Skip to main content

Jalan Hidup-ku

Mau Ikutan Kuisnya Hiking nih...lumayan kalo dia tertarik dan dimenangkan oleh dewan juri satu satunya tidak lain dan tidak bukan sodara hiking sendiri *hehe* then akan dapat domain gratis.....the things i've been dreaming since i know web design....

jujur pingin punya lay out sederhana tanpa banyak free stuff dan cepat download, but sayang..dari dulu kalo namanya blog gratisan pasti lah tampilnya juga sederhana..kalo emang rela apa adanya, tapi kalo mau tambah keren musti ketitipan iklan iklan 'menyebalkan' kadang kala....

Oke deh....back to the quiz....hiking membuka peluang tuk menulis crita tentang misi dan tujuan hidup....*serius amat nih king..hehe* but its brilliant idea as thats the basic things we have to know since we're living in this limit world.. inilah caraku mengungkapkannya dan merangkainya dalam sebuah kata...

awal Mula pertanyaan seperti ini muncul adalah saat aku berusia sekitar 16 tahun, saat itu aku belum tahu yang namanya istilah akhwat, ikhwan, antum, anti, dakwah atau istilah istilah berbahasa arab lainnya yang notabene banyak dipake di kalangan para aktivis dakwah, yang ada hanya rasa penasaran tapi juga gak mau ikut ikutan....saat pertama aku masuk SMU aku sempet nge-fans ama seorang kakak kelas senior *cewek loh yah* yang notabene ketua osis, pemegang ranking umum teratas. gadis yang berpenampilan sederhana tapi sangat menawan, agak sedikit 'aneh' sih dijaman itu...kenapa aneh? karena dia berkerudung lebar (2 meter kira deh kira kira). apakah dia secantik lady Diana? atau bintang sinetron? ....tidak! wajahnya sederhana layaknya gadis kebanyakan tapi sunggingan senyumnya yang manis, tutur katanya yang lemah lembut, budi bahasanya yang halus...itulah yang membuatku selalu terpesona hingga aku ingin makin mengenalnya....

Kebetulan Allah memudahkan jalanku dengan tinggal nya aku sekos-an dengan si 'dia'. dia tinggal di sebelah kamarku dan aku ingat sekali, dia adalah orang pertama yang bangun tiap hari di 1/3 malam....aku kurang tahu di jaman itu tentang sholat malam/tahajjud dan betapa Mustajabnya 1/3 malam, namun akhirnya aku terbiasa ikut ikutan kebiasaan dia bangun sebelum adzan subuh, dia selalu jama'ah subuh, maghrib dan isha di masjid deket kosan ku, dan dia tak pernah bosan mengajakku jama'ah ke masjid. Gadis ini jualah yang mengenalkan kepadaku hukum menutup aurat...SubahnAllah, aku yang sekian lama telah menyandang gelar Muslimah...hukum menutup aurat aja harus tahu di saat usiaku sudah menginjak 15 tahun....astaghfirullah...

Saat dia menerangkan panjang lebar tentang kewajiban menutup aurat sekaligus diiringi uraian tentang kematian, siksa neraka dan juga nikmatnya Surga..terasa hati ku benar benar terkoyak....di lubuk hatiku yang paling kecil berkata "inilah kebenaran itu" tapi di sudut yang lain berkata "aku belum siap dan belum mampu, bagaimana kalo orang tuaku menolak? bagaimana nantinya aku bisa cari kerja kalo harus berkerudung ria? bagaimana aku bisa tetep jalan jalan ama temen2 se gang-ku? bagaimana ini dan itu....." ah...pertanyaan di sudut lain itulah yang membuatku bimbang untuk memutuskan berkerudung dan sempurna menutup aurat, hingga akhirnya aku hanya bisa menangis...kepada siapa aku mengadukannya? kepada gadis pujaanku tadi...dengan sabar dan sangat pengertian dia menjelaskan apa yang harus aku lakukan, cara berfikir seperti apa yang harus kembangkan, kekuatan mana yang harus aku miliki...

