Skip to main content

Untuk Sahabatku Terkasih - Nur -

Februari adalah salah satu bulan sedih bagiku, bulan itu adalah bulan dimana ibundaku tiada (tahun 2004) dan di bulan itu pula seorang shahabat terbaikku telah di panggil Allah di usianya yang masih muda (tahun 2011). Dialah Khansa Nur Azizah! namanya banyak kusebut sebut di awal2 postingan blog ini (tahun 2006-an). Nur meninggalkan 2 permata hati bernama Dhea dan Fa. Kesedihanku berlangsung berhari hari, bahkan selama berminggu minggu. Hampir2 aku tidak percaya kalau dia telah tiada. Meski kami jauh, namun hati kita terpaut kuat dan selalu merasa dekat.
Kami di pertemukan oleh media chat room Mirc. Jaman tahun 2000 -an aku gandrung sekali dengan chat room #islam dan #khilafah. Disana aku banyak bertemu akhwat pejuang syariah dari berbagai daerah di Indonesia termasuk bogor, tangerang dan bahkan dari Inggris. Akhirnya banyak dari mereka yang menjadi shahabat dekatku meski banyak juga yang hilang di tengah jalan.
Nur adalah satu satunya orang yang paling dekat di antara cyber friend I have ever had! kita cocok satu sama lain. Setelah chat pertama kami, kami bertukar email dan nomer HP dan sejak saat itu Nur tidak pernah lalai untuk sekedar sms atau misscall bahkan tak jarang dia menelponku dari Bogor (krn kebetulan dia kuliah di IPB dan aku Kuliah di Unair Surabaya). Jarak yang jauh tidak menjadi masalah buat kami. Sepertinya justru jarak itulah yang membuat hubungan kami spesial. Bisa dibilang Nur lah yang banyak menelponku, sedang aku berkutat saja dengan dakwah dan kuliahku waktu itu. Itulah kenapa saat dia pergi, aku sangat merasa kehilangan dan sangat menyesal dan merasa bersalah karena dia lah yang selalu berusaha keras maintain our relationship. sedang aku? merespon saja...meski kadang aku juga berusaha tapi tidak sebanyak dan sehebat usaha Nur. Dia rela memotong uang sakunya untuk membeli pulsa demi mendengar suaraku. Menuliskan kisah ini pun air mata ini masih menetes. Dia benar benar teman setia. Semoga kesetiaan dan kecintaan dia karena Allah menjadikan dia salah seorang hamba Allah yang kelak DIA naungi di hari tidak ada naungan kecuali milik DIA.
Ketika Nur tahu aku akan pindah ke Inggris dia merasa sedih, sudahlah Surabaya - bogor jauh eh ini malah mau ke Inggris. Tapi Nur adalah orang yang tidak pernah bernegative thinking terhadap apapun yang tejadi. Dia menyemangatiku bahwa meski jauh, kita telah terbukti mampu memiliki kedekatan yang luar biasa, jadi jarak tidak akn menjadi masalah, tuturnya. Hanya saja ongkosnya akan lebih berat dan lebih banyak, dia bilang kemungkinan besar dia tidak akan bisa mengontakku sesering dulu. Aku jelas sangat bisa memahaminya. Dunia serasa sempit ketika internet terhubungkan, dan aku berharap internet inilah yang nantinya akan menjadi media kami.
Tahun 2004, Nur juga yang mendampingi aku untuk wawancara di British Embassy di Jakarta. Dengan membawa bayi mungilnya Dhea, dia bersedia menunggu di mushola embassy yang panas. Setia dia menunggu dan mendoakanku dan akhirnya aku dapat visa entry clearance ke Inggris. Kami berangkulan dan menangis bersama sama, menangis karena nantinya kami harus terpisah jauh sekali, menangis karena akhirnya aku bisa re-unite dengan suamiku.
Oktober 2004, adalah hari keberangkatanku, dari surabaya aku diantar teman2 baikku....hari yang begitu berat, saat yang begitu pilu namun aku tahu bahwa hidup baruku ada di Inggris.
Sesampainya aku di Inggris, nur pun masih setia dengan email emailnya. Dengan setia dia menunggu aku online di YM, malam hari, pagi hari, subuh, tengah malam, tidak menjadi masalah bagi dia. Sekali aku meminta dia Online, dia akan sigap menjawabnya. Sedang aku? terlalu banyak excuse dan alasan, lagi sibuk lah, lagi mau keluar lah, lagi masak lah, dll....ya Allah sedih dan menyesal rasanya jika ingat saat2 itu.
Nur .....dia yang dengan usaha kerasnya ingin selalu keep in touch denganku meminta suaminya untuk bisa connect internet. Akhirnya dia bisa akses internet di rumah, untuk apa? supaya bisa lebih sering kontak dengaku, apa responku? sama saja. yah! menulis ini saja sudah membuatku muak terhadap diriku sendiri. Bagaimana mungkin aku buta terhadap pengorbanan yang telah Nur lakukan untukku? ya Allah ampuni hamba!
