Skip to main content

UNTUK PASANGAN HIDUPKU.....

Aku Ingin
Oleh Muhammad Anis Matta (Direktur LPI Al Manar Jakarta)
Aku cinta kamu!
Berapa kali Anda mengucapkan kalimat itu kepada istri Anda dalam sehari?Saya jelas tidak bisa menebaknya. Tapi beberapa orang suami atau istrimungkin bertanya: perlukah kata itu diucapkan setiap hari? Apa yang mungkin'dilakukan' kalimat itu, dalam hati seorang istri, bila itu diucapkanseorang suami, pada saat anak ketiganya menangis karena susunya habis?Ada juga anggapan seperti ini, kalimat itu hanya dibutuhkan olehmereka yang romantis dan sedang jatuh cinta, dan itu biasanya adasebelum atau pada awal-awal pernikahan.Setelah usia nikah memasuki tahun ketujuh, realita dan rutinitas sertaperasaan bahwa kita sudah tua membuat kita tidak membutuhkannya lagi.Saya juga hampir percaya bahwa romantika itu tidak akan akan bertahan didepan gelombang realitas atau bertahan untuk tetap berjalan bersama usiapernikahan. Tapi kemudian saya menemukan ada satu fitrah yang lekat kuatdalam din manusia bahwa sifat kekanak kanakan ?dan tentu dengan segalakebutuhan psikologisnya?tidak akan pernah lenyap sama sekali dankepribadian seseorang selama apapun usia memakan perasaannya. Kebutuhananak-anak akan ungkapan ungkapan verbal yang sederhana dan lugas danekspresi rasa cinta itu sama-sama dibutuhkan dan tidak ada alasan untukmengatakan bahwa yang satu Iebih dibutuhkan dan yang lain.Perasaan manusia selamanya fluktuatif. Demikian pula semua jenis emosi yangdianggap dalam perasaan kita. Kadar rasa cinta, benci, takut, senang dansemacamnya tidak akan pernah sama dari waktu ke waktu. Tetapi yang mungkinterasa sublim adalah bahwa fluktuasi perasaan itu sering tidak disadari dantidak terungkap atau disadari tapi tidak terungkap.Situasi ini kemudian mengantar kepada kenyataan lain. Bahwa setiap kitatidak akan pernah bisa mengetahui dengan pasti perasaan orang lain terhadapdirinya. kita mungkin bisa menangkap itu dan sorotan mata, gerak tubuh danperlakuan umum, tapi detil perasaan itu tetap tidak tertangkap selama iatidak diungkap seeara verbal.Perlukah detail perasaan itu kita ketahui, kalau isyarat isyaratnya sudahterungkap? Mungkin ya mungkin tidak. Tapi yang pasti bahwa kita semua, danwaktu ke waktu, membutuhkan kepastian. Kepastian bahwa kita tidak salahmemahami isyarat tersebut. Bukankah kepastian juga yang diminta NabiIbrahim ketika beliau ingin menghidupkan dan mematikan?Dan suasana ketidak pastian itulah biasanya setan memasuki dunia hati kita.Karena salah satu misi besar setan, kata Ibnul Qoyyim al Jauziyyah adalahmemisahkan orang yang saling mencintai "Dan mereka belajar dan keduanyasesuatu yang dengannya mereka dapat memisahkan seseorang dan pasangannya."(QS.2:102)
Dari 'bab' inilah ungkapan verbal berupa kata menemukan maknanya. Bahkansesungguhnya ada begitu banyak kekurangan dalam perbuatan yang bebanpsikologisnya dapat terkurangi dengan kata. Ketika Anda menolak seorangpengemis karena tidak memiliki sesuatu yang dapat Anda sedekahkan, itutentu sakit bagi pengemis itu. Tapi Allah menyuruh kita 'mengurangi' bebansakit itu dengan kata yang baik. Bukankah "perkataan yang baik lebih baikdan sedekah yang disertai cacian?"Selanjutnya, perhatikan riwayat berikut ini: Suatu ketika seorang sababatduduk bersama Rasulullah saw. Kemudian seorang sahabat yang lain berlalu didepan mereka. Sahabat yang duduk bersama Rasulullah saw. itu berkata kepadaRasulullah saw."Ya Rasulullah, sesungguhnya aku mencintai orang itu."Sudahkah engkau menyatakan cintamu padanya?" tanya Rasulullah saw."Belum, ya Rasululllah." kata sahabat itu."Pergilah menemui orang itu dan katakan bahwa karena kamu mencintainya,"kata Rasulullah saw Jika kepada sesama sahabat,saudara atau ikhwah rasa cinta harus diungkapkan secara verbal, dapatkah kita membayangkan, seperti apakah verbalnya ungkapan rasa cinta yang semestinya kita berikan kepada istri kita? Apakah makhluk yang satu itu, yang mendampingi kita lebih banyak dalam saat-saatlelah dan susah dibanding saat-saat suka dan lapang, tidak lebih berhak untuk mendengarkan ungkapan rasa cinta itu?
Sekarang simak kisah Aisyah berikut mi:Aisyah seringkali bermanja-manja kepada Rasulullah SAW. karena hanya dialahsatu?satunya istri beliau yang perawan. Tapi, suatu waktu Aisyah masihbertanya juga kepada Rasulullah saw:Jika engkau turun di suatu lembah lalu engkau lihat di situ ada rumput yangtelah dimakan?oleh gembala lain? dan ada rumput yang belum dimakan, dirumput ,manakah gembalamu engkau suruh makan?"Maka Rasulullah saw. menjawab,Tentulah pada rumput yang belum dimakan (gembala lain). (HR. Bukhari).Apakah Aisyah tidak tahu bahwa Rasulullah saw. sangat dan sangatmencintainya? Tentu saja tahu. Bahkan sangat tahu. Tapi mengapa ia masihharus bertanya dengan 'metafor' seperti di atas, dengan menonjolkankeperawanannya sebagai kelebihan yang membuatnya berbeda dan istri-istriRasulullah saw. lainnya?Apakah ia ragu? Saya tidak yakin kalau itu dirasakan Aisyah. Ia?dalamkonteks hadits tadi? rasanya hanya menginginkan kepastian lebih banyak,peneguhan lebih banyak. Karena kepastian itu, karena peneguhan itu,memberinya nuansa jiwa yang lain; semacam rasa puas ? dari waktu ke waktu?bahwa 'lebih' dan istri-istri Rasulullah saw yang lain, bahwa ia lebihistimewa.Di tengah kesulitan ekonomi seperti sekarang, tidak banyak di antara kitayang sanggup memenuhi kebutuhan-kebutuhan rumah tangga secara ideal.
Dan dalam banyak hal kita mungkin perlu untuk lebih 'tasamuh' (Toleransi/lapangdada) dalam memandang hubungan 'hak dan kewajiban' yang sering kalimenandai bentuk hubungan kita secara harfiah. Atau mungkin mengurangi efekpsikologis yang ditumbuhkan oleh ketidakmampuan kita memenuhi semuakewajibandengan 'kata yang baik.Anda mungkin sering melihat betapa lelahnya istri Anda menyelesaikanpekerjaan-pekerjaan rumah. Mulai dari memasak, mencuci sampai menjaga danmerawatanak. Kerja berat itu sering kali tidak disertai dengan sarana teknologiyang mungkin dapat memudahkannya. Setan apakah yang telah meyakinkan kitabegitu rupa bahwa rnakhluk mulia yang bernama istri saya atau istriAndatidak butuh ungkapan "1 love,you" karena ia seorang 'da'iyah', karena iaseorang 'mujahidah' atau karena kita sudah sama-sama tahu, sama-sama paham,atau karena kita sudah sama-sama tua dan karenanya tidak cocok menggunakancara 'anak-anak muda' menyatakan cinta? Setan apakah yang telah membuatkita begitu pelit untuk memberikan sesuatu yang manis walaupun itu hanyaungkapan kata? Setan apakah yang telah membuat kita begitu angkuh untuk maumerendah dan membuka rahasia hati kita yang sesungguhnya dan menyatakannyasecara sederhana dan tanpa beban?Tapi mungkin juga ada situasi begini. Anda mencintai istri Anda. Anda jugatidak terhambat oleh keangkuhan untuk menyatakannya berluang-ulang.Masalahnya hanya satu, Anda tidak biasa melakukan itu. Dan itu membuat Andakaku.Jika Anda termasuk golongan mi, tulislah pula puisi S Djoko Damono inidan berikanlah ia kepada istriAnda melalui putera atau puteri terakhir Anda.
Aku InginAku ingin mencintaimu dengan sederhana :
dengan kata yang tak sempat diucapkankayu kepada api yang menjadikannya abu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana :
dengan isyarat yang tak sempat disampaikanawan kepada hujan yang menjadikannya tiada
Dikutip dari Buku "Biar Kuncupnya Mekar Jadi Bunga"Oleh Muhammad Anis Matta (Direktur LPI Al Manar Jakarta)

Comments

Popular posts from this blog

my Special Student

Seneng...happy lega dan terharu...itulah yang aku rasakan ketika murid 'istimewaku' menyelesaikan Iqra jilid 6 minggu yang lalu...percaya atau nggak aku menitikkan airmata dan menangis sesenggukan dihadapan dia, ibu dan kakak perempuannya....yah...airmata bahagia karena dia yang setahun yang lalu tidak tahu sama sekali huruf hijaiyah kini bisa membaca Al Quran meski masih pelan dan terbata bata...tapi makhrojul hurufnya bagus, ghunnahnya ada, bacaan Mad-nya benar....dan aku bayangkan jika seterusnya dia membaca Quran dan mungkin mengajarkannya kepada orang lain maka inshaAllah akan banyak pahala berlipat ganda... Namanya Tasfiyah ...seorang gadis cilik bangladeshi berusia 6 tahun saat pertama kali aku bertemu dengannya....Ibunya sengaja mengundangku datang ke rumah nya karena memang tasfi tidak suka dan tidak mau pergi ke masjid kenapa? karena sangat melelahkan...bayangkan aja 2 jam di setiap hari sepulang sekolah, belum lagi belajar bersama dengan 30 orang murid didampingi 1

Tuk Semua Ibu-Ibu

At 05 July, 2006 , Mother of Abdullaah said… Whaa kalo aku pribadi, emaknya sendiri musti banyak belajar.. kira2 kalo ngimpi punya anak hafidzah 'layak' gak ya :D At 05 July, 2006 , Inaya Salisya said… Wah subhanalloh ya.. Ina juga pengen mbak, tapi ga ada do it hehe... ummu Aqilla terharuuu...terharu biru...jadi semangat nyiapin anak jd hafidz nhafidzah. jazakillahkhoir, ukh! Atas dasar 3 komen diatas akhirnya aku tertarik untuk ngasih komentar tentang cita cita punya anak hazidz/hafidzah...dimanapun seorang ibu pasti ingin anak2nya menjadi anak yang sholeh dan sholehah...hanya mungkin gambaran masing2 ibu berbeda dan derajat kesholehan yang mereka gambarkan dan inginkan juga pasti berbeda satu sama lain.....namun terlepas dari itu semua, setiap ibu muslimah pasti sangat bahagia dan bangga jika punya anak2 yang bisa menjadi penghapal Quran alias hafidz...kenapa ? karena sekian banyak pahala yang bakal dapat diraih dari sang Ortu dan juga sang anak..hanya saja cita2 y

Kisah sedih seorang dokter

Al kisah ada seorang teman laki laki yang pernah bersekolah dengan suami waktu jaman SMP dan SMA. Sebut saja namanya Amr, Amr datang dari keluarga miskin bahkan bisa dibilang sangat miskin, dia dirawat oleh bibinya yang juga kekurangan. Tidak jarang Amr harus menahan lapar ketika berangkat sekolah. Namun semangatnya yang tinggi mengalahkan rasa laparnya....hari berganti hari, Amr melanjutkan sekolah ke SMP, disitulah Amr bertemu dengan suamiku, hampir tiap hari mereka berbagi makanan bersama, subhanAllah...meski demikian, bisa dibilang Amr sangat cerdas dan pekerja keras, hal ini terbukti dengan prestasi sekolah yang patut bibnya banggakan. Di SMP itu ada sekitar 12 kelas dan masing masing kelas ada sekitar 70 siswa.....diantara ratusan siswa Amr selalu menjadi juara 1, sampai sampai dia diberi kebolehan naik kelas berikutnya hanya dalam waktu 6 bulan, walhasil dalam setahun dia naik kelas 2 kali dan setiap naik kelas dia selalu menjadi TOP STUDENT! Ketika masuk SMA, hal yang sam