-masa ujian GCSE dan SATS yang semakin dekat (biasanya terjadi bulan Mei). Belum juga, jika anak-anak libur sekolah maka orang tua yang bekerja harus berhenti bekerja untuk mengurus anak-anaknya atau harus membayar ekstra untuk nanny-nya. Dengan begitu, akan banyak pekerja harian, wiraswasta dan pekerja lain yang biasanya mendatangkan pajak negara tidak bisa lagi bekerja. Seluruh lini kehidupan akan terganggu. Bagaimana mereka akan membeli kebutuhan pangan, membayar sewa rumah, membayar pajak mobil, rumah, tagihan listrik, gas, telpon dan pengeluaran lainnya? Memang keputusan lockdown tidak gampang dan harus ada ‘cushion’ yang akan bisa menampung jatuhnya ‘korban’ pengangguran. Sudah banyak berita yang mengabarkan bursa saham anjlok terjun payung. Bisnis berupa Restaurant, kafe, hotel, wisata sudah mulai sepi. Banyak prediksi mereka bakalan bangkrut jika harus lockdown tanpa ada kucuran dana dari pemerintah. Siapa yang akan membayar gaji karyawannya? Memang banyak sekali pertimbangan ekonomi yang menghalangi PM BoJo (Boris Johnson) untuk mengambil tindakan lockdown minggu lalu meskipun angka kematian dan pasien terinfeksi terus melonjak tinggi. Ada juga excuse ‘aneh’ dimana tindakan lockdown dianggap tidak cocok dengan nilai kebebasan dalam negara sekuler demokrasi seperti Inggris. Lockdown sama artinya membatasi gerak rakyatnya dengan paksa. Duh! Ini satu bukti bahwa ide kebebasan suatu saat justru bertanggung jawab akan kematian rakyatnya! Wajarlah jika standar yang dipakai adalah benak manusia. Hitung-hitungan baik buruk menjadi sangat relatif dimana dulu hal itu sangat menguntungkan,justru kini malah mematikan.
.
Aku sendiri sudah siap merelakan anak-anak kehilangan masa belajar selama 14 hari. Jujur aku lebih lega karena dengan mereka tidak masuk sekolah maka mereka tidak terekspos bakteri dan virus yang tidak jelas.
.
Loh di negara maju seperti Inggris, apa nggak ada tes COVID-19 cuma cuma? TIDAK! Bahkan ada teman suami yang gejalanya jelas mengarah ke sana, saat telepon ambulans dia hanya disarankan tinggal dirumah, mengisolasi diri, berusaha sehat kembali.
.
Kebijakan terakhir Inggris menetapkan bahwa siapapun yang asymptomatik maupun yang symptomatik tak akan di tes selama mereka tidak masuk RS. Di RS pun, para staf medis juga belum semuanya di Screening! Kenapa? karena keterbatasan test kit! Wajar jika banyak yang percaya bahwa NHS is on it’s breaking point. Kasihan sekali pekerja front line.
.
Kekhawatiranku ketinggalan pelajaran ‘dijawab’ oleh Allah dengan pengumuman baru di hari Kamis (18/3/2020). PM Inggris Borris Johnson memutuskan seluruh sekolah, college akan ditutup mulai Senin 23/3/2020. Artinya anak-anak nggak akan ketinggalan pelajaran dan tidak tercatat absen. Namun demikian ada beberapa kelompok anak yang masih boleh masuk. Mereka adalah anak-anak para pegawai kunci (keyworker) siapa mereka?
1. Tim medis yang melayani bidang kesehatan dan sosial. Contoh: dokter, perawat, bidan, paramedis, pekerja sosial, perawat, dan staf kesehatan garis depan lainnya seperti, relawan, staf spesialis, produsen dan distributor obat-obatan, peralatan medis dan pelindung diri.
.
