Skip to main content

Komen Temen di komentari

beberapa waktu Yang lalu Aku posting ini trus dapat komen dari Pak ini dan setelah minta ijin dari beliaunya saya buat menjadi sebuah postingan, karena aku yakin ini juga menjadi pertanyaan banyak ornag atau bahkan mungkin ide yang begitu mereka yakini tanpa ada sebuah klarifikasi atau penjelasan.

semuanya adalah tanggapan saya sebagai seorang pribadi dan kalolah ad ayang salah saya mohon maaf, kalo ad ayang tersinggung mohon maaf dan juga mohon jangan tersinggung karena postingan ini tidak untuk menyinggung siapa siapa namun cuman upaya menjelaskan danmengklarifikasi....inshaAllah

Lho Hizbut Tahrir dah mo jadi partai politik ya?

Komen: sejak awal berdiri Hizbut Tahrir (HT) memang sudah menyatakan diri sebagai Hizbus Siyasiy (partai Politik) dengan makna politik yang sebenarnya yakni mengurus urusan Ummat, dan apakah HT partai politik yang terdaftar sebagai 'partai' yang artinya akan ikut pemilu jawabnya adalah bukan. setahu saya HT hanya terdaftar sebagai Organisasi Masyarakat karena memang untuk menjadi sebuah 'partai' organisasi itu harus mengakui dan menerima beberapa prinsip Undang Undnag yang sebagian tidak sejalan dengan Konsep dan metode HT. wallahu 'alam

Saya pikir selama:

a. sistem pemerintahan di Indonesia masih seperti ini dengan mengenal adanya parlemen dan terus melaju menuju demokrasi (dan sepertinya akan terus melaju ke arah situ);

b. HT masih konsisten menolak demokrasi dan ogah masuk sistem;

c. HT hanya bergerak lewat kampanye publik seperti demo, konferensi, dan sebagainya yang lebih di tataran wacana....isu khilafah islamiah tak lebih jadi komoditas jualan di media belaka yang akan terus membuai mereka yang rindu akan keagungan dan kebangkitan Islam masa silam tapi ya itu, sulit diwujudkan dalam tataran praktis...

komen:

Mungkin ide khilafah memang masih wacana (yang sebenarnya tidak lagi sekedar wacana tapi sudah menjadi opini), tapi setiap ide akan selalu berawal dari wacana, kemudian menjadi opini publik dan akhirnya akan menjadi pemahaman ummat yang mendorong mereka untuk bergerak. jatuhnya Presiden soeharto juga diawali dari sebuah wacana, proses penurunan bapak soeharto pun bukan proses sehari semalam, ada sosialiasi ide, ada upaya menjelaskan kebobrokan pemerintahan orde baru dan pada akhirnya itu menggerakkan mahasiswa yang menjadi agen perubah waktu itu untuk meminta pak soeharto turun.

dakwah Rosulullah pun diawali dari pencetesun ide (lebih tepatnya ayat Quran) yang menurut orang quraisy saat itu merupakan ide aneh dan menyihir, tapi sosialisasi ini terus dilakukan oleh Rosulullah SAW, setiap ada kabilah yang datang ke Makkah untuk berdagang maupun mengunjungi ka'bah Rosulullah tidak pernah meninggalkan mereka tanpa lebih dahulu men-jajakan ide Islam.....hasilnya 7 orang suku Auz dan Khazraj dari Madinah membaiat Rosulullah dalam Baiat Aqabah I setelahnya Rosululah mengutus Mus'ab bin Umair untuk melanjutkan 'sosialisasi' ide Islam ke kawasan madinah dan menunjukkan hasil dengan dibaiatnya Rosulullah oleh 70 orang dari Madinah di tahun berikutnya....