5 bulanan sebelum kepergian Nur, dia mengungkapkan bahwa perut dia semakin besar dan berat, badan semakin kurus dan capek sekali. DEG! aku khawatir dia menderita ascites. Aku sarankan USG dan hasilnya persis spt yang aku pikirkan. Remuk redam perasaanku saat mendengarnya karena ascites hampir bisa dibilang end stage dari sebuah penyakit, apapun itu. Underlying disease nya belum nur ketahui dan beberapa hari kemudian sang dokter memvonis dia menderita sakit yang aku khawatirkan. Ya Allah! aku ingin mengungkapkan fakta yang sebenarnya kepada nur, tapi mungkinkah itu? mungkinkah aku sampaikan kepada nur ku sayang bahwa dia menderita penyakit yang belum ada obatnya dan sifatnya progressive serta berakhir dengan kematian? sanggupkah aku? Tidak! aku masih berharap bahwa dokter salah men-diagnosa, aku masih berharap ada mukjizat yang membuat nur lebih baik.
Beberapa kali nur di rawat di RS, berkali kali, aku mencoba menelpon dia untuk memberi semangat. Kadang bisa nyambung, kadang nggak. Suara Nur pun nyaris sama dengan suara dia sebelum sakit, penuh semangat dan penuh canda tawa....Aku sadar kondisi nur memburuk ketika setelah 10 menit-an kami mengobrol, nafas dia tersengal sengal, ada kesan capek, lemah dan harus dipaksakan untuk mengobrol. Aku sudahi obrolan itu dan berjanji menelpon kembali. Aku masih ingat ketika dia sampaikan bahwa telponku dari Inggris memberikan dia banyak semangat untuk sembuh. Meski pernah dia sampaikan juga rasa bersalahnya kepadaku karena dia tidak lagi mampu merawat suami dan kedua putrinya. Bagaimana mungkin dia bisa merawat mereka, untuk merawat dirinya sendiri saja dia sudah tidak mampu. Ketika itu, sang ibu lah yang memandikan dan merawat dia.
2 minggu sebelum kepergian Nur, adalah kali terakhir aku mendengar suaranya.....lemas dan capek. Dia pun mengungkapkan bahwa dia sudah capek, dia pasrah dan dia menyerah. Aku menangis mendengarnya.....aku tidak sanggup membayangkan kondisi nur yang sebenarnya. Aku tahu nur adalah wanita kuat dan tangguh, jika dia berkata demikian pastilah kondisinya sudah sangat parah. Aku tetap usahakan agar dia tetap berpositif thinking. Dia pun bilang akan berusaha. Aku janjikan untuk lebih sering menelponnya, namun nyatanya tidak aku lakukan. Aku bimbang antara pilhan bahwa jika aku menelpon Nur, dia akan capek dan terpaksa mengobrol denganku karena dia tidak mau mengecewakanku namun dia akan senang mendengar suaraku, atau lebih baik tidak menelpon dia supaya dia bisa beristirahat total. Aku pilih pilihan kedua meski akhirnya aku menyesal.
Sehari sebelum kepergiannya, aku mendengar kabar bahwa Nur sudah mengigau. Dalam hati aku pun masih berharap bahwa kondisi nur masih bisa kembali pulih, I was in denial tapi ternyata Allah berkehendak lain. Esok harinya jam 3 pagi Nur dipanggil oleh Allah Subhanahu wata'ala.
Ya ukhti Nur
meski ragamu sudah tiada namun kehadiranmu akan selalu ada di hatiku
meski suaramu sudah tidak lagi mampu aku dengar namun memori percakapan kita akan selalu terngiang di telingaku.
Semoga Allah menempatkanmu di Surga tertinggi dan semoga Allah menyatukan kita di Jannah-Nya sehingga pertemanan kita tidak lagi long distance namun kita bisa menghabiskan waktu kita bersama sama selama lamanya. Alahumma Amin!
*untuk sahabat terkasihku 'Khansa Nur Azizah' dari yang selalu mengasihimu 'Fa'*
-------------------------------------
Khatimah:
Peliharalah pertemanan karena Allah selagi mereka masih ada, Ungkapkan bahwa kita menyayangi mereka.
Pertemanan Karena Allah dirincikan dalam AHadith berikut:
Disunahkan orang yang mencintai saudaranya karena Allah
  • untuk mengabari dan memberitahukan cintanya kepadanya.
Nabi saw. bersabda:
Jika seseorang mencintai saudaranya karena Allah, maka kabarkanlah bahwa ia mencintainya. (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi)
  • mendoakan dan meminta doa dari saudaranya . Nabi saw. bersabda:
Barang siapa yang mendoakan saudaranya pada saat ia tidak bersamanya, maka malaikat yang diserahi untuk menjaga dan mengawasinya berkata, “Semoga Allah mengabulkan; dan bagimu semoga mendapat yang sepadan.” (HR. Muslim).
Umar bin Khatab berkata: Aku meminta izin kepada Nabi saw. untuk umrah, kemudian beliau memberikan izin kepadaku dan bersabda: “Wahai saudaraku, engkau jangan melupakan kami dalam doamu.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)
  • mengunjungi orang yang dicintai, duduk bersamanya, saling menjalin persaudaraan, dan saling memberi karena Allah, setelah mencintai-Nya.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah saw. bersabda:
Sesungguhnya ada seseorang yang mengunjungi saudaranya di kota lain. Kemudian Allah memerintahkan malaikat untuk mengikutinya. Ketika malaikat sampai kepadanya, ia berkata, “Hendak ke mana engkau?” Orang itu berkata, “Aku akan mengunjungi saudaraku di kota ini.” Malaikat berkata, “Apakah ada hartamu yang dikelola olehnya?” Ia berkata, “Tidak ada, hanya saja aku mencintainya karena Allah.” Malaikat itu berkata, “Sesunggunya aku adalah utusan Allah kepadamu. Aku diperintahkan untuk mengatakan bahwa Allah sungguh telah mencintaimu sebagaimana engkau telah mencintai saudaramu itu karena Allah.” (HR. Muslim)
  • Senantiasa berusaha membantu kebutuhan saudaranya dan bersungguh-sungguh menghilangkan kesusahannya.
Hal ini berdasarkan hadits Mutafaq ‘alaih dari Ibnu Umar, Rasulullah saw. bersabda:
Seorang muslim adalah saudara muslim yang lain, ia tidak akan mendzaliminya dan tidak akan membiarkannya binasa. Barangsiapa berusaha memenuhi kebutuhan saudaranya maka Allah akan memenuhi kebutuhannya. Barangsiapa yang menghilangkan kesusahan dari seorang muslim maka dengan hal itu Allah akan menghilangkan salah satu kesusahannya dari kesusahan-kesusahan di Hari Kiamat. Barangsiapa yang menutupi aib seorang muslim maka Allah akan menutupi aibnya di Hari Kiamat.
  • menemui orang yang dicintai dengan menampakan perkara yang disukainya untuk menggembirakannya dan dengan wajah yang berseri-seri.
Diriwayatkan oleh Thabrani dalam kitab As-Shagir Rasulullah saw. bersabda:
Barangsiapa yang menemui saudaranya yang muslim dengan menampakan perkara yang disukainya karena ingin membahagiakannya, maka Allah akan memberikan kebahagiaan kepadanya di Hari Kiamat.
Janganlah meremehkan kebaikan sedikit pun, walau sekedar bertemu dengan saudaramu dengan wajah yang berseri-seri (HR. Muslim).
  • memberikan dan menerima hadiah saudaranya serta membalasnya.
Rasulullah saw bersabda:
Kalian harus saling memberi hadiah, maka kalian akan saling mencintai. (HR. Bukhari).
Rasulullah saw. pernah menerima hadiah dan membalasnya. (HR. Bukhari)
Termasuk memberikan balasan hadiah yang setimpal adalah jika seorang muslim mengatakan kepada saudaranya, “Jazakallah Khairan”, artinya semoga Allah membalasmu dengan kebaikan. Tirmidzi meriwayatkan dari Usamah bin Zaid, bahwa Rasulullah saw. bersabda:
Barangsiapa diberi kebaikan kemudian ia berkata kepada orang yang memberi kebaikan, “Jazakallah Khairan” (semoga Allah membalasmu dengan kebaikan), maka dia sungguh telah memberikan pujian yang sangat baik.
  • Harus berterima kasih kepada orang yang telah memberikan kebaikan kepadanya.
Diriwayatkan dari Nu’man bin Basyir, ia berkata; Rasulullah saw. bersabda:
Barangsiapa yang tidak mensyukuri nikmat yang sedikit, maka ia tidak akan bisa mensyukuri nikmat yang banyak. Barangsiapa yang tidak bisa bersyukur kepada orang, maka ia tidak akan bisa bersyukur kepada Allah. Membicarakan nikmat Allah adalah sama dengan bersyukur. Dan tidak membicarakan kenikmatan berarti mengingkari nikmat. Berjamaah adalah rahmat, bercerai berai adalah adzab.
  • Disunahkan membela saudaranya untuk mendapatkan kemanfaatan dari suatu kebaikan atau untuk memberikan kemudahan dari suatu kesulitan.
Diriwayatkan bahwa Rasulullah saw. jika didatangi peminta-minta, maka beliau suka berkata:
Belalah ia maka kalian akan diberikan pahala. Dan Allah akan memutuskan dengan lisan nabi-Nya perkara yang ia kehendaki. (HR. Bukhari).
  • Wajib menerima permintaan maaf dari saudaranya.
Diriwayatkan Ibnu Majah bahwa Rasulullah saw. bersabda:
Barangsiapa yang mengajukan permintaan maaf kepada saudaranya dengan suatu alasan tapi ia tidak menerimanya, maka ia akan mendapat kesalahan seperti kesalahan pemungut pajak.
  • Wajib menjaga rahasia seorang muslim.
Diriwayatkan Abu Dawud dan Tirmidzi dari Jabir, sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda:
Jika seseorang berkata kepada orang lain dengan suatu perkataan kemudian ia menoleh (melihat sekelilingnya), maka pembicaraan itu adalah amanah.
  • Wajib memberi nasihat.
Imam Muslim telah mentakhrij dari Abu Hurairah ra., ia berkata; sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda:
Hak muslim atas muslim yang lain ada enam. Dikatakan, “Apa yang enam itu, Ya Rasulallah?” Rasul saw. bersabda, “Apabila engkau bertemu dengan saudara muslim yang lain, maka ucapkan salam kepadanya; Apabila ia mengundangmu, maka penuhilah undangannya; Apabila ia meminta nasihat kepadamu, maka berikanlah nasihat kepadanya; Apabila ia bersin dan mengucapkan al hamdu lillah, maka ucapkanlah yarhamukallah; Apabila ia sakit maka tengoklah; Apabila ia meninggal dunia, maka hantarkanlah sampai ke kuburnya.”

