Berlapang Dada Menghadapi Kritikan
Penulis : KH Abdullah Gymnastiar
Persepsi kita terhadap kritik akan lebih baik bila kita menanamkan di dalam hatibahwa kritik itu penting. Sahabat, apa yang terlintas dalam benak kita ketikamendengar orang berkata, "Saya ingin mengkritik Anda!". Biasanya, jika seseorangmendapat perlakukan seperti itu, ia akan bereaksi negatif. Seakan-akankehormatan dan harga dirinya sedang terancam. Ia menganggap kritik sebagai penghinaan yang akan menurunkan harga diri dan mencemarkan nama baiknya.Maka, wajar jika reaksi yang muncul -- entah itu berupa pikiran, perasaan,maupun sikap tubuh -- adalah pembelaan diri. Sulit baginya untuk menerima semua kritikan, apalagi menikmatinya. Akan tetapi, responsnya akan berbeda jika kitamendengar perkataan, "Saya akan memberi kamu kripik". Spontan, kita akan senang menerimanya. Wajah menjadi cerah. Riang rasanya perasaan karena membayangkanakan diberi kripik yang lezat.Di sinilah perbedaan kata 'kritik' dan 'kripik'. Tetapi, yang terpenting bukan itu. Hal terpenting adalah mengapa kita sampai memunculkan sikap berbeda ketika mendengar dua kata itu?
Untuk yang pertama, kita cenderung sungkan menerimanya.Sementara untuk yang kedua, kita malah sering mencarinya. Sebenarnya, masalah kritik dan kripik bisa sama kalau persepsi kita tentang kritik itu kita benahi;bila kata-kata kritik menjadi bagian keseharian yang kita nikmati. Lebih dariitu, kita juga butuh ilmunya sehingga kritik ini menjadi sesuatu yang berartidan layak kita akrabi.Dalam menerima kritik, kita memerlukan beberapa trik, sehingga kita bisa menerima kritik tersebut sebagai sarana membangun kemuliaan. Bagaimana caranya?
Pertama, rindukanlah kritik dan nasihat tersebut. Selayaknya, kita bisa memposisikan diri menjadi orang yang rindu dikoreksi, dan rindu dinasihati.Seperti rindunya kita melihat cermin agar penampilan kita selalu bagus. Persepsi kita terhadap kritik akan lebih baik bila kita menanamkan di dalam hati bahwa kritik itu penting. Kritik adalah kunci kesuksesan dan kemajuan, kritik akanmembuka prestasi, derajat, dan kedudukan yang lebih baik.
Kedua, cari dan bertanyalah. Belajarlah bertanya kepada orang lain dan nikmati saran-saran yang mereka lontarkan. Milikilah teman yang mau dengan jujur untuksaling mengoreksi. Tanyalah kekurangan diri pada orang-orang yang dekat dengankita. Percayalah, semua itu tidak akan mengurangi kemuliaan.
Ketiga, nikmati kritik. Persiapkan diri untuk menerima kenyataan bahwa koreksi itu tidak selaluharus sesuai dengan keinginan kita. Ada kalanya isinya benar, namun caranyasalah. Tidak ada yang rugi dengan dikoreksi. Jadi, kalau ada yang mengkritik,usahakan untuk tidak berkomentar. Jangan memotong pembicaraan. Apalagimembantahnya. Belajarlah untuk diam dan menjadi pendengar yang baik.
Keempat, syukurilah. Jangan melempar komentar apapun kecuali ucapan terimakasihyang tulus kepada si pemberi kritik. Tampakkanlah raut muka yang sungguh-sungguhdan penuh perhatian. Sertakan namanya dalam doa-doa kita, terutama bila kitaingat akan kebaikan-kebaikan yang pernah ia berikan.
Kelima, evaluasi diri.Jujurlah kepada diri sendiri ketika menerima kritik. Jangan sibuk menyalahkanpengkritik, atau mencari kambing hitam dengan menyalahkan orang lain.
Keenam, perbaiki diri. Buatlah program perbaikan dengan sungguh-sungguh. Jadikanprogram tersebut sebagai ungkapan rasa syukur terhadap kritik yang datang.Mintalah kepada Allah, sebab perubahan hanya terjadi dengan izin dan kekuasaanDia.
Ketujuh, balas budi. Jangan lupa untuk mengirimkan tanda terima kasih. Bisaberupa barang berharga, makanan, sepucuk surat, atau-minimal-informasi kepadayang mengkritik bahwa kita berterima kasih atas kebaikannya. Selamat menikmatikritik.
Wallahu a'lam bish-Tausiyah
Comments