jika kita berbicara tentang metode menjajakan Islam (dakwah) dengan cara mendakwahkan Islam maka ada perbedaan. Metode sifatnya sima'i artinya itu sifatnya dari Allah dan RosulNYa dimana kita harus tunduk pada metode Rosulullah SAW tanpa bisa mengubah sedikitpun, sedangkan CARA itu bisa berubah sesuai tempat dan waktu. contoh metode adalah Bahwa Rosulullah TIDAK PERNAH kompromi dengan kepemimpinan quraisy saat itu meski Rosulullah ditawarkan segala macam kedudukan, pangkat, wanita, harta, dll...Beliau tetap teguh bahwa Islam tidak bisa ditawar, bahkan ketika ada seorang tokoh quraisy masuk Islam dengan syarat beliau mau menyembah Tuhan mereka selama 3 bulan, kemudian berkurang 3 hari beliaupun menolak mentah mentah karena jika Islam dicampur dengn non Islam maka jadinya bukan Islam lagi.....dan pendirian itu selalu nampak dalam setiap perjalanan dakwah beliau. sedangkan cara bisa berubah menurut tempat dan waktu,kalo dulu Rosulullah berdakwah tanpa Mic, dengan cara ke pasar pasar, atau ke tempat 2 keramaian maka kita bisa dengan mengumpulkan orang ke Hall (tidak harus ke pasar) dengan memakai laptop, LCD player, microphone, dll....

nah kini menjadi pertanyaan adalah: apakah tergabung dalam sebuah proses demokrasi itu metode ataukah cara? kalolah cara kita pun perlu mempertanyakan apakah memang diijinkan dalam Islam duduk dalam sebuah majlis yang perannya membuat hukum? sedang pada Saat yang sama Allah telah menegaskan dalam AL Quran, Inni Hukmu Illa Lillah, sesungguhnya hukum itu milik Allah. siapakah kita hingga berani duduk dan mencoba membuat hukum sendiri atau melakukan voting untuk melegalkan hukum yang jelas jelas sudah diharamkan oleh Allah (UU pornografi,riba,Judi,dll) atau mengharamkan apa apa yang jelas jelas telah di halalkan oleh Allah (seperti pelarang poligami yang direncanakan pemerintahan indonesia).

apakah Indonesia akan bersistem demokrasi seterusnya? tergantung keinginan rakyat indonesia. kalo proses memahamkan ummat untuk kembali pada syariah Allah telah meraih pada titik didihnya maka dengan suka rela ummat akan meminta penerapan islam. sama halnya ketika ummat minta penggantian beberapa pejabat yang dianggap KKN. saking seringnya gembar gembor demokrasi di seluruh dunia oleh negara adidaya (baca: barat) maka di benak kita pun seolah olah tidak mampu dan tidak mau mengakomodasi jenis kepemimpinan yang lain, kepemimpinan alternatif (bagi non muslim dan wajib bagi muslim). kalo demokrasi telah membuat rakyat palestina menderita, rakyat iraq menangis, rakyat asghanistan tersiksa, bahkan Indonesia sendiri juga demikian, kenapa kita masih mempercayai itu sebagai satu satunya solusi? banyak yang berargumen bahwa demokrasi di Indonesia memang bukan yang sebenarnya makanya banyak masalah, now...mana negara yang telah berhasil menerapkan demokrasi yang sebenarnya? inggris dan Amerika yang jelas jelas meng-claim paling demokratis saja tidak menggubris aspirasi dari rakyatnya, contoh: ribuan masa di inggris memprotes pengiriman tentara Inggris ke Iraq, tapi kenapa Blair tetap mengirim? bukankah demokrasi berarti dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat? kenapad ada rakyat yang menginginkan demikian tidak digubris dan dituruti kemauannya? ooh...karena bukan suara mayoritas makanya gak bsia di turuti, jiak demikian,kalo suara mayoritasnya bicara salah apakah itu juga harus dituruti? kalo suara mayoritas mengatakan mencuri itu boleh boleh saja, apakah itu juga harus di benarkan? sungguh nyata sebenarnya siapa sih yang memiliki demokrasi itu? tidak lain dan tidak bukan adalah pemilik modal (kapitalis), mereka yang membiayai kampanye, jika partai yang dibiayai menang maka akan banyak kebijakan yang harus diambil oleh pemerintah untuk 'membayar' biaya yang telah dikeluarkan tadi, kalo tidak, maka biaya akan ditarik, kalo ditarik partai akan mati, endingnya? bukan kepentingan rakyat yang di bela namun kepentingan kelompok tertentu yakni kelompok pemilik modal, maka jangan heran kalo ada tuntutan rakyat disebuah negeri untuk menolak sesuatu tapi pemerintah tetap melakukannya, karena memang mereka tidak peduli apa kata rakyat, tapi mereka lebih peduli kata pemilik modal.

