Skip to main content

Posts

Showing posts from 2018

Who Am I?

Suatu hari puteri pertamaku bertanya:  "Mama, who actually am I? Am I Indonesian? Am I Ethiopian? Am I British? What am I? Majority of my friends can say that they are Bengali, Pakistani or Indian, but I don’t know how I would describe myself?" -- (Mama, siapakah aku sebenarnya? Apakah aku seorang WN Indonesia? Ethiopia? Inggris? Siapa aku? Kebanyakan teman-temanku bisa menjawab bahwa mereka orang Bangladesh, Pakistan atau India, tapi aku tidak tahu bagaimana aku bisa menggambarkan tentang siapa diriku?) . . Pertanyaan ini muncul setahun yang lalu saat Nusaybah masih berusia 8 tahun. Dan aku yakin, suatu saat pertanyaan ini akan muncul kembali saat dia mulai dewasa.  . . Bisa di pastikan setiap manusia akan melalui sebuah proses pencarian jati diri. Ada yang mencari jawaban itu dengan penuh keseriusan, ada yang asal jawab saja dan ada yang tidak peduli dan lewat begitu saja tanpa ada bekas dan tanpa pernah peduli untuk memikirkannya kembali.  . . Jika seseorang bertanya kepad

Yang sedih untuk dikenang, hanya akan menguatkan.

“Nduk, muliho yo Nduk.... mami mlebu Rumah Sakit mulai mambengi sampe saiki” - (Nak, pulang ya nak.... mami masuk RS sejak semalam sampai sekarang) . . Deg.....! Jantungku seperti berhenti berdetak mendengar suara Bapak atau yang biasa aku sebut dengan panggilan Pak’e di telpon genggamku. Meski sejak kelas 1 SMA aku ngekos dan jauh dari orang tua, baru kali ini Pak’e memintaku pulang. Pastilah ada sesuatu yang sangat mengkhawatirkan. Aku hitung sudah hampir satu bulan lebih aku belum sowan ke desa menemui pak’e dan Mami. Semua dikarenakan kesibukan perkuliahan di UNAIR Surabaya yang sudah memasuki tahun ketiga. Dengan rasa khawatir yang masih menggantung, aku putuskan pulang di pagi harinya dan aku langsung meluncur ke Rumah Sakit Islam di Banyuwangi. . . Sampailah aku dan saudara kembarku ke ruangan di mana mami di rawat, aku lihat nenekku duduk di samping mami sambil menangis. Aku lihat tubuh lemah tergolek di pembaringan, tubuh yang terlihat sangat kurus sekali. Aku benar benar terk

Menjadi minoritas setelah 14 tahun di Inggris (part 3-END)

Perbedaan yang terakhir yang Bianca sampaikan: "I am a university graduate..." dan dia tidak melanjutkan kalimatnya. Aku sendiri yang harus mengisi titik titik itu... Sejenak aku diam terpaku karena bagiku itu bukanlah perbedaan karena aku juga "University graduate" alias lulusan Univeritas gitu loh!!! . . Tapi kenapa yang muncul dalam benak Bianca pernyataan yang seperti itu?  . . Karena konteks diskusi kami adalah perbedaan di antara kami berdua, maka konsekuensi logis dari kalimat itu sudah tersirat meski tidak tersurat, bahwa: "Bianca adalah lulusan universitas sedang aku bukan!" Beda lagi jika Bianca bilang:"I have my PhD degree" maka masih ada kemungkinan aku mengisi titik titiknya dengan jawaban :"I have my bachelor degree or Master Degree"  Tapi dengan kalimat Bianca itu sudah nampak BIAS dan quick judgement yang menyimpulkan bahwa: perempuan berkerudung di hadapannya (dalam hal ini aku) adalah wanita yang tidak pernah mengecam

Menjadi minoritas setelah 14 tahun di Inggris (Part 2)

