Skip to main content

Hijab: Is It A Fashion Statement?

#RevowriterLoveHijab

#Day5

.

Hijab: Is It A Fashion Statement?

.

Oleh: Yumna Umm Nusaybah

(Member Revowriter London)

.

“Sampeyan ini pulang dari London kok penampilannya kayak pulang dari Saudi tho, Mbak? Baju berwarna gelap, polos, tak bermotif dan baju yang sampeyan pake’ ini kan model lama?”

.

Ini komentar yang aku dengar dari seorang teman di tahun 2008. Tahun ini adalah kali pertama aku menginjakkan kaki di Indonesia setelah 4 tahun pindah ke Inggris. 

.

Nyesek juga mendengar komennya. Meskipun maksud dari temenku hanya guyon saja. Eh...Tapi ada benarnya. Kenyataanya, lemari dirumahku penuh dengan jubah berwarna hitam atau warna gelap seperti biru dongker, abu-abu, coklat tua dan merah maroon. Kalaulah ada motif bunga, aku hanya berani memakainya saat musim panas saja. Atau saat ada undangan pesta. Lah kenapa? Karena memang demikianlah standar warna para hijaber di areaku. Supaya tidak terlihat mencolok, haruslah kita mengikuti budaya setempat. Kalau nggak bisa-bisa kena hukum Tabarruj. Meski tak dipungkiri ada muslimah dari Ghana, Nigeria, dan Sierra Leone yang juga terbiasa memakai baju bermotif mencolok. Namun itu bukan pakaian keseharian. Mereka tidak antar jemput anak ke sekolah dengan memakai baju yang ‘rame’. Hanya di hari istimewa saja (eid atau jumat).

.

Di Indonesia dan Malaysia tentu berbeda. Negara tropis akan cenderung ‘berani’ memilih warna. Gamis dan kerudung nge-pink, kuning, ijo royo-royo bahkan merah membara. Tak ada jadi masalah. 

Sebenarnya bukan warna dan motif yang menjadi sorotan tapi ketika khimar dan jilbab menjadi fashion statement.

.

Berapa kali kita dengar seorang designer muslimah dan koleksi ‘busana muslimahnya’ dipertontonkan di ajang Fashion Show kelas dunia. New York Fashion Week, London Fashion week dan berbagai catwalk bergengsi lainnya. Baru-baru ini malah ada ajang baru yang yang di beri nama Modest Fashion Week. 

.

Modest Fashion Week adalah platform mode tahunan yang didirikan oleh Franka Soeria, pendiri Alahijab.com - platform media sosial yang didedikasikan untuk mode ‘modest/sopan’ - dan pengusaha Turki Özlem Åžahin. Duo, yang bertemu di Istanbul, awalnya memutuskan untuk meluncurkan Modest Fashion Week untuk mengisi celah di pasar. Maka lahirlah Istanbul Modest Fashion Week lahir. Menyusul keberhasilannya yang spektakuler, keduanya diundang ke London untuk menjadi tuan rumah edisi kedua Fashion ekstravaganza, dan ditahun 2019, Modest Fashion Week berlangsung di Dubai untuk pertama kalinya. (Vogue.com).

.

Tak hanya ajang bergengsi. Brand dunia pun melihat potensi Modest Fashion ini sebagai potensi mengeruk uang. Seperti dilaporkan oleh The State a Islamic Global Economy bahwa tahun 2020 pasar Modest Fashion bisa bernilai lebih dari 226 trilyun poundsterling! Tak heran jika akhirnya model baju ‘modest’ aka sopan termasuk di dalamnya kerudung, celana panjang, naju berlengan panjang dan gamis menjadi incaran brand-Brand besar .

.

Pada tahun 2014, DKNY memasarkan koleksi Ramadhan berupa gamis dengan harga puluhan juta. Di 2015 H&M menampilkan seorang model berhijab, Mariah Idrissi. (The Independent 19/4/2019)

.