Comments

siti said…
Innalillahi Wainna ilaihi Rojiun.
Aku turut berduka cita, Mba Amee.
Smoga amal ibadah Mba Khansa diterima allah swt.
sabar ya mba Amee.

Persahabatan yang luar biasa.. belum pernah terjadi padaku, mempunyai sahabat seperti Mba Khansa.
Masih inget aku kan mba ? :)

- Siti -
Umm Nusaybah said…
inshaAllah smg Allah mengkaruniakan shahabat spt ukhti Nur untuk mba siti....
jazakillah khair comment nya sis...ingat lah..ini mba siti yg mau ke Inggris kan?
siti said…
Hehehe.. Alhamdulillah masih inget :)
Ticket ke Inggris mahal bu :) jadi silaturahmi disini sj dulu ya :)
Gamis Muslimah said…
Assalamu'alaikum, mbak amee, pkbar?? Inna lillaahi wa inna ilaihi roojiuun..,mbak, aq terkesiap kaget.Baru buka email. Jarang online, Ini wie bekasi. Aq pernah ktemu mbak nur wktu d islmic cnter bkasi, sama mb shinta bogor.Duh, aq koq telat ya dapat infonya.. hiks,semoga mbak nur mendapat tempat terbaik disisi Allah ..Amin..ya robbal 'alamiin..
Ervina Mayasari said…
Masha Allah mbak.. jadi mau nangis bacanya mengingat saya juga punya beberapa chatmates yang udah kayak saudara.. Silaturahim.. salam kenal ya mbak :0