Pukul 12:30 siang masuk waktu ISHOMA, sambil menunggu antrian makan siang, aku putuskan untuk sholat duhur karena di musim dingin seperti sekarang, waktu waktu solat berdekatan satu sama lain. Aku tanya ke ketua panitia, seorang wanita berkulit putih berambut pendek bernama Bethan:"do you have a small spare room where I can pray?" (Adakah ruangan kecil yang bisa aku pakai untuk solat?)  Dengan senyum manis, dia menjawab:"Let me ask the museum manager and I will get back to you, when do you need it and for how long? (Aku akan coba tanya ke manajer museum dan nanti aku kasih tahu kamu, kapan kamu butuhnya dan untuk berapa lama?). Aku jawab: "I would appreciate it if I can use it now and I only need it for no longer than 5 to 7 minutes" (Kalau bisa sih sekarang dan aku hanya butuh untuk 5-7 menit saja) Selang beberapa menit, Bethan sudah kembali dan mengajakku turun tangga dan menunjukkan ruangan meeting kosong yang bisa menampung lebih dari 10 orang! "Thank

Thought of Him ﷺ 

Last Sunday, Nusaybah and her school had choir performance of Islamic nasheed in an event called Big Sing Up. Few Islamic school come together and performed several nasheed simultaneously from 9am - 12:30pm. ماشاء الله  It was fantastic atmosphere. There is no instruments played, only daf and humming. There were two international Munshid performed on the stage and all children were so excited. Apparently, one of the singer had a hit song that most children knew (clearly my knowledge was very behind on this department). The kids sang along and shouted the phrase of Takbir, Hamdalah and shahadah.  One of my favourite moment was when a young boy (year 6) from Islamiya school in North West London performed his spoken words. He won the competition in his school for writing and reciting his poem titled:" what will I do if I meet the Prophet ﷺ " It was soooo raw, genuine, beautiful as well as eloquent. It brought me to tear and I could relate to every words he said.  So on the way h

Cute handwriting 

I just find it cute to read Rumaysa’s handwriting using phonics to actually write it 🙂 the meaning is making sense (just read it as it is) but obviously the spellings still need a lot of work.  . . Funny thing, whenever she had a spelling test, she got everything correct. She usually feels a bit down if I mentioned the spelling mistake. So I would just let her keep writing and writing. . . My main purpose is for her to enjoy and like expressing her thoughts and emotions in a form of writing. I believe in a few months she’ll be very good at it. ان شاءٓ الله  . . What’s actually she meant to write:  My handwriting is very nice so the teacher is very happy and the headmasters is also really happy. London, 6th December 2018 9:26am Found the sheet near the bin 🙂

Menjadi minoritas setelah 14 tahun di Inggris (Part 1)

Oleh: Yumna Umm Nusaybah #KisahDariInggris "I am so excited to attend this seminar. I am looking forward to the topic that will be discussed" ujarku ke suami sambil pakai pelembap wajah yang sudah hampir habis. Setelah pamit ke suami dan si kecil, aku keluar rumah menuju halte bis. Pagi itu adalah salah satu pagi yang aku tunggu tunggu. Training gratis yang di sediakan oleh Parent Gym ini akan menghadirkan Dr Nihara Krause (Award winning Consultant Clinical Psychologist) dengan tema "Supporting the mental health of children and young people’.   Kenapa aku tunggu-tunggu?  Pertama karena topiknya berkaitan dengan human behaviour dan mental well being. Topik ini selalu bikin mataku ‘melek’ dan otakku bekerja.  Kedua, karena trainingnya di London Barat. Butuh waktu satu jam dengan kereta bawah tanah untuk menempuh perjalanan dari rumahku ke Notting Hill. Sambil jalan jalan lah, hitung-hitung jadi turis lokal dadakan (sssst masih ndeso Emang). Kapan lagi emak-emak dengan ana

