Sering kali aku berkata; "Ketika orang memuji milikku";bahwa semua ini hanya titipan,bahwa mobilku hanya titipan-Nya,bahwa rumahku hanya titipan-Nya,bahwa hartaku hanya titipan-Nya.
Tetapi kenapa aku tak pernah bertanya,mengapa DIA menitipkannya padaku?,untuk apa DIA menitipkan ini padaku?,dan kalau bukan milikku,apa yang harus kulakukan untuk milik-NYA ini?,mengapa hatiku justru merasa berat ketika titipan itu diminta kembali oleh-NYA?
Ketika diminta kembali;kusebut itu sebagai musibah,kusebut itu sebagai ujian,kusebut itu sebagai petaka,kusebut dengan pangilan apa saja untuk melukiskan itu adalah derita.
Ketika aku berdoa;kuminta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku,aku ingin lebih banyak harta,ingin lebih banyak mobil,lebih banyak rumah,lebih banyak popularitas.Kutolak sakit,kutolak kemiskinan,seolah semua derita hukuman bagiku.
Seolah keadilan dan kasih-NYA bagiku harus berjalan seperti matematika;aku rajin ibadah,maka selayaknya derita menjauh dariku,dan nikmat dunia kerap menghampiriku,kuperlakukan Dia seolah mitra dagang,dan bukan kekasih,kumita Dia membalas perilaku baikku,dan menolak keputusan-NYA yang tak sesuai keinginanku,padahal tiap hari kuberucap;hidup dan matiku hanya untuk beribadah.
Astaghfirullaah...
Seneng...happy lega dan terharu...itulah yang aku rasakan ketika murid 'istimewaku' menyelesaikan Iqra jilid 6 minggu yang lalu...percaya atau nggak aku menitikkan airmata dan menangis sesenggukan dihadapan dia, ibu dan kakak perempuannya....yah...airmata bahagia karena dia yang setahun yang lalu tidak tahu sama sekali huruf hijaiyah kini bisa membaca Al Quran meski masih pelan dan terbata bata...tapi makhrojul hurufnya bagus, ghunnahnya ada, bacaan Mad-nya benar....dan aku bayangkan jika seterusnya dia membaca Quran dan mungkin mengajarkannya kepada orang lain maka inshaAllah akan banyak pahala berlipat ganda... Namanya Tasfiyah ...seorang gadis cilik bangladeshi berusia 6 tahun saat pertama kali aku bertemu dengannya....Ibunya sengaja mengundangku datang ke rumah nya karena memang tasfi tidak suka dan tidak mau pergi ke masjid kenapa? karena sangat melelahkan...bayangkan aja 2 jam di setiap hari sepulang sekolah, belum lagi belajar bersama dengan 30 orang murid didampingi 1
Comments