#DiariRamadan
#RamadanDiInggris
#IslamDiLondon
Cinta yang Sesungguhnya
.
Oleh: Yumna Umm Nusaybah
Member Revowriter, London
.
Dalam bukunya "Reclaim Your Heart" sister Yasmin Mogahed menjelaskan tentang makna wa cinta yang sesungguhnya.
.
Bagi sebuah kendi air, untuk bisa memenuhinya dengan air maka kendi itu harus di kosongkan. Jika kendi tadi sudah terisi susu atau kopi dimana seharunya terisi oleh air maka susu dan kopi tadi haruslah di buang lalu dibersihkan. Tidak mungkin kendi itu bisa menampung jika sudah penuh. Kalaulah masih separuh lalu di isi air maka air pun tidak akan bisa dinikmati. Yang ada malah kopi yang tidak enak atau susu yang encer.
.
Demikian juga hati manusia. Hati manusia seperti kendi air. Menampung rasa cinta. Jika hati di biarkan menampung cinta dunia maka cinta yang sesungguhnya yakni cinta kepada Pencipta tidak akan ada.
.
Kalaulah ada, maka sebenarnya cinta itu bak susu yang encer. Apakah susu encer bisa di sebut air? Tentu tidak! Jika cinta kita kepada Allah ﷻ ternodai oleh cinta dunia maka cinta itu bukanlah cinta yang sebenarnya.
.
Apa itu cinta dunia? Apakah sayang kepada anak? Cinta kepada pasangan? Suka kepada barang mahal? Lihat saja Al Quran untuk mendapat jawabannya.
.
Dalam Surat Ali Imran ayat 14 Allah ﷻ menjelaskan
.
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ۗ ذَٰلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ
.
Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).
.
Allah ﷻ sudah menjadikan kehidupan dunia sebagai hal yang menarik. Namun Allah ﷻ juga mengingatkan kita, bahwa semuanya fana. Tempat kembali yang harus kita fokuskan adalah surga.
.
Tentu cinta kepada hal di atas boleh, hanya saja kadarnya perlu di kendalikan dan diukur. Tidak boleh melebihi cinta kepada Akherat dan Allah ﷻ
.
Yasmin Mogahed menjelaskan. Cinta dunia adalah false attachment. Jika seseorang merasa dirinya akan hancur lebur ketika hal yang ada di diambil darinya maka itu pertanda kita sudah terpaut begitu kuat dengan dunia. Tentu ini bahaya! Karena itu berarti, hati kita sudah dipenuhi dengan kecintaan yang tidak seharusnya. Bukankah hal yang kita miliki di dunia ini pinjaman dan amanah dari Sang Maha Pencipta? Lalu kenapa kita begitu mencintai hal yang kita pinjam? Kenapa kita begitu terobsesi dengan hal yang sesungguhnya bukan milik kita?
.
Karenanya, kadang Allah ﷻ memberikan ujian untuk melihat sejauh mana keterikatan kita terhadap pinjamanNya.
.
Menyadarkan kembali bahwa kita bukan pemilik apa apa.
Mengingatkan kembali bahwa pinjaman tadi tidak untuk di salah gunakan atau bahkan untuk melawan Tuhan.
.
Ujian itu bisa berupa anak yang tidak lagi taat. Pasangan yang menelantarkan. Harta, tahta, kehormatan, status sosial, pekerjaan dan segala kemudahan yang di ambil seketika. Saat itulah Allah ﷻ ingin mengosongkan hati kita dari kecintaan yang salah.
.
Sekiranya kita dipinjami sepeda oleh tetangga. Dan suatu hari mereka memintanya kembali, tanpa berfikir panjang kita akan mengembalikannya. Tanpa drama dan tanpa air mata. Kenapa? Karena sudah begitu seharusnya. Akan sangat aneh jika kita malah menolak mengembalikan, marah marah atau bahkan membenci tetangga dan keadaan mereka.
.
Demikian juga dunia dan seisinya. Mereka di karuniakan kepada kita untuk satu tujuan: menjadi sarana untuk menghamba dan menyembah Allah Subhanahu Wata’ala.
.
Sayangnya, penghambaan seorang manusia tidak selalu kepada Rabbnya. Adakalanya mereka menghambakan diri kepada hawa nafsunya.
.
Dalam Quran Surat Al Jatsiyah:23 Allah ﷻ berfirman:
اَفَرَءَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ اِلٰهَهٗ هَوٰىهُ وَاَضَلَّهُ اللّٰهُ عَلٰى عِلْمٍ وَّخَتَمَ عَلٰى سَمْعِهٖ وَقَلْبِهٖ وَجَعَلَ عَلٰى بَصَرِهٖ غِشٰوَةًۗ فَمَنْ يَّهْدِيْهِ مِنْۢ بَعْدِ اللّٰهِ ۗ اَفَلَا تَذَكَّرُوْنَ
.
Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya sesat dengan sepengetahuan-Nya, dan Allah telah mengunci pendengaran dan hatinya serta meletakkan tutup atas penglihatannya? Maka siapa yang mampu memberinya petunjuk setelah Allah (membiarkannya sesat?) Mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?
.
Ayat di atas menjadi bukti bahwa ada orang yang menghambakan dirinya kepada hawa nafsunya. Melakukan apa saja yang mereka inginkan tanpa mau peduli pada batasan syariat. Mulai dari cara berpakaian, bergaul, berteman, bekerja, berfoya foya hingga meraih kekuasaaan dan mengumpulkan harta. "Asal aku senang, tidak merugikan orang, ya ga apa apa!" Itulah moto mereka.
.
Jika ingin hati terpenuhi dengan cinta yang sebenarnya maka penghambaan dan kecintaan kepada selainNya harus di tinggalkan. Dengan cara apa? Membatasi keinginan yang liar dan taat pada aturan Islam.
.
Bukankah Allah ﷻ telah mengajarkan kepada kita lima rukun Islam. Kita mulai dari yang sederhana itu saja.
.
Salat menjadikan kita detach/ lepas dari dunia saat waktu salat tiba. Sesibuk apapun, Allah ﷻ ingin kita pause dan ingat siapa prioritas utama.
.
Puasa menjadikan kita lepas/ detach dari kebutuhan biologis (makan minum) ataupun perbuatan lain yang manusiawi untuk dilakukan. Namun Allah ﷻ ingin kita menunda pemenuhannya saat adzan maghrib tiba. Hanya dan hanya karena, ketaatan padaNya.
.
Zakat melatih kita lepas/detach dari cinta harta. Di wajibkan hanya kepada yang mampu dan menjadi pembersih harta mereka.
.
Haji melatih kita lepas/detach dari segala kemudahan dunia. Ternyata kita bisa tetap menikmati tidur tanpa kasur empuk saat di Muzdalifah. Ternyata kita bisa dengan mudah dan senang hati buang hajat tanpa kamar mandi bak hotel bintang lima. Ternyata kita tetap terlindungi tanpa rumah berpintu dan terbuat dari batu bata di Mina.
.
Jika keadaan memaksa, ternyata kita bisa.
.
Bukan apa yang ada di depan mata yang sebenarnya membuat hati kita tenteram, lega dan bahagia. Tetapi cara kita memandang dan memproses fakta yang terjadi kepada kita.
.
London, 30 Mei 2019
25 Ramadan 1440H
#revowriter
#senyumramadan
#senyumrevowriterdibulanramadan
Comments