Memulai dengan mencoba

Oleh Yumna Umm Nusaybah Seorang filosof Jerman yang bernama Arthur Schopenhauer pernah punya petikan berikut:  "The first forty years of life give us the text: the next thirty supply the commentary. Mungkin ada juga yang pernah dengar sebuah ungkapan "Life begins at forty" Yang aku tahu ungkapan ini sebenanrya di tujukan untuk kaum wanita di abad 20-an dimana sebelum mereka memasuki usia ke 40, para wanita biasanya akan di sibukkan dengan kesibukan mengasuh anak, membesarkan dan memenuhi kebutuhan fisik anak-anak mereka. Setelah mereka memasuki usia 40 tahun, barulah mereka bisa keluar dari "sangkarnya" dan proses menekuni bidang yang mereka sukai, berkarya, serius pursuing their own passion baru dimulai. Meski tidak menutup kemungkinan sudah ada kaum ibu yang meraih puncak karirnya, sukses mendidik anak-anaknya, memiliki bisnis dengan omset jutaan rupiah di usia 40 juga.  Di manapun titik kehidupan kita sekarang, tidak perlu risau dan tidak perlu membandingkan

Memory to be stored 

I posted this to remind myself (oneday). It’s sad that we often forget small gestures given by our kids that meant a lot for them. Random handmade cards and loving messages are one of The beautiful memories that often we as a parent ais overlooked and pushed aside.  Hence I encourage everyone to keep/ document any small token given by our kids so that they feel appreciate it and treasure it when they grow up.  To my both daughters Nusaybah and Rumaysa  Mama loves you so much.... just like what you usually said: I love you to every planets and back!

Deep reflection 

Nusaybah had induction day today for year 4 which she’ll be starting this coming September. I can tell I already like the new teacher. She introduced herself in the classroom and asked every child to describe how they feel about moving up to year 4. And this was Nusaybah’s description.   It took me a while to understand the "philosophy" behind this picture but then she explained to me that she remembered on one assembly her head teacher explained to the whole pupils how as we grow older, we have more knowledge, we widen our horizon, we become stronger and bigger. Hence CHANGES ARE GREAT.  I am so glad she’s looking forward for the next academic year. This is one of many reason I choose Al Noor. الحمد لله رب العالمين  It never seizes to amaze me how the teachers and asatid take extra miles to instill a strong live lessons for the pupils.

A humble doctor

Sebut saja Namanya dr C..... Selama Ramadan ini, 2 minggu berturut turut ada seseorang yang menghadiri kajian lokaliti kami yang sosoknya menarik buatku. Beliau seorang pensiunan, asli dari Iraq dan dulu bekerja sebagai GP (Dokter Klinik setara spesialis). Di usianya yang sudah senja, beliau bisa di bilang masih aktif. Kemana mana masih nyetir sendiri, belanja sendiri, masak sendiri dan yang lebih keren lagi, wawasan politik dan pengetahuan Islam beliau patut di acungi jempol. Tanpa ragu, tanpa canggung, beliau duduk bersama kami, sharing semua pemikiran2nya yang dikemas dengan bahasa yang captivating . Diskusi kami berkembang dari bahasan Taqwa, tajwid, tafsir ayat dalam Al Quran sampai urusan politik dan kondisi kaum muslimin di Iraq dan akar masalah dari konflik2 yang terjadi di negeri Muslim.  Sampailah kami berdiskusi tentang image dari seorang perempuan muslim. Di negeri barat seperti Inggris, menjadi seorang wanita muslimah yang berkerudung tidaklah se-se

{Percakapan} Who creates Allah ﷻ ?

As she munched the watermelon Rumaysa (5 yo) whispered to me: "I am sorry Mama, I have a very rude thought about Allah" Me: "Oh Dear! What thought would that be?"  "I am thinking, if all of us are created, who created Allah ?" Me:"awwww that’s not a rude thought, Sayang...in fact that’s a very smart question!  Allah ﷻ was not created by anyone nor He had a son nor parents. He has no beginning and no end hence He is almighty! If Allah was created by SomeOne, then He is not Allah and we would have to worship the one who create ‘that Allah’.  "That mean Allah has been living for sooooo long" Me:"Yes... Rumaysa... He is ever living" Lesson: indeed life of a mother is full of surprises! I would never thought I would receive such question from my 5 years old but I must thank my ‘teacher’ during my youth days..... they have given me the answer and show me the path (by the will of Allah). Not only it’s beneficial for me now but it has bee

Shocking fact! 😜

Yesterday as we drove back home from school, my middle child (Rumaysa 5yo) told us (me and Hubby) the story of what happened at school. I must say, she has a way to crack me up unexpectedly and I love that quality in her. Allahumma Bariklaha. "Mama, Baba.... you will be shocked if I tell you what happened in school today" Me: "oh really, what happen then?" R:"You wouldn’t believe that two of my friend told me that they actually born at "Queen’s Hospital" (supposedly Queens Hospital) and "King George Hospital!!" It’s shocking!!!! I couldn’t hold my laugh.....Bless her! She genuinely thought those hospitals belong to the Queen and the King and their friend born at the Royal Family’s hospital which also gave her impression that either her friends are super special or descendent of the Royal Family (which both are totally untrue 😂) Both are indeed the name of Hospital nearby her school and it’s named after the Royal Family. Kid

{Perbincangan} Kema’suman Rasul

Sepulang dari sekolah naik, sembari nyetir mobil aku mendengarkan ulasan di YouTube dari ustad Nouman Ali Khan tentang kisah Nabi Musa alaihissalam. Anak pertamaku yang beberapa bulan lagi masuk usia 9 tahun ikut mendengarkan. Kisah Nabi Musa Alaihissalam bukanlah kisah yang asing bagi Nusaybah... mashaAllah dia lebih tahu detail dan urutan kisahnya di Banding aku. Ketika ustad Nouman sampai pada ayat berikut QS. Al-Qasas [28] : 15 وَدَخَلَ ٱلْمَدِينَةَ عَلَىٰ حِينِ غَفْلَةٍ مِّنْ أَهْلِهَا فَوَجَدَ فِيهَا رَجُلَيْنِ يَقْتَتِلَانِ هَٰذَا مِن شِيعَتِهِۦ وَهَٰذَا مِنْ عَدُوِّهِۦ ۖ فَٱسْتَغَٰثَهُ ٱلَّذِى مِن شِيعَتِهِۦ عَلَى ٱلَّذِى مِنْ عَدُوِّهِۦ فَوَكَزَهُۥ مُوسَىٰ فَقَضَىٰ عَلَيْهِ ۖ قَالَ هَٰذَا مِنْ عَمَلِ ٱلشَّيْطَٰنِ ۖ إِنَّهُۥ عَدُوٌّ مُّضِلٌّ مُّبِينٌ Dan Musa masuk ke kota (Memphis) ketika penduduknya sedang lengah, maka didapatinya di dalam kota itu dua orang laki-laki yang berkelahi; yang seorang dari golongannya (Bani Israil) dan seorang (lagi) dari musuhnya (ka

Harga Diri

Sore tadi sambil cuci piring aku iseng2 bertanya ke Nusaybah:  "If 10 being the best mother and 1 being a NOT very good mother, how much would you rate Mama?". Pertama kali dia dengar pertanyaan ini, dia ga ngerti maksudku, akhirnya harus aku ulang 2 kali untuk menjelaskan maksud pertanyaanku. akhirnya dia jawab: "Hmm... I think I will rate you 9.5".  Aku tanya dia balik: "why?"... Nusaybah menjawab:" Karena kadang Mama marah tanpa sebab dan meninggikan nada bicara (scream and shout), just sometimes....so If you can control that part, I would rate you 10!"...A ku jawab sambil sumringah :"ooooh...Thank you Nusaybah, that's very sweet of you, I will try my best from now on to control my emotion and do less screaming and shouting"  (sambil mikir: ah ini bisa menjadi target Bulan Ramadan nih....hehe ) Tak selang beberapa lama dia tiba tiba berkata:  "I think I would rate Adek: 9, Baba: 9.5, Hudayfah: 8 and myself:

Kerja Keras

'I can't do it, Mama.... I can't memorise this long ayah!...This is toooooo hard' lanjut dengan tetesan airmata dan kadang dengan tangisan. Skenario seperti ini hampir terjadi seminggu sekali. Kadang Nusaybah dan lain waktu Rumaysa. Sebisa mungkin aku berusahan untuk tetap memberikan dorongan positif bahwa susah itu hanya di langkah pertama, kedua atau ketiga. Sekali kita mencoba maka langkah ke-4 akan semakin mudah dan ringan. Aku juga ingatkan ke mereka bahwa semakin banyak membaca semakin banyak pahala karena satu huruf setara dengan 10 pahala. Meski tetap cemberut tapi sedikit banyak, dorongan itu meringankan beban mereka. Setiap orang entah itu anak-anak ataukah emak-emak tahu bahwa untuk meraih sesuatu, dibutuhkan sebuah perjuangan. Kadang kita melihat keberhasilan orang di depan mata dan menginginkan keberhasilan yang sama tapi ogah-ogahan menempuh kerja keras yang mengiringinya.  Sebagai orangtua, sangatlah gampang bagi kita untuk mendorong dan menyampaikan

RASA BAHASA

Masih lekat dalam ingatanku kejadian tahun 2004 di bulan Oktober. Aku menangis tersedu sedu di ruang tunggu saat boarding di Bandara Juanda Surabaya. Hari sebelumnya aku pamitan dengan seluruh keluarga kemudian pagi itu aku diantar kakak dan sodara kembarku untuk terbang ke Inggris, SENDIRI!! (kebetulan suami ada kerjaan dan ga bisa menjemput). Ini adalah kali pertama aku naik internasional flight dan kali pertama aku bakalan berpisah lama dengan seluruh keluarga.  Ini juga menjadi awal perjalan baru dalam lembaran baru kehidupanku. Bisa dibayangkan gimana khawatirnya diriku. Aku akan pindah ke negara baru, dengan suami yang baru aku nikahi, makanan baru, masyarakat baru, peran baru dan tentunya BAHASA baru.  Setelah perjalanan panjang Indonesia - Inggris, sampailah aku di Heathrow Airport. Setelah melalui proses imigrasi aku keluar dan berharap suami sudah ada di luar sana menunggu sang istri. Ternyata sodara2.... suami ga ada di depan pintu arrival! Aku panik, mau nelpon pakai telpon

Unek-unek tentang Sosmed

"Waaah Jeng, si A baru balik dari Eropa looh, mana bawa anak2 dan ortu mereka lagi" lah kok tahu???? "Tuh dari photo dan status FBnya" "Duh, kasihan ya mbak si B habis kena musibah. Dia minta cerai ke suaminya karena katanya suaminya jadi korban pelakor" Hah?!!! Kok tahu mbak?" Yah kan si B nulis dan minta doa di FB" Yup.... itulah kenyataan dunia sekarang. Orang yang tidak pernah kita kenal atau bahkan ketemu langsung (hanya kenal dari status2 atau sosmed) bisa menjadi bahan diskusi dan kita bisa tahu kisah hidupnya, suka dan dukanya, pekerjaannya, kemana saja mereka, bahkan kapan mereka kentut dan sembelit (yang ini mah hiperbol banget!!) Tak jarang, sosmed ini selain jadi sumber Rezeqi tapi juga menjadi sumber masalah antar teman, antar tetangga, antar rekan kerja atau bahkan pasutri.  Dumay alias dunia maya adalah dunia unik. Kenapa aku bilang unik? Karena a wide range of emotion bisa terbentuk hanya dari mantengin sosmed di atas kasur sebelu

14 years! 

14 years ago... We were complete strangers to one another Never I heard such a beautiful name as yours  Never I knew a well-planned man like you Never I knew someone as forward thinking as you Never I feel doubtful nor worried knowing you  who would take my hands for marriage from my beloved father I couldn’t be more sure than the day you asked me to be your wife Even though we never met before But my heart and mind said you’re the one I am looking for  Many would say I have gone mad To marry someone I have never met Many would ask... How could it be? I build a life with someone I never see I said to them that I had one condition Whoever agreed to this would meet my expectation  And you were the first person ever agreed To the condition I had been holding on tight With the reliance to Allah ﷻ  We embarked on the journey to build family For His sake we navigate this married life Hoping the reward for being patient to one another  In time of hardship and in time of ease I am well aware