setelah melihat yang demikian, masihkah kita mengelu-elukan demokrasi? padahal pada saat yang sama Allah telah memberikan petunjuk sistem kehidupan islam yang layaknya kita anut. sistem Islam yang dikenal dengan kekhilafahan yang jelas jelas terbukti meraih kegemilangannya dan kemampuannya menawarkan keadilan yang sebenarnya karena memang itu adalah sistem yang dilandaskan pada nash syara' (dalil syariat). dan itu adalah sejarah yang sebenarnya, sejarah nyata yang layak membuat kita rindu namun tidak membuai, jika kita terbuai maka seolah oleh kita hanya ber-angan angan dan tidak layak kita inginkan karena terlalu muluk, namun jika kita bekerja untuk meraihnya maka angan2 itu akan bisa menjadi kenyataan. justru sebaliknya, mustinya kita melihat sejarah itu sebagai pemompa semangat kita, kalo dulu pernah dan bisa diwujudkan, tentu akan bisa diwujudkan juga untuk masa sekarang dan akan datang.

Mungkin gak ada salahnya HT mencoba masuk ke sistem kayak gerakan tarbiyah (seperti PKS) karena itu lebih realistis dan konkret dalam hal mempengaruhi negara dan masyarakat lewat perumusan kebijakan dan implementasinya (seperti adanya menteri ato anggota legislatif dari PKS) karena dengan masuk ke sistem, rakyat (konstituen) jadi tau gimana turut berpartisipasi dalam ikut mengubah sistem tersebut, dibandingkan dengan eksis diluar sistem tanpa ada akses tuk mengubah sistem tersebut, kecuali kalo HT mau revolusi gitu (tapi apa mungkin???) ato bisa juga sih aspirasi HT 'dititipin' di parpol-parpol Islam di parlemen, kayak PKS, PBB, PPP ato yang laen tuk diperjuangkan mereka (tapi itu juga sepertinya harus ada konsesi ideologis antara HT dengan parpol2 tersebut yang gak mesti sama dan ini juga rawan konflik)...

komen:

memang ini yang membedakan HT dengan gerakan lain seperti tarbiyah (PKS di Indonesia) hammas di palestina dan Ikhwanul Muslimin di mesir. terlepas dari dalil dan pemahaman fakta yang dipahamai oleh teman teman yang saya sebutkan diatas maka saya sendiri menilai, justru berjuang di dalam sebuah sistem yang non Islami jauh lebih sulit daripada di luar sistem. kenapa?

1. karena jika kita di dalam sebuah sistem maka pastilah harus ada i'tikad dari kita untuk menjaga dan melesatrikan sistem tadi bukannya malah menggantinya. contoh sederhana, kalo tahu kita sedang berada di dalam rumah yang bobrok dan mau kita ubah namun kita tetap tinggal di dalamnya maka yang terjadi sebenarnya enggan merubah pondasi rumah itu (yang menajdi akar permaslahannya) tetapi malah melestarikan dan menjaga keutuhan rumah tadi karena kalo kita menghancurkannya maka kita yang didalamnya akan ikut hancur, kalolah kita di dalam rumah dengan maksud mengubah, maka sebenarnya yang bisa kita lakukan hanya mewarnai atau memberi kesan, mungkin kita cuman bisa mengganti jendela, mengecat tembok dengan warna yang baru atau mengganti kunci pintu, sedang pondasi yang sebenanrya tidak akan bisa kita ubah, hanya dan hanya karena kita ada didalamnya.

2. dari metode dakwah Rsoulullah hal seperti ini tidak dicontohkan, meski beliau ditawari kepemimpinan, harta, dll beliau menolak karena semuanya diberikan dengan sebuah syarat, syaratnya adalah menerima nilai nila kafir qurais dan menghentikan dakwah beliau.

3. memang perubahan yang perlu diwujudkan bukan hanya ishlah (perubahan cabang) tapi perubahan total (revolusi) apakah mungkin? jawabnya tentu mungkin, siapa yang dulu mengira uni soviet bakal hancur dan terpecah menjadi negara2 kapitalis yang menganut demokrasi? padahal mereka dulu adalah negara adidaya yang memegang ideologi sosialis yang jelas jelas berbeda bahkan bertentangan dengan ideologi kapitalis, apa yang tejadi pada Uni soviet adalah perubahan mendasar (revoulsi) yang memang memakan waktu yang tidak singkat, dan kenapa orang orang waktu itu juga tidak protes / marah dengan apa yang dilakukan oleh pemimpin soviet? karena mereka sudah tidak lagi mengangap sosialis mampu memberikan kenyaman hidup, kelayakan, kesejatheraan dan kebahagiaan serta kebebasan yang mereka inginkan, adanya perubahn ide mendasar inilah yang membuat penduduk soviet happy happy saja diatur dengan aturan kapitalis.

sama halnya, jika muslim dari hari makin sadar dan menguat keyakinannya akan kebenaran islam dan kehebatan sistem islam maka akan sangat mudah penerapan Islam itu sendiri, tanpa perang, tanpa pertumpahan darah, maka semua itu akan bisa terjadi, asal ummat sendiri yang menginginkannya,. pertanyaannya sekarang: kapan ummat menginginkannya? kalau ada orang yang bergerak memahamkan diri mereka sendiri kemudian memahamkan ummat disekitar mereka akan pentingnya dan keharusan mereka kembali kepada syariat Islam. kita yang harus mempertanyakan diri kita, sejauh mana dan seberapa besar upaya yang telah kita lakukan untuk membantu proses memahamkan tadi? jika kita hanya menonton saja, ya jelas prosesnya akan semakin lama, karenanya HT selalu mengajak siapapun untuk berkerja bersama memahami Islam dan mengajak orang bersama sama menegakkan syariat Islam.

contoh nyata: kata Khilafah ini 5 tahun yang lalu jarang dilafadzkan oleh kaum muslimin, bahkan mereka sering keliru dengan kata khilafiyah, dll....namun subhanAllah, kenyataan sekarang berbeda, bahkan mantan perdana menteri Tony Blair, mantan Home Office secretary Charles Clark, Perdana menteri Gordon Brown, Pemimpin Conservative Inggris David Cameron sudah menyebut nyebut nama HT dan khilafah di parlemen mereka. artinya, selama ada sosialiasi dan gerak dari kaum muslimin selama itu pula ide ini akan menggelinding seperti bola salju yang meluncur dari atas bukit, dari waktu ke waktu semakin kuat, semakin cepat dan semakin besar pengaruhnya dan dampaknya semakin luas. inshaAllah.

itu baru di Indonesia, akan lebih rumit lagi konteksnya kalo di negara Barat kayak Inggris ato Australia, HT hanya bisa bergerak di dataran wacana, karena praksis hanya bisa dilakukan oleh mereka yang masuk sistem, sedangkan sistem di kedua negara ini liberal dan sapapun gak bisa masuk sistem itu kecuali disaring terlebih dahulu ideologinya (seperti anggota MP yang muslim di Inggris dari partai Tory ato Buruh, gak mungkin mereka yang jadi MP itu muslim radikal),

komen:

jika ide ide HT masih sekedar wacana kenapa mereka begitu khawatir hingga harus mendiskusikannya di Question Time di house of parliement? jika ide ide HT dianggap tidak membawa pengaruh yang berbahaya bagi kelangsungan sistem kapitalis kenapa mereka harus melarang pembicara dari Inggris menyampaikan idenya di Indonesian Conference? saya kira ide HT tidak lagi hanya sekedar wacana tapi sudah menjadi opini publik yang diperhitungkan oleh pihak barat, dan juga oleh pemimpin di negeri Muslim yang menjadi agen-nya barat.

sisi yang lain, HT juga tidak bertujuan menegakkan Khilafah islam di negeri Inggris atau negeri non muslim lainnya, tapi HT bertujuan menegakkan Hukum Allah di negeri Muslim. saya justru yakin dengan berkembangnya ide HT di negeri barat khususnya Inggris, ini justru membuat ide ide khilafah makin diperbincangkan dan ini akan sangat membantu dakwah di negeri Muslim. kenapa demikian? karena di negeri muslim sendiri kaum muslimin terpenjara, mereka tidak bisa mengungkapkan pandangan politik islam mereka, contohnya adalah penangkapan para aktivis di mesir, uzbekistan, pakistan, saudi arabia, dan di banyak negeri timur tengah. sebagai muslim yang tinggal di Inggris dimana kita berkesempatan menyuarakan Islam maka tugas kitalah menyambung lidah saudara2 kita di negeri Muslim dan menunjukkan citra islam sebenarnya dan menunjukkan makar musuh2 Islam.

akhirnya ide-ide HT ya stuck di wacana doang kecuali kalo mo pake jalan radikalisme tapi itu juga sama saja dengan memberi jalan pihak luar bersatu padu tuk lebih menyerang dan mendiskreditkan HT yang berpotensi 'mematikan' jualan ide khilafah di mayoritas masyarakat muslim yang kini mulai gandrung pada perdamaian dan toleransi serta menolak radikalisme.

komen:

saya sendiri berpendapat ide radikalisme dan moderatisme adalah ide yang sengaja disemburkan ke tengah tengah kaum muslimin untuk memisahkan mana yang berpihak pada barat dan mana yang tidak. jika kita tanya mayoritas muslim di negeri barat maupun di negeri muslim, apakah mereka setuju dengan aksi bom bunuh diri yang membunuh orang2 sipil? maka mayoritas akan bilang tidak setuju! namun tetap saja mereka mencari cari alasan bahwa ada yang namanya proses peradikalan pemuda muslim, yang mereka usaha ubah adalah definisi radikal itu sendiri. perlu kita melihat, musuh musuh islam mulai mendifinisikan radikal ini dengan cara se-enaknya, menurut agenda mereka, bukan saja orang yang setuju dengan bom bunuh diri yang mereka sebut radikal tapi juga orang yang menginginkan penegakan islam di tanah mereka sendiri. jika kita terjebak dengan ungkapan ini dan terkesan apologetik dengan selalu mengatakan bahwa kita hanya ingin damai, meski negeri kita di acak acak, atau kita adalah kaum yang lebih suka menghindari konflik, tidak spek up against injusrtice maka artinya kita telah menuruti apa yang menjadi agenda musuh islam.

dalam setiap fase kehidupan akan selalu ada perang antara yang Haq dan yang bathil, jangankan bicara tentang khilafah, lha wong hukum yang sudah jelas (kerudung dan jilbab) aja masih juga ditentang dan dipertanyakan. apakah kita juga akan bilang bahwa sebenarnya jilbab dan kerudung tidak wajib hanya karena kita tidak ingin pertentangan dan ingin perdamaian? astaghfirullah. disinilah dibutuhkan ke-istiqomahan dari seorang Muslim, mereka harus yakin dengan Diin islam, meski orang kafir membenci, meski orang kafir mencaci dan berusaha meragukan kita terhadap hukum Allah.

"ingin perdamaian" tanpa di ikuti penjelasan yang komplit akan membuat kita trejebak, tentu ummat islam menginginkan perdamaian, tapi apakah jika tentara tentara US dan Inggris mengobrak abrik rumah kita, memperkosa isteri, anak perempuan dan ibu kita trus kita tinggal tetap diam saja? tentu tidak! ini lah pandangan yang berusaha mereka injeksikan ke benak kaum muslimin, bahwa Islam harusnya mengajarkan kedamaian so seolah olah bilang don't defense you and your family, we can do everything what we want to you and your land.

saya setuju memang Islam mengajarkan kita damai dan adil tapi islam pun mengajarkan kita untuk tegas dan keras jika ada orang yang jelas jelas menganiaya kita dan saudara kita.

Ide khilafah ini memang genit diperbincangkan (termasuk saya nulis panjang ini juga gara-gara tergoda kegenitannya he hehe) tapi tuk menemukan bentuk perwujudannya, selama pola gerakan HT masih seperti ini, ya akan jadi proyek jangka panjang entah sampe kapan...meski bukan tidak mungkin tapi ya sulit, karena yang menentang tidak hanya dari kalangan Islam sendiri (di Indonesia sendiri NU sebagai organisasi muslim terbesar yang mengakar di masyarakat justru paling vokal menentang HTI) tapi juga dari pemerintah (jika dah menyinggung soal pergantian dasar negara NKRI segala, kelompok nasionalis dan non-muslim plus militer bisa turun tangan) sekaligus tentunya juga pihak asing yang gak suka melihat kebangkitan Islam bersatu...

komen:

Rosulullah pun tidak habis habisnya di tentang oleh kafir Quraisy, bahkan sampai pada tahap upaya pembunuhan beliau, namun apakah sulitnya jalan itu membuat kita lemah?kalolah kita tidak menikmati hidup dibawha naungan Khilafah paling nggak di hari penghisaban kelak upaya kita dalam proses mewujudkannya akan Allah catat sebagai amal baik. sebenarnya tantangan dari kaum muslimin bukan tidak mungkin untuk di takhlukkan, mereka yang menentang khilafah saya yakin bukan karena ingin menentang hukum Allah, mereka yang menentang bukan sengaja ingin menantang Syariat Islam, mereka hanya belum faham apa yang HT inginkan, mereka mungkin belum berdialog dengan anggota HT secara langsung, mereka hanya mendengarnya lewat media atau kasak kusuk saja, saya yakin dengan sosialiasi yang bagus akan sampai pada hasil yang kita inginkan. pendapat yang mengatakan bahwa Khilafah itu tidak mungkin dan tidak bisa hanya bisikan syiathan yang ingin melemahkan kita. we don't have any option anyway. jika bukan islam, jalan mana yangmau kita pilih? haruskah kita memilih jalan lain? naudzubillah.

adapun tantangan dari musuh islam (kafir) itu sifatnya sunnatullah (pasti), kembali lagi kita lihat perjalanan dakwha Rosulullah, Rosul saja yang menjadi kecintaan Allah harus melalui duri dan onak yang menyakitkan, beliau yang dengan penuh harap meminta bantuan bani beliau di thaif harus rela di lempari batu dan segala macam kotoran hingga membuat tubuh beliau berdarah darah, Rosulullah SAW dan para pengikutnya harus rela hidup di atas bukit makkah dan kelaparan selama berbulan bulan menghadapi boikot kafir quraisy. itu memang jalan untuk memperjuangkan kebenaran dan keadilan, jika jalan yang kita tempuh bebas hambatan justru kita perlu mempertanyakan kebenaran jalan yang kita tempuh.

akhirnya, harapan dan doa disertai tindakan terus menerus (tapi tindakan yang gimana? apa tindakan seperti selama ini?) yang akan menjadi ujian bagi perjuangan HT kedepan kalo pengen menggolkan ide khilafah islamiyah ditengah arus global yang:

a. di dunia barat kian sekuler dan kian hegemonik;

b. di dunia muslim yang karakteristiknya beragam, seperti:

(1) memiliki konsep kepemimpinan sendiri (kayak Islam Syiah di Iran, apa mau mereka dengan ide kekhalifahan ala HT sedangkan konsep mereka adalah keimaman yang berakar dari tradisi panjang Syiah 12 Imam?) dan

(2) keragaman tafsir atas khilafah itu sendiri yang berangkat dari pertanyaan mendasar: sapa yang akan jadi khalifah? siapa yang memilihnya? mekanismenya seperti apa? yang mana persoalan kepemimpinan umat Islam adalah isu sensitif yang secara historis telah menjadi pengoyak persatuan umat Islam sejak Khalifah Ali sampe kini

komen:

saya melihat justru ada kemiripan ide antara syiah dan sunni pada masalah ke-Khilafahan, Syiah memahami akan datang Imam mahdi yang akan memberikan keadilan dan menyebarluaskan kebenaran, sedang sunni meyakini akan ada khalifah yang sesuai dengan manhaj kenabian, disini justru sebuah titik temu dan malah ini sebuah tanda memang kesatuan Ummat akan terjadi dengan adanya Imam mahdi (versi syiah) dan khalifah (versi Sunni).

Keragaman tafsir tidak menjadi permasalahan, sebenarnya mayoritas ulama salaf sendiri dan 4 imama madzhab tidak berbeda dalam masalah kekhilafan. mereka sendiri memandang bahwa Khilafah adalah wajibanya sebuah kewajiban karena tanpa khilafah banyak kewajiban yang terbengkalai. orang yang menafsirkan macam macam sebenarnya justru saya pertanyakan, dari mana mereka membuat tafsir yang baru? kalo jelas jelas rosulullah dalam hadis beliau menjelaskan bahwa setelah wafatnya beliau tidak akan ada nabi namun yang ada adalah para khulafa' (jamaknya Khalifah) maka kenapa mereka masih meragukan ide khilafah?

hegemoni dunia barat pun sudah mulai memudar. justru china, india dan beberapa negara Asia mulai mengambil alih kepemimpinan di bidang ekonomi, banyak orang barat masuk islam, banyak orang barat yang meragukan demokrasi mereka sendiri, yang saya lihat justru barat semakin menuju keterpurukannya, saya ragu barat akan survive, soviet juga sudah hancur, kapitalis sudah diambang kehancurannya. hanya satu yang akan bisa menjadi alternatifnya, tidak lain dan tidak bukan adalah Islam. tentang siapa yang bisa menjadi khalifah....itu terserah kepada ummat untuk memilihnya.setahu saya HT sendiri tidak pernah menginginkan tanggung jawab menjadi Khalifah, HT adalah sebuah partai yang menginginkan penerapan Islam, dan jika sudah ada penerapan itu maka peran HT adalah menghisab dan mengingatkan pengausa jika mereka melakukan sebuah kesalahan bukannya sibuk meraih kekuasaan dan meninggalkan kewajiban berdakwah.

Saya melihat di dunia ini ada OKI, Organisasi Konferensi Islam yang mengordinir kepentingan Islam di 57 negara anggotanya yang terbentuk atas dasar solidaritas umat muslim karena pembakaran Masjidil Aqsa oleh Israel (1969). Kenapa tidak memberdayakan fungsi OKI agar lebih kredibel dan kritis membela dan menyuarakan aspirasi Islam? Apakah selama ini HT Internasional menyadari pentingnya OKI? OKI sendiri bisa didesain tuk menjadi jejaring kepentingan umat Islam yang begitu beragam melalui keterwakilan negara-negara anggotanya di tingkat dunia. Mungkin HT Internasional perlu memikirkan eksistensi OKI kalo mo menjadikan idenya lebih eksis di tataran global, sepertinya ini lebih realistis. Tapi ya itu...dua tantangan perjuangan diatas (dari dunia barat yang sekuler dan internal muslim sendiri yang majemuk) harus menjadi pertimbangan.

komen:

setahu saya HT telah selalu mengirimkan delegasi kepada pemimpin kaum muslimin di seluruh negeri muslim dan juga ke OKI untuk menyuarakan Islam dan mengajak mereka kembali kepada Islam. hanya saja kegiatan ini tidak di ekspos oleh media karena memang kita tahu media di dunia sekarang ini tidak berpihak kepada Islam, namun yang jelas setiap pemimpin kaum muslimin di negeri muslim tahu keberadaan HT, tahu gerak HT, tahu agenda besar HT dan tahu bahwa HT hanya menginginkan penerapan syariah Islam dan menerima kepemimpinan siapapun asal mereka menegakkan Syariat Islam yang tentu saja agenda ini sangat bertentangan dengan agenda pemimpin yang hanya mengejar kedudukan, melestarikan sistem yang ada dan takut kehilangan kedudukannya.

wallahu 'alam bishowab.

Jika ada kebenaran datangnya dari Allah

jika ada kesalahan maka itu datangnya dari diri saya sendiri.

semoga Allah mengampuni kesalahan kita semua dan menganugerahkan ke-istiqomahan kepada kita untuk berjalan di jalan yang Haq. allahumm amin.

Mohon Maaf jika ada kesalahan.

Comments

Anonymous said…
Asalaamu'alaikum
Afwan!

Yup,
Islam sebagai sebuah idiologi dan sistem membutuhkan wadah khusus yang kompatible. Islam yang dibawa oleh HT bukan islam yang disiapkan untuk diterapkan di dalam sistem kapitalis-sekuler.
Maka dari itu, HT selalu konsisten untuk merealisasikan "perangkat keras" yang kompatible dengan fikrah-fikrah islam, yakni khilafah. HT tidak sedikit pun bergeser dari garis perjuangan ini. Sebab, jika tidak ada yang mengambil langkah ini, maka islam hanya akan terus menjadi kultur difensif, menyesuaikan diri dengan peradaban liberal-sekuler-kapitalis. HT ingin membawa kita keluar dari kubangan ini.
Kita bisa belajar dari Marx. Meski dia bukan nabi, tapi sebagai realitas, perjuangannya bisa diambil sebagai pelajaran. Dia tidak pernah berkompromi dengan sistem kapitalis yang melingkupinya. Sebaliknya, dia serius memikirkan dan mengembangkan idiologi alternatif yang sepenuhnya bebas dari pengaruh kapitalisme, yakni sosialisme-marxis. Dia mencta-citakan sebuah dunia yang sepenuhnya baru, yakni peradaban komunis.
Dan apa yang dia lakukan tidak bisa dibilang sekedar "berwacana". Pemikiran yang dia kembangkan bisa mempengaruhi banyak orang. Dan jangan sepelekan pengaruh pemikiran. Marxisme yang diwariskan oleh Marx terus hidup walau Marx mati. Bahkan dapat menghasilkan salah satu peradaban paling fenomenal dalam sejarah, Uni Soviet.
Begitu pula dengan rasulullaah shollallaahu 'alaihi wa sallam. Biliau selalu konsisten untuk membangun peradaban yang sepenuhnya islam. Dan akhirnya, lahirlah Madinah Al Munawarah, sebuah masyarakat yang berkarakter islam, sebuah negara yang disiapkan untuk penerapan dan perjuangan dakwah islam. Kapan kita memiliki negara seperti itu?

Popular posts from this blog

my Special Student

Seneng...happy lega dan terharu...itulah yang aku rasakan ketika murid 'istimewaku' menyelesaikan Iqra jilid 6 minggu yang lalu...percaya atau nggak aku menitikkan airmata dan menangis sesenggukan dihadapan dia, ibu dan kakak perempuannya....yah...airmata bahagia karena dia yang setahun yang lalu tidak tahu sama sekali huruf hijaiyah kini bisa membaca Al Quran meski masih pelan dan terbata bata...tapi makhrojul hurufnya bagus, ghunnahnya ada, bacaan Mad-nya benar....dan aku bayangkan jika seterusnya dia membaca Quran dan mungkin mengajarkannya kepada orang lain maka inshaAllah akan banyak pahala berlipat ganda... Namanya Tasfiyah ...seorang gadis cilik bangladeshi berusia 6 tahun saat pertama kali aku bertemu dengannya....Ibunya sengaja mengundangku datang ke rumah nya karena memang tasfi tidak suka dan tidak mau pergi ke masjid kenapa? karena sangat melelahkan...bayangkan aja 2 jam di setiap hari sepulang sekolah, belum lagi belajar bersama dengan 30 orang murid didampingi 1

Tuk Semua Ibu-Ibu

At 05 July, 2006 , Mother of Abdullaah said… Whaa kalo aku pribadi, emaknya sendiri musti banyak belajar.. kira2 kalo ngimpi punya anak hafidzah 'layak' gak ya :D At 05 July, 2006 , Inaya Salisya said… Wah subhanalloh ya.. Ina juga pengen mbak, tapi ga ada do it hehe... ummu Aqilla terharuuu...terharu biru...jadi semangat nyiapin anak jd hafidz nhafidzah. jazakillahkhoir, ukh! Atas dasar 3 komen diatas akhirnya aku tertarik untuk ngasih komentar tentang cita cita punya anak hazidz/hafidzah...dimanapun seorang ibu pasti ingin anak2nya menjadi anak yang sholeh dan sholehah...hanya mungkin gambaran masing2 ibu berbeda dan derajat kesholehan yang mereka gambarkan dan inginkan juga pasti berbeda satu sama lain.....namun terlepas dari itu semua, setiap ibu muslimah pasti sangat bahagia dan bangga jika punya anak2 yang bisa menjadi penghapal Quran alias hafidz...kenapa ? karena sekian banyak pahala yang bakal dapat diraih dari sang Ortu dan juga sang anak..hanya saja cita2 y

Kisah sedih seorang dokter

Al kisah ada seorang teman laki laki yang pernah bersekolah dengan suami waktu jaman SMP dan SMA. Sebut saja namanya Amr, Amr datang dari keluarga miskin bahkan bisa dibilang sangat miskin, dia dirawat oleh bibinya yang juga kekurangan. Tidak jarang Amr harus menahan lapar ketika berangkat sekolah. Namun semangatnya yang tinggi mengalahkan rasa laparnya....hari berganti hari, Amr melanjutkan sekolah ke SMP, disitulah Amr bertemu dengan suamiku, hampir tiap hari mereka berbagi makanan bersama, subhanAllah...meski demikian, bisa dibilang Amr sangat cerdas dan pekerja keras, hal ini terbukti dengan prestasi sekolah yang patut bibnya banggakan. Di SMP itu ada sekitar 12 kelas dan masing masing kelas ada sekitar 70 siswa.....diantara ratusan siswa Amr selalu menjadi juara 1, sampai sampai dia diberi kebolehan naik kelas berikutnya hanya dalam waktu 6 bulan, walhasil dalam setahun dia naik kelas 2 kali dan setiap naik kelas dia selalu menjadi TOP STUDENT! Ketika masuk SMA, hal yang sam