Yang tak kalah ramai adalah seorang model muslimah dari Amerika yang bernama Halima Aden, berusia 20 tahun, telah menunjukkan kepada dunia bahwa wanita yang mengenakan kerudung juga bisa berkarier sebagai foto model di media mainstream. Apakah ini sebuah pencapaian? Ini diskusi di lain waktu. Pada tahun 2016, Aden menjadi kontestan pertama yang mengenakan kerudung di ajang Miss Minnesota Pageant dan sejak itu dia terus muncul di berbagai catwalk. Tahun 2018, Aden juga menjadi foto model pertama yang mengenakan kerudung dan menghiasi sampul majalah Vogue Inggris. Hal ini dianggap gebrakan besar bagi seorang wanita muslimah. Selama 102 tahun publikasi, ini baru pertama kali terjadi!

.

Apakah ini membuktikan Islam semakin diterima di negeri Barat? Apakah memang busana Muslimah sudah sedemikian hebat? Atau sebenarnya ada faktor pengeruk milyar dengan busana yang dikenal ‘Modest Fashion?’ Dari mana asal usul kata Modest Fashion ini sendiri?

.

Istilah ‘Modest Fashion’ sebenarnya tidak memiliki definisi yang saklek alias tetap. Masing masing orang mendefinisikan modest/sopan dengan cara berbeda. Namun, istilah ini biasanya digunakan untuk menggambarkan pakaian yang menyembunyikan kecantikan lekukan tubuh. Gaya berpakaian untuk tidak menonjolkan kecantikan tubuh wanita.

.

Yang sangat menggelitik, upaya berpakaian sopan ini sebenarnya di motori oleh para muslimah dan dasari oleh Aqidah mereka. Mereka adalah wanita muslimah yang ingin tetap trendy tapi sejalan dengan aturan Islam. Walhasil Modest Fashion ini melingkupi baju berupa jilbab, khimar, burqa, atau sekedar atasan, celana panjang, jaket dan gaun yang menyembunyikan lekukan.

.

Sayangnya, banyak dari para designer kelas dunia yang kemudian menjadikan mode sebagai dasar kreativitas. Baru kemudian membumbuinya dengan ‘rasa’ Islam. Seharusnya Islam yang menjadi sandaran melalui pengertian dalil-dalil Quran dan Sunnah. Baru kemudian mendesign baju yang cocok dengan syariat.

.

Yang mengkhawatirkan, trend yang mereka contoh kan nantinya akan dimintai pertanggung jawaban di hari penghisaban. Karenanya perlu sekiranya setiap profesi termasuk Fashion designer mengerti dalil syara’ sebelum berkarya dan menjadi trend setter dunia. 

.

Terlepas dari pro dan kontra. Semua pasti setuju bahwa geliat Islam semakin kentara. Bahkan gaungnya sampai ke negeri Barat. Kaum muda semakin PEDE dengan hijab mereka. Yang perlu disadari, kaum muslimin sebenarnya memiliki banyak potensi. Menjadi ummat yang kreatif, menjadi pelopor, menjadi trendsetter, dan menjadi sumber cahaya. Sayangnya, yang memiliki kesadaran adalah para pemilik modal. Mereka melihat kaum muslimin memiliki daya beli yang tinggi. Kaum muslimin juga konsumen yang berjumlah 1.3 trilyun di dunia. Jika ada yang berhasil masuk dan mengisi kekosongan permintaan pasar maka mereka berpotensi mengeruk trilyunan. Jadi jangan heran jika brand-brand besar melirik kita sebagai pangsa pasar. 

.

So...is hijab a fashion statement? Of course not! It is a statement that we submit to our Lord m. It’s a form of obedience towards His commandment. We hear and we obey ya Rabb.

.

London, 5 Februari 2020

.

Keterangan gambar: Diambil di musim panas 2019 bersama Umm Adam di taman dekat rumah sambil ngemong bocah-bocah. 


#HijabEveryDay

#HijabSampaiMati

#HijabPerintahAllah

#goresanyumna

#KisahDariInggris

Comments

Popular posts from this blog

my Special Student

Seneng...happy lega dan terharu...itulah yang aku rasakan ketika murid 'istimewaku' menyelesaikan Iqra jilid 6 minggu yang lalu...percaya atau nggak aku menitikkan airmata dan menangis sesenggukan dihadapan dia, ibu dan kakak perempuannya....yah...airmata bahagia karena dia yang setahun yang lalu tidak tahu sama sekali huruf hijaiyah kini bisa membaca Al Quran meski masih pelan dan terbata bata...tapi makhrojul hurufnya bagus, ghunnahnya ada, bacaan Mad-nya benar....dan aku bayangkan jika seterusnya dia membaca Quran dan mungkin mengajarkannya kepada orang lain maka inshaAllah akan banyak pahala berlipat ganda... Namanya Tasfiyah ...seorang gadis cilik bangladeshi berusia 6 tahun saat pertama kali aku bertemu dengannya....Ibunya sengaja mengundangku datang ke rumah nya karena memang tasfi tidak suka dan tidak mau pergi ke masjid kenapa? karena sangat melelahkan...bayangkan aja 2 jam di setiap hari sepulang sekolah, belum lagi belajar bersama dengan 30 orang murid didampingi 1

Tuk Semua Ibu-Ibu

At 05 July, 2006 , Mother of Abdullaah said… Whaa kalo aku pribadi, emaknya sendiri musti banyak belajar.. kira2 kalo ngimpi punya anak hafidzah 'layak' gak ya :D At 05 July, 2006 , Inaya Salisya said… Wah subhanalloh ya.. Ina juga pengen mbak, tapi ga ada do it hehe... ummu Aqilla terharuuu...terharu biru...jadi semangat nyiapin anak jd hafidz nhafidzah. jazakillahkhoir, ukh! Atas dasar 3 komen diatas akhirnya aku tertarik untuk ngasih komentar tentang cita cita punya anak hazidz/hafidzah...dimanapun seorang ibu pasti ingin anak2nya menjadi anak yang sholeh dan sholehah...hanya mungkin gambaran masing2 ibu berbeda dan derajat kesholehan yang mereka gambarkan dan inginkan juga pasti berbeda satu sama lain.....namun terlepas dari itu semua, setiap ibu muslimah pasti sangat bahagia dan bangga jika punya anak2 yang bisa menjadi penghapal Quran alias hafidz...kenapa ? karena sekian banyak pahala yang bakal dapat diraih dari sang Ortu dan juga sang anak..hanya saja cita2 y

Kisah sedih seorang dokter

Al kisah ada seorang teman laki laki yang pernah bersekolah dengan suami waktu jaman SMP dan SMA. Sebut saja namanya Amr, Amr datang dari keluarga miskin bahkan bisa dibilang sangat miskin, dia dirawat oleh bibinya yang juga kekurangan. Tidak jarang Amr harus menahan lapar ketika berangkat sekolah. Namun semangatnya yang tinggi mengalahkan rasa laparnya....hari berganti hari, Amr melanjutkan sekolah ke SMP, disitulah Amr bertemu dengan suamiku, hampir tiap hari mereka berbagi makanan bersama, subhanAllah...meski demikian, bisa dibilang Amr sangat cerdas dan pekerja keras, hal ini terbukti dengan prestasi sekolah yang patut bibnya banggakan. Di SMP itu ada sekitar 12 kelas dan masing masing kelas ada sekitar 70 siswa.....diantara ratusan siswa Amr selalu menjadi juara 1, sampai sampai dia diberi kebolehan naik kelas berikutnya hanya dalam waktu 6 bulan, walhasil dalam setahun dia naik kelas 2 kali dan setiap naik kelas dia selalu menjadi TOP STUDENT! Ketika masuk SMA, hal yang sam