Skip to main content

Mengapa Menunda Berhijab?

#RevowriterLoveHijab

#Day7

.

Mengapa Menunda Berhijab?

.

Oleh: Yumna Umm Nusaybah

(Member Revowriter London)

.

Ustad Nouman pernah menggambarkan dalam sebuah kajiannya. Bahwa ayat-ayat di dalam Al Quran yang berkaitan dengan surga, pengampunan, kebaikan, maka Allah ﷻ sering memakai lafad-lafad yang menggugah. Contohnya dalam Quran Surat Ali Imran:133


‎۞ وَسَارِعُوٓا۟ إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا ٱلسَّمَٰوَٰتُ وَٱلْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ (١٣٣)

.

Dan segeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan , dan surga seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang bertaqwa.

.

Atau dalam surat Al Baqarah: 148

.

‎وَلِكُلٍّ وِجْهَةٌ هُوَ مُوَلِّيهَا ۖ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ ۚ أَيْنَ مَا تَكُونُوا يَأْتِ بِكُمُ اللَّهُ جَمِيعًا ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ


 Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

.

Dalam Surat Al Hadid:21


‎سَابِقُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا كَعَرْضِ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ أُعِدَّتْ لِلَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ ۚ ذَٰلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ ۚ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ

.

Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya...... 


Kata saari’uu dan fastabiquu maknanya hampir sama. Yakni bersegera dan bergegas menuju suatu tujuan.


Perbedaannya, pada kata saari’uu yang ditekankan adalah kesegeraan bergerak, tanpa sedikit pun ragu, dan tanpa bertele-tele memikirkan sesuatu di luar itu, sehingga membuatnya tidak maksimal. 


Adapun kata fastabiquu lebih kepada perintah berlomba jangan sampai keduluan oleh yang lain. Dari kata ini mengindikasikan bahwa banyak orang yang menempuh jalan kebaikan ini. Masing-masing bergerak cepat dan bersegera untuk mencapai tujuan tertentu.


Sedang istilah saabiquu lebih dahsyat lagi. Dalam kata saabiquu terkandung makna bersegera atau berlomba, dan anjuran memenangkan perlombaan. Jadi tidak hanya bersegera beramal, melainkan juga amal yang berkualitas. (Dakwatuna.com)

.

Allah ﷻ sudah menyiapkan surga yang sedemikian luasnya. Untuk orang yang menyegerakan dirinya taat pada perintahNya. 

.

Sekarang bayangkan. Jika ada orang kaya raya di sebuah desa. Dia membuat sayembara. Siapapun yang mau membawa sebongkah batu dengan berat 5 kg ke rumahnya. Maka dia akan memberikan imbalan berupa istana dan seluruh isinya. Kira-kira bagaimana respon kita?

.

Tanpa berfikir panjang pasti kita akan mengantar batu itu. Bahkan demi imbalan lebih, kita akan membawa 15 atau bahkan 25kg kalau perlu. Jika boleh bolak balik, maka pasti akan kita habiskan setiap hari dan minggunya mengangkut beban itu. Meski berat tapi kita tak akan menyerah. Karena imbalannya sangat menggiurkan.

.

Jika ada orang yang mau membayar kita 100ribu rupiah untuk solat Sunnah dan satu juta untuk setiap solat wajib. Bayangkan betapa banyak orang yang mau solat. Demi imbalan.

.

Pertanyaannya, kenapa ketika ada aturan Allah berupa kewajiban menutup aurat. Memakai jilbab dan kerudung. Masih banyak yang tidak menyegerakan? Masih banyak yang enggan? Padahal Allah menjanjikan siapapun yang bersegera taat kepadaNya, akan ada imbalan surga.

.

Apakah karena ketidakmampuan kita menggambarkan surga? Lalu kenapa kita tidak mencoba membaca, mentadaburi Al Quran yang dipenuhi dengan gambaran surga? 

.

Banyak sekali alasan yang diajukan untuk menunda. Diantaranya:

.

.

1. Saya belum mendapat hidayah

.

Hidayah seperti sepiring nasi. Tersedia di depan meja. Jika tangan tidak mengambilnya. Maka nasi tidak akan masuk ke mulut kita. Untuk mendapat hidayah maka harus ada upaya. Tidak hanya ditunggu. Tapi harus dicari. Mencarinya tidak di dompet, di diskotek, mall dan Plaza. Hidayah ada bersama orang-orang soleh. Di majlis taklim. Majlis ilmu. Di masjid dan di tempat dimana Quran dan Sunnah di bahas. 