2. Guru (pendidik dan pengasuh anak). Mereka akan mengurus pendidikan dari staf pengajar, pekerja sosial dan para ahli spesialis yang tidak bisa tinggal di rumah karena harus aktif ikut menangani kasus COVID-19. Sekolah akan buka untuk anak-anak mereka.
.
3. Pelayanan publik. Termasuk di dalamnya, para staf di sistem peradilan, pekerja keagamaan, mereka yang mengurus pemakaman, jurnalis dan penyiar.
.
4. PEMDA (Pemerintah daerah) dan staf lokal yang dibutuhkan untuk membayar tunjangan COVID-19, tunjangan pensiun dan militer.
.
5. Staf penyedia makanan dan barang-barang penting. Anak para pekerja yang terlibat dalam menyediakan pangan, produksi makanan, pemrosesan, distribusi, penjualan dan pengiriman, serta orang yang menyediakan barang-barang penting semacam obat-obatan higienis dan daging.
.
6. Staf keamanan nasional. Termasuk di dalamnya polisi, Kementerian Pertahanan, kontraktor dan personel angkatan bersenjata (mereka yang kritis dalam pengiriman hasil-hasil pertahanan utama dan keamanan nasional dan penting untuk menanggapi pandemi COVID-19), karyawan dinas pemadam kebakaran, sipir penjara.
.
7. Pekerja di bidang Transportasi. Adalah mereka yang akan menjaga moda transportasi udara, air, jalan dan kereta api penumpang dan barang.
.
8. Pekerja di sektor minyak, listrik, air, gas, telekomunikasi, keuangan, call center, infrastruktur IT dan data, 999 dan 111, layanan pos,dan sektor pembuangan limbah.
.
Ternyata banyak juga daftarnya. Sampai sampai ada guyonan, PM Inggris nggak niat banget menutup sekolah. Buka separuh dan separuh tutup tapi sedikit buka. Ga faham kan? Nah begitulah yang kita tangkap. Para guru akhirnya harus tetap masuk untuk mengurus pendidikan anak dari para pekerja di atas.
.
Sungguh membuka mata bahwa sebuah sistem memang sangat terkait satu sama lain. Mereka saling melengkapi, saling menopang dan saling menguatkan. Ekonomi yang tangguh namun tidak dibarengi sistem sosial, pelayanan publik, transportasi, keamanan, pendidikan yang senada dan memadai maka tidak berarti apa apa. Dan ternyata meski #CoronaVirus ini makhluk super kecil, bisa juga menghancurkan ekonomi dan tatanan masyarakat adidaya Inggris dan Amerika.
.
Jadi ingat Surat Al Ankabut:41
.
Ù…َØ«َÙ„ُ ٱلَّØ°ِينَ ٱتَّØ®َØ°ُوا۟ Ù…ِÙ† دُونِ ٱللَّÙ‡ِ Ø£َÙˆْÙ„ِÙŠَآءَ ÙƒَÙ…َØ«َÙ„ِ ٱلْعَنكَبُوتِ ٱتَّØ®َØ°َتْ بَÙŠْتًا ۖ ÙˆَØ¥ِÙ†َّ Ø£َÙˆْÙ‡َÙ†َ ٱلْبُÙŠُوتِ Ù„َبَÙŠْتُ ٱلْعَنكَبُوتِ ۖ Ù„َÙˆْ Ùƒَانُوا۟ ÙŠَعْÙ„َÙ…ُونَ
.
Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba kalau mereka mengetahui.
.
Siapapun yang mengambil penolong selain Allah ï·», menerapkan sistem selain sistem Allah ï·» maka wajar jika sistem tadi bisa runtuh, goyah, terguncang dengan mudah.
.
Wallahu ‘alam
.
London, 24 Maret 2020
PS: gambar virus Corona di ambil dari Google
#GoresanYumna
#Revowriter
#KompakNulis
#GeMesDa
#Covid19
#MutiaraUmmat
Comments