Skip to main content

My Monday

Monday morning 24th April 2017 at 8:30am
----

Rumaysa started it with a very random statement.

"Mama, when you die, I will walk to wiam's house (my next door neighbour) by myself!"

In my shock (because it's just bizzare topic to be brought up in the early Monday morning plus we haven't discussed anything related to death whatsoever) So I asked:"why?" (TBH I don't know what else shall I say)

She said:" because you won't be there anymore" (I said to myself: yes, it makes sense but why this discussion?? And why now???)

Then I prompted another question:"But why would you go to wiam's house?"

She said: "So that I can play with her."

Bless her, She just want to play! 

I then asked: "But who's going to look after you when I die?

She said:"Wiam's Mom!"

I replied "But she's not your mom, she's wiam's Mom"

And then she was quiet for a while and change the topic and said:"I am going to miss you when you're not here"

I said:" oh I will miss you too" I was touched by her statement but I continue cleaning up the kitchen. 

I was in the kitchen and she's in the livingroom so I couldn't see her facial expression. 

And then she suddenly run to the kitchen and towards me crying for good few minutes and hug me and said:" I don't want you to die!"

😢😃

Bless her!

I sat her on my lap and gave her a big hug and I couldn't hold back my tears. I actually cried with her! 

I said to her:"everyone will die but ask Allah ï·» that He gives me a chance to raise you up, see you grow, see you get married, Hudayfah gets married (mind you he's only 10 months) and see your children"

She then stopped crying but still wanted to be hugged. 

But while I hugged her so many thoughts rushed Into my brain: 

1. The thought of leaving them behind while they're still physically in need of their mother was daunting! But isn't it all these provisions are forms of blessing and mercy as well as lending from Allah? So if He wants it anytime I should be ready to let it go.

2. Have I prepared myself and my kids or family to face those kind of tests or vice Versa (have I prepared myself)? I guess no one can be soo prepared to lose their loved ones.

3. Have I maximised my effort to spend any minutes in this life for His sake? And have I taken a chance to nurture my children properly while I still have my opportunity? 

4. I should not worry what and whom I leave behind because Allah ï·» is The Protector but I should be worry what I will face after I die!

5. Kids have a tender heart and they do know which people around them who are kind and love them as they are (I'm referring to my super kind Neigbour Allahumma Bariklahum)

*One of those meaningful morning that Allah ï·» gave me via the lips of my 4 years old Rumaysa (Allahumma Bariklaha)*

Comments

Popular posts from this blog

my Special Student

Seneng...happy lega dan terharu...itulah yang aku rasakan ketika murid 'istimewaku' menyelesaikan Iqra jilid 6 minggu yang lalu...percaya atau nggak aku menitikkan airmata dan menangis sesenggukan dihadapan dia, ibu dan kakak perempuannya....yah...airmata bahagia karena dia yang setahun yang lalu tidak tahu sama sekali huruf hijaiyah kini bisa membaca Al Quran meski masih pelan dan terbata bata...tapi makhrojul hurufnya bagus, ghunnahnya ada, bacaan Mad-nya benar....dan aku bayangkan jika seterusnya dia membaca Quran dan mungkin mengajarkannya kepada orang lain maka inshaAllah akan banyak pahala berlipat ganda... Namanya Tasfiyah ...seorang gadis cilik bangladeshi berusia 6 tahun saat pertama kali aku bertemu dengannya....Ibunya sengaja mengundangku datang ke rumah nya karena memang tasfi tidak suka dan tidak mau pergi ke masjid kenapa? karena sangat melelahkan...bayangkan aja 2 jam di setiap hari sepulang sekolah, belum lagi belajar bersama dengan 30 orang murid didampingi 1

Tuk Semua Ibu-Ibu

At 05 July, 2006 , Mother of Abdullaah said… Whaa kalo aku pribadi, emaknya sendiri musti banyak belajar.. kira2 kalo ngimpi punya anak hafidzah 'layak' gak ya :D At 05 July, 2006 , Inaya Salisya said… Wah subhanalloh ya.. Ina juga pengen mbak, tapi ga ada do it hehe... ummu Aqilla terharuuu...terharu biru...jadi semangat nyiapin anak jd hafidz nhafidzah. jazakillahkhoir, ukh! Atas dasar 3 komen diatas akhirnya aku tertarik untuk ngasih komentar tentang cita cita punya anak hazidz/hafidzah...dimanapun seorang ibu pasti ingin anak2nya menjadi anak yang sholeh dan sholehah...hanya mungkin gambaran masing2 ibu berbeda dan derajat kesholehan yang mereka gambarkan dan inginkan juga pasti berbeda satu sama lain.....namun terlepas dari itu semua, setiap ibu muslimah pasti sangat bahagia dan bangga jika punya anak2 yang bisa menjadi penghapal Quran alias hafidz...kenapa ? karena sekian banyak pahala yang bakal dapat diraih dari sang Ortu dan juga sang anak..hanya saja cita2 y

Kisah sedih seorang dokter

Al kisah ada seorang teman laki laki yang pernah bersekolah dengan suami waktu jaman SMP dan SMA. Sebut saja namanya Amr, Amr datang dari keluarga miskin bahkan bisa dibilang sangat miskin, dia dirawat oleh bibinya yang juga kekurangan. Tidak jarang Amr harus menahan lapar ketika berangkat sekolah. Namun semangatnya yang tinggi mengalahkan rasa laparnya....hari berganti hari, Amr melanjutkan sekolah ke SMP, disitulah Amr bertemu dengan suamiku, hampir tiap hari mereka berbagi makanan bersama, subhanAllah...meski demikian, bisa dibilang Amr sangat cerdas dan pekerja keras, hal ini terbukti dengan prestasi sekolah yang patut bibnya banggakan. Di SMP itu ada sekitar 12 kelas dan masing masing kelas ada sekitar 70 siswa.....diantara ratusan siswa Amr selalu menjadi juara 1, sampai sampai dia diberi kebolehan naik kelas berikutnya hanya dalam waktu 6 bulan, walhasil dalam setahun dia naik kelas 2 kali dan setiap naik kelas dia selalu menjadi TOP STUDENT! Ketika masuk SMA, hal yang sam