Popular posts from this blog

my Special Student

Seneng...happy lega dan terharu...itulah yang aku rasakan ketika murid 'istimewaku' menyelesaikan Iqra jilid 6 minggu yang lalu...percaya atau nggak aku menitikkan airmata dan menangis sesenggukan dihadapan dia, ibu dan kakak perempuannya....yah...airmata bahagia karena dia yang setahun yang lalu tidak tahu sama sekali huruf hijaiyah kini bisa membaca Al Quran meski masih pelan dan terbata bata...tapi makhrojul hurufnya bagus, ghunnahnya ada, bacaan Mad-nya benar....dan aku bayangkan jika seterusnya dia membaca Quran dan mungkin mengajarkannya kepada orang lain maka inshaAllah akan banyak pahala berlipat ganda... Namanya Tasfiyah ...seorang gadis cilik bangladeshi berusia 6 tahun saat pertama kali aku bertemu dengannya....Ibunya sengaja mengundangku datang ke rumah nya karena memang tasfi tidak suka dan tidak mau pergi ke masjid kenapa? karena sangat melelahkan...bayangkan aja 2 jam di setiap hari sepulang sekolah, belum lagi belajar bersama dengan 30 orang murid didampingi 1

Tuk Semua Ibu-Ibu

At 05 July, 2006 , Mother of Abdullaah said… Whaa kalo aku pribadi, emaknya sendiri musti banyak belajar.. kira2 kalo ngimpi punya anak hafidzah 'layak' gak ya :D At 05 July, 2006 , Inaya Salisya said… Wah subhanalloh ya.. Ina juga pengen mbak, tapi ga ada do it hehe... ummu Aqilla terharuuu...terharu biru...jadi semangat nyiapin anak jd hafidz nhafidzah. jazakillahkhoir, ukh! Atas dasar 3 komen diatas akhirnya aku tertarik untuk ngasih komentar tentang cita cita punya anak hazidz/hafidzah...dimanapun seorang ibu pasti ingin anak2nya menjadi anak yang sholeh dan sholehah...hanya mungkin gambaran masing2 ibu berbeda dan derajat kesholehan yang mereka gambarkan dan inginkan juga pasti berbeda satu sama lain.....namun terlepas dari itu semua, setiap ibu muslimah pasti sangat bahagia dan bangga jika punya anak2 yang bisa menjadi penghapal Quran alias hafidz...kenapa ? karena sekian banyak pahala yang bakal dapat diraih dari sang Ortu dan juga sang anak..hanya saja cita2 y

Kisah sedih seorang dokter

Al kisah ada seorang teman laki laki yang pernah bersekolah dengan suami waktu jaman SMP dan SMA. Sebut saja namanya Amr, Amr datang dari keluarga miskin bahkan bisa dibilang sangat miskin, dia dirawat oleh bibinya yang juga kekurangan. Tidak jarang Amr harus menahan lapar ketika berangkat sekolah. Namun semangatnya yang tinggi mengalahkan rasa laparnya....hari berganti hari, Amr melanjutkan sekolah ke SMP, disitulah Amr bertemu dengan suamiku, hampir tiap hari mereka berbagi makanan bersama, subhanAllah...meski demikian, bisa dibilang Amr sangat cerdas dan pekerja keras, hal ini terbukti dengan prestasi sekolah yang patut bibnya banggakan. Di SMP itu ada sekitar 12 kelas dan masing masing kelas ada sekitar 70 siswa.....diantara ratusan siswa Amr selalu menjadi juara 1, sampai sampai dia diberi kebolehan naik kelas berikutnya hanya dalam waktu 6 bulan, walhasil dalam setahun dia naik kelas 2 kali dan setiap naik kelas dia selalu menjadi TOP STUDENT! Ketika masuk SMA, hal yang sam