.

.

2. Bagaimana nanti saya bisa bekerja dan menikah setelah berhijab?

.

Justru jika kita berkerudung sebelum menikah maka proses penyaringan calon suami akan lebih mudah. Lelaki yang datang bukan lelaki sembarangan. Paling nggak dia lelaki yang mau menerima syariat hijab. Kemungkinan besar lelaki taat. Untuk pekerjaan, tak perlu risau. Allah ﷻ yang menetapkan Rezeqi kita. Jika Allah ﷻ berkehendak mencabut sumber Rezeqi itu maka berkerudung atau tidak, tetap akan terjadi. Bukankah lebih terhomat ketika kita tetap taat meski diuji olehNya? Daripada berduit tapi bergelimang dosa.

.

.

3. Saya nggak betah gerah dan panas.

.

Merasa gerah itu hanya sementara. Jika sudah terbiasa, tak akan lagi terasa panasnya. Dan ingat juga ada panas yang lebih membara. Neraka! 


Dan sabda Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam yang artinya,

“Sesungguhnya api Neraka Jahannam itu dilebihkan panasnya (dari panas api di bumi sebesar) enam puluh sembilan kali lipat (bagian).” [Hadits shahih. Riwayat Muslim (no. 2843) dan Ahmad (no. 8132)

.

.

4. Saya masih muda. Nanti saja kalau saya sudah tua

.

Siapa yang bisa menjamin kita hidup sampai tua? Bagaimana jika kerudung pertama yang terpakai adalah kain kafan? Tidakkah menakutkan? Bersegera saja. Karena semakin ditunda, bisa-bisa niat dan tekad semakin terkikis.

.

.

5. Saya bukan muslim yang sempurna. Saya tak ingin merusak image hijaber gara-gara saya

.

Justru dengan menutup aurat (dengan jilbab dan khimar) maka kita berkomitmen untuk semakin menyempurnakan iman. Tak perlu lah kita merasa satu-satunya penanggung beban. Toh banyak juga muslimah lain yang bisa menjadi perwakilan Islam. Kita bukan satu-satunya. Mungkin kita belum seberapa dibanding mereka. Tapi bukankah mereka juga pernah berada di titik dimana kita sekarang berada? Bedanya, mereka terus berjalan dan berjuang untuk membuktikan keimanan mereka. Jika ingin seperti mereka, ikuti jejaknya.

.

.

6. Hijab kan hanya penampilan luar. Yang penting hatinya benar. Hijabi dulu hati kita

.

Apakah berarti solat juga tidak perlu, jika hatinya sudah dekat sama Allah? Apakah berdakwah, berjihad juga harus dihindari? Kan yang penting hatinya? Lalu bagaimana kita akan menjelaskan sirah nabawiyah yang penuh dengan contoh dan hikmah? Kalaulah ada manusia di dunia yang berhak untuk tidak melakukan apa-apa, maka Rasulullah ﷺ lah orang satu-satunya. Beliau tinggal berdoa. Membersihkan hati dan tidak melakukan aktivitas fisik. Namun buktinya, semua perbuatan beliau menunjukkan bahwa TIDAK hanya HATI yang penting. Tapi amal dhohir juga harus ada. Bayangkan jika pasangan kita berkali-kali bilang sayang dan cinta. Tapi tak pernah ada bukti nyata dari cara dia memperlakukan kita. Apa bisa kita percaya? Jangan-jangan hanya klaim saja?! Sungguh iman bermakna meyakini sepenuhnya dengan hati, menyebutnya dengan lisan, dan melakukannya dengan perbuatan?


7. Buat apa berhijab jika kelakuan masih nggak karuan? Perbaiki dulu akhlak 

.

Hijab adalah salah satu pintu kebaikan. Semakin kita mendekat kepadaNya. Semakin banyak pintu kebaikan yang akan Dia buka. Justru dengan berhijab akan ada kontrol langsung untuk tidak lagi urakan. 

.

Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,  

.

‎يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى : أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي وَأَنَا مَعَهُ إِذَا ذَكَرَنِي فَإِنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ في نَفْسِي وَإِنْ ذَكَرَنِي فِي مَلأٍ ذَكَرْتُهُ فِي مَلأٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَىَّ بِشِبْرٍ تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ ذِرَاعًا وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَىَّ ذِرَاعًا تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ بَاعًا وَإِنْ أَتَانِي يَمْشِي أَتَيْتُهُ هَرْوَلَةً (رواه البخاري، رقم 7405 ومسلم ، رقم 2675 )

.

“Allah Ta’ala berfirman, ‘Aku tergantung persangkaan hamba kepadaKu. Aku bersamanya kalau dia mengingat-Ku. Kalau dia mengingatku pada dirinya, maka Aku mengingatnya pada diriKu. Kalau dia mengingatKu di keramaian, maka Aku akan mengingatnya di keramaian yang lebih baik dari mereka. Kalau dia mendekat sejengkal, maka Aku akan mendekat kepadanya sehasta. Kalau dia mendekat kepada diri-Ku sehasta, maka Aku akan mendekatinya sedepa. Kalau dia mendatangi-Ku dengan berjalan, maka Aku akan mendatanginya dengan berlari.” (HR bukhari, no. 7405 dan Muslim, no. 2675)

.

Akhlak adalah sifat yang mengiringi sebuah amal. Akhlak dari solat adalah khusyu’. Akhlak dari memberi adalah menyembunyikan dan tidak menyebut-nyebutnya. Jadi memperbaiki akhlak termasuk di dalamnya memperbaiki perbuatan.

.

.

8. Berhijab itu bikin hidup jadi ribet dan nggak praktis

.

Ribet itu tergantung dari cara pandang kita. Demi sesuatu yang berharga, keribetan tidak akan menjadi masalah. Contohnya, punya anak. Mengurus bayi sangatlah ribet. Mengurus suami juga ribet. Toh tetap saja ada perempuan yang mau direpotkan menjadi ibu dan isteri. Kenapa? Karena it’s worth it. Sama demban menyisir rambut, meluruskannya, membuatnya indah tergerai, mewarnainya, semuanya ribet. Bukankah lebih mudah jika hanya dikuncir dibelakang? Menutupinya dengan hijab. Tak perlu proses yang panjang. Justru lebih praktis dan cepat. 

.

.

9. Saya takut kehilangan teman dan ditentang oleh keluarga. 

.

Kalau dia benar benar teman setia maka mereka akan mendukung kita kapanpun dan dimanapun. Apalagi jika mengarah kepada kebaikan. Selembar kain tidak akan mengubah kita sebagai teman. Bisa jadi dengan menutup aurat, peristiwa ini menjadi titik balik dan proses pembuktian. Siapa teman yang sebenarnya dan siapa teman gadungan. Justru semakin kita dekat dengan Sang Maha Pencipta maka semakin ridho Allah kepada kita. Dan Dia SWT Jua yang mampu menjaga kita dan teman-teman awet jalinan pertemanan. Untuk Keluarga, ada sebuah hadis yang bisa menjadi jawaban. Diriwatakan oleh Imam Ahmad (5/66) dari Abdullah bin Sham


١٧۹ - لاَ طَاعَةَ لأََِحَدٍ فِيْ مَعْصِيَةِ اللهِ تَبَارَكَ وَتَعَالٰى

‫ ‬

 “Tidak ada ketaatan terhadap seseorang dalam mendurhakai Allah Yang Suci dan Maha Luhur.”

.

Untuk para ortu, Mustinya kita bangga jika anak gadis kita memilih menutup aurat untuk taat kepadaNya dan menjaga ‘Izzahnya.

.

.

10. Saya takut di anggap sok alim, sok suci dan ekstrim.

.

Takut yang seperti ini jangan dipelihara. Komentar orang tidak akan pernah ada habisnya. Selalunya mereka hanya berani ngomong di bibir saja. Sirik tanda tak mampu. Anjing menggonggong kafilah berlalu. Awalnya mungkin sedikit menyakitkan, lama-lama juga terbiasa. Komentar itu tidak menunjukkan siapa kita tapi justru menjadi bukti karakter mereka (yang suka komentar negatif).

.

Siapa sebenarnya yang berhak kita takuti? Allah berfirman (yang artinya) : “..Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku” (QS. Al Ma’idah: 44).

.

Semoga tulisan ini bisa menjadi pompaan semangat. Untuk yang belum berhijab menjadi mantap berhijab. Untuk yang sudah berhijab, bergerak cepat mengajak. 

.

London, 7 Februari 2020 pukul 11 malam GMT (waktu Inggris) 

.

Keterangan gambar: Diambil saat berkunjung ke Vancouver- Kanada 2009


#HijabEveryDay

#HijabSampaiMati

#HijabPerintahAllah

#goresanyumna

#KisahDariInggris

Comments

Popular posts from this blog

my Special Student

Seneng...happy lega dan terharu...itulah yang aku rasakan ketika murid 'istimewaku' menyelesaikan Iqra jilid 6 minggu yang lalu...percaya atau nggak aku menitikkan airmata dan menangis sesenggukan dihadapan dia, ibu dan kakak perempuannya....yah...airmata bahagia karena dia yang setahun yang lalu tidak tahu sama sekali huruf hijaiyah kini bisa membaca Al Quran meski masih pelan dan terbata bata...tapi makhrojul hurufnya bagus, ghunnahnya ada, bacaan Mad-nya benar....dan aku bayangkan jika seterusnya dia membaca Quran dan mungkin mengajarkannya kepada orang lain maka inshaAllah akan banyak pahala berlipat ganda... Namanya Tasfiyah ...seorang gadis cilik bangladeshi berusia 6 tahun saat pertama kali aku bertemu dengannya....Ibunya sengaja mengundangku datang ke rumah nya karena memang tasfi tidak suka dan tidak mau pergi ke masjid kenapa? karena sangat melelahkan...bayangkan aja 2 jam di setiap hari sepulang sekolah, belum lagi belajar bersama dengan 30 orang murid didampingi 1

Tuk Semua Ibu-Ibu

At 05 July, 2006 , Mother of Abdullaah said… Whaa kalo aku pribadi, emaknya sendiri musti banyak belajar.. kira2 kalo ngimpi punya anak hafidzah 'layak' gak ya :D At 05 July, 2006 , Inaya Salisya said… Wah subhanalloh ya.. Ina juga pengen mbak, tapi ga ada do it hehe... ummu Aqilla terharuuu...terharu biru...jadi semangat nyiapin anak jd hafidz nhafidzah. jazakillahkhoir, ukh! Atas dasar 3 komen diatas akhirnya aku tertarik untuk ngasih komentar tentang cita cita punya anak hazidz/hafidzah...dimanapun seorang ibu pasti ingin anak2nya menjadi anak yang sholeh dan sholehah...hanya mungkin gambaran masing2 ibu berbeda dan derajat kesholehan yang mereka gambarkan dan inginkan juga pasti berbeda satu sama lain.....namun terlepas dari itu semua, setiap ibu muslimah pasti sangat bahagia dan bangga jika punya anak2 yang bisa menjadi penghapal Quran alias hafidz...kenapa ? karena sekian banyak pahala yang bakal dapat diraih dari sang Ortu dan juga sang anak..hanya saja cita2 y

Kisah sedih seorang dokter

Al kisah ada seorang teman laki laki yang pernah bersekolah dengan suami waktu jaman SMP dan SMA. Sebut saja namanya Amr, Amr datang dari keluarga miskin bahkan bisa dibilang sangat miskin, dia dirawat oleh bibinya yang juga kekurangan. Tidak jarang Amr harus menahan lapar ketika berangkat sekolah. Namun semangatnya yang tinggi mengalahkan rasa laparnya....hari berganti hari, Amr melanjutkan sekolah ke SMP, disitulah Amr bertemu dengan suamiku, hampir tiap hari mereka berbagi makanan bersama, subhanAllah...meski demikian, bisa dibilang Amr sangat cerdas dan pekerja keras, hal ini terbukti dengan prestasi sekolah yang patut bibnya banggakan. Di SMP itu ada sekitar 12 kelas dan masing masing kelas ada sekitar 70 siswa.....diantara ratusan siswa Amr selalu menjadi juara 1, sampai sampai dia diberi kebolehan naik kelas berikutnya hanya dalam waktu 6 bulan, walhasil dalam setahun dia naik kelas 2 kali dan setiap naik kelas dia selalu menjadi TOP STUDENT! Ketika masuk SMA, hal yang sam