Memang akhirnya aku belum juga memakai kerudung saat itu, 'hiburan' gadis manis itu seolah meberiku excuse bahwa aku tidak perlu memakai kerudung jika belum bener2 mantap dan belum benar benar kuat.....kini aku sadar, sebenanrnya bukan itu yang dia maksud, dia hanya ingin meyakinkanku bahwa keraguanku tidak beralasan....

hari berganti hari, bulan berganti bulan hingga akhirnya dia lulus SMA dan aku tinggal seorang diri tanpa bisa melihat lagi gadis pujaanku....akupun pindah kos ke rumah sebelah, kos yang banyak dihuni gadis gadis cantik, gadis2 pintar dan ada seorang gadis yang profile nya mirip dengan gadis pujaanku, dia adik kelasku tapi dia bisa dikatakan mature untuk usianya, dia banyak memberikan aku masukan dan ilmu Islam, dia sering membelikanku buku2 Islam berkisah tentang tata pergaulan di dalam Islam, tentang karakter seorang wanita, tentang segala hal yang sangat membuatku makin penasaran dan makin ingin lebih mendalami ilmu Islam...Dia membuatku makin jatuh cinta pada Islam...

Menjelang aku lulus dari kelas 3 SMU, itulah saat dimana aku memenuhi panggilan Allah untuk menutup aurat dengan sempurna, gak tahu kenapa, yang ada dalam benakku saat itu hanyalah 'aku ingin tampil beda' aku tidak mau berkerudung tapi perilakuku masih sama spt yang dulu..serta merta aku memakai kerudung panjang 2 meter, ber-deker, berkaos kaki kemanapun aku pergi dan tidak pernah memperlihatkan sehelai rambutpun kepada temen sekosan meskipun mereka semua para muslimah....kata kata 'aku harus beda dari yang dulu dan dari kebanyakan akhwat berkerudung' itulah yang membakar semangatku...semangat yang salah tapi mampu juga mengarahkanku ke hal yang lebih baik....astghfirullah..

Saat itu aku melihat sedikit demi sedikit banyak teman baikku undur diri satu persatu, mereka memilih untuk tidak lagi mendekatiku, shahabat terbaikku yang dulu seorang cowok, dia seperti kakak dan juga sodara bagiku adalah orang pertama yang mengenali perubahanku, aku tidak lagi mau memandang wajahnya saat kami berbicara, aku tidak banyak bicara seperti dulu, aku tidak lagi bercanda dengan dia dan aku tidak lagi membuka pintu rumahku untuk kedatangannya saat aku sendirian dan aku selalu minta bapak atau pamanku menemaniku jika dia datang ke rumah.....saat itulah dia tahu bahwa aku telah berubah, aku bukan shahabatnya yang dulu, dan sejak itu pula kecenderunganku lambat laun searah dengan ajaran Islam, ringaaan sekali rasanya aku menerima setiap hukum Allah yang baru aku ketahui, gak tahu kenapa mungkin karena 'aku hanya ingin tampil 'beda'..hingga akhirnya........pershahabatan lawan jenis itupun berakhir dengan manis, karena dia mengerti akan pilihanku dan akupun rela melepaskan dia demi kecintaanku kepada yang LAIN.

Suatu malam, saat saat dimana ujian Ebta, Ebtanas, Persiapan UMPTN tiba...rasanya kepalaku mau meledak karena aku harus banyak menelan rumus2 fisika, kimia, matematika dan segala macam mata pelajaran.....aku capek! aku bosan! hatiku berontak dan protes...aku tidak mau hidup penuh dengan tekanan dan stress seperti ini.....aku tidak mau terus terusan begini, iya kalo aku berhasil jebol UMPTN kalo nggak? aku hanya bikin capek diriku sendiri dan menyiksa diriku sendiri....itulah pikiran yang mendominasi kepalaku....hingga muncul sebuah pertanyaan mendasar yang membuatku berubah dan mengerti makna hidup...pertanyaan yang berangkai, panjang tapi sangat mengena.....hingga akhirnya mendarah daging sampai saat ini dan aku berharap hingga maut menjemputku...

pertanyaan itu adalah.....

kenapa aku harus belajar sekeras ini?

kujawab sendiri dalam hati....supaya aku berhasil,

trus....kalo berhasil?

yah kan asyik, kamu bisa jebol UMPTN dan masuk Fakultas kedokteran,

kalo sudah masuk?

ya kan asyik bisa jadi dokter?

kalo sudah jadi dokter,

kan banyak kesempatan ketemu ama calon dokter atau malah dokter spesialis,

trus. (pertanyaan ku masih berlanjut)....

kalo sudah kan enak bisa nikah, sapa tahu dapat dokter juga, kan bisa ngumpulin uang banyak, kaya raya, bisa punya anak banyak dan mereka bisa di didik jadi dokter juga,

trus......

lah kan bisa punya keluarga dokter, trus...jadi nenek....trus...punya cucu dokter juga..

.trus.....

yah habis jadi nenek ujungnya mati lah.....:(

trus....

kalo dah mati ya dikubur non!...

trus...

habis itu dibangkitkan lagi deh kayaknya...

trus

di hisab...

trus....

di tentuin bagaimana kualiats amalku....

trus...

kalo jelek yah masuk neraka...

kayak apa neraka?

gak enak sama sekali, mengerikan dan ta terbayangkan,

surga??

bagus, indah, menyenangkan! dan kekal didalambay!

Deg!....rangkaian tanya jawab itulah yang membuka mata hati dan pikiranku bahwa ternyata apapun yang akan dan telah aku raih didunia is meaningless jika tidak memberikan kontribusi besar untuk hari penghisabanku nantinya......serta merta aku sadar bahwa hidupku bukan untuk menjadi dokter, bukan untuk menjadi istrinya dokter, bukan untuk memiliki cucu dokter dan muter muter naik helikopter hingga keblinger....nggak! dan bukan sama sekali! misi hidupku adalah meraih kebahagiaan abadi di akherat dengan memakai segala sarana yang aku miliki di dunia....

kata sederhana yang penuh makna, konsep umum tapi penuh di dukung dalil Quran dan Sunnah dan aku yakin, inilah jalan yang benar bagi seorang manusia, bukan hanya muslim tapi seluruh hamba ciptaan-Nya.....

semoga Allah selalu menguatkan hatiku dan semua saudara saudaraku untuk kembali kepada Nya, menikmati dan mraih dunia demi pahala dan ridho-Nya...

buat gadis pujaanku, thanks for being there for me, i am sure you were there because Allah sent you to guide me and open my eyes....may Allah bless your life and rewards you for every single good words you passed to me

Comments

Anonymous said…
amin , semoga misi hidupnya bisa tercapai
Anonymous said…
ck..ck.. jangan2 gue tuh "cewek pujaan" itu :wink: :kidding:
Ina said…
oo jadi begitu yah sekelumit perjalanan rohani nya mbak amee :). Semoga slalu istiqomah ya mbak...
Anonymous said…
subhanallah....keep istiqomah!!!!
Sisca said…
Amin Mbak,...semoga menang ya...:)
Hafizh n Zakiyy said…
Memang kita serupa mbak, yang guide kita unk menemukan jalan Allah adalah "gadis pujaan" itu. Dan yang guide aku unk semakin mengenal tentang Islam adalah "mbak-mbak or mbaks" (he he because 2). Dan tau tak mbak, sampai sekarangpun "gadis pujaan" kita itu tetap mendoakan kita, dan selalu menanyakan bagaimana kondisi kita. She still care about us, dan aku termasuk orang yang tak tahu mengungkapkan rasa berterimakasih dan care sama dia :(

Semoga Allah membalas amalnya dengan balasan yang jauhhhh lebih baik. Dan menjadikan hidupnya tetap dalam lindungan dan berkah Allah... Amien
amir hady said…
bagus ceritanya, barakillah.................

Popular posts from this blog

my Special Student

Seneng...happy lega dan terharu...itulah yang aku rasakan ketika murid 'istimewaku' menyelesaikan Iqra jilid 6 minggu yang lalu...percaya atau nggak aku menitikkan airmata dan menangis sesenggukan dihadapan dia, ibu dan kakak perempuannya....yah...airmata bahagia karena dia yang setahun yang lalu tidak tahu sama sekali huruf hijaiyah kini bisa membaca Al Quran meski masih pelan dan terbata bata...tapi makhrojul hurufnya bagus, ghunnahnya ada, bacaan Mad-nya benar....dan aku bayangkan jika seterusnya dia membaca Quran dan mungkin mengajarkannya kepada orang lain maka inshaAllah akan banyak pahala berlipat ganda... Namanya Tasfiyah ...seorang gadis cilik bangladeshi berusia 6 tahun saat pertama kali aku bertemu dengannya....Ibunya sengaja mengundangku datang ke rumah nya karena memang tasfi tidak suka dan tidak mau pergi ke masjid kenapa? karena sangat melelahkan...bayangkan aja 2 jam di setiap hari sepulang sekolah, belum lagi belajar bersama dengan 30 orang murid didampingi 1

Tuk Semua Ibu-Ibu

At 05 July, 2006 , Mother of Abdullaah said… Whaa kalo aku pribadi, emaknya sendiri musti banyak belajar.. kira2 kalo ngimpi punya anak hafidzah 'layak' gak ya :D At 05 July, 2006 , Inaya Salisya said… Wah subhanalloh ya.. Ina juga pengen mbak, tapi ga ada do it hehe... ummu Aqilla terharuuu...terharu biru...jadi semangat nyiapin anak jd hafidz nhafidzah. jazakillahkhoir, ukh! Atas dasar 3 komen diatas akhirnya aku tertarik untuk ngasih komentar tentang cita cita punya anak hazidz/hafidzah...dimanapun seorang ibu pasti ingin anak2nya menjadi anak yang sholeh dan sholehah...hanya mungkin gambaran masing2 ibu berbeda dan derajat kesholehan yang mereka gambarkan dan inginkan juga pasti berbeda satu sama lain.....namun terlepas dari itu semua, setiap ibu muslimah pasti sangat bahagia dan bangga jika punya anak2 yang bisa menjadi penghapal Quran alias hafidz...kenapa ? karena sekian banyak pahala yang bakal dapat diraih dari sang Ortu dan juga sang anak..hanya saja cita2 y

Kisah sedih seorang dokter

Al kisah ada seorang teman laki laki yang pernah bersekolah dengan suami waktu jaman SMP dan SMA. Sebut saja namanya Amr, Amr datang dari keluarga miskin bahkan bisa dibilang sangat miskin, dia dirawat oleh bibinya yang juga kekurangan. Tidak jarang Amr harus menahan lapar ketika berangkat sekolah. Namun semangatnya yang tinggi mengalahkan rasa laparnya....hari berganti hari, Amr melanjutkan sekolah ke SMP, disitulah Amr bertemu dengan suamiku, hampir tiap hari mereka berbagi makanan bersama, subhanAllah...meski demikian, bisa dibilang Amr sangat cerdas dan pekerja keras, hal ini terbukti dengan prestasi sekolah yang patut bibnya banggakan. Di SMP itu ada sekitar 12 kelas dan masing masing kelas ada sekitar 70 siswa.....diantara ratusan siswa Amr selalu menjadi juara 1, sampai sampai dia diberi kebolehan naik kelas berikutnya hanya dalam waktu 6 bulan, walhasil dalam setahun dia naik kelas 2 kali dan setiap naik kelas dia selalu menjadi TOP STUDENT! Ketika masuk SMA